Monday, August 18, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Senin 25 Agustus 2025 Lengkap Renungan Harian, Pekan Biasa Biasa XXI, Warna Liturgi Hijau

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 25 Agustus 2025.

Kalender Liturgi hari Senin 25 Agustus 2025 merupakan Pekan Biasa Biasa XXI, Peringatan Ludovikus, Yosef dr Calasanz, Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 25 Agustus 2025:

Bacaan Pertama: 1Tes. 1:2b-5,8b-10

Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.

Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.

Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.

Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.

Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.

Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b

Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh.

Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!

Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!

Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.

Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka!

Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,

untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Haleluya!

Bacaan Injil: Mat. 23:13-22

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

(Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.)

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.

Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.

Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?

Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.

Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.

Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.

Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Senin 25 Agustus 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Bacaan hari ini menghadapkan kita pada dua wajah iman. Dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika, kita melihat wajah iman yang penuh syukur, iman yang nyata dalam perbuatan kasih, ketekunan, dan pengharapan. Paulus bersukacita karena Injil bukan hanya berhenti di telinga mereka sebagai kata-kata, tetapi hidup dalam diri mereka dengan kekuatan Roh Kudus, hingga dari mereka terdengar kabar iman yang menggema ke segala tempat. Inilah iman yang sungguh berbuah: iman yang menghidupkan, iman yang menjadi kesaksian, iman yang membawa terang Kristus bagi banyak orang.

Sebaliknya, dalam Injil menurut Matius, kita mendengar suara Yesus yang tegas, bahkan keras, terhadap ahli Taurat dan orang Farisi. Kata-kata “Celakalah kamu” diulang-ulang, bukan karena Yesus ingin menghukum, melainkan karena Ia menyingkapkan kepalsuan: iman yang hanya tinggal di bibir, doa yang panjang tetapi kosong, aturan yang dipakai untuk mengikat orang tetapi tidak membawa mereka masuk ke dalam kasih Allah. Yesus menegur mereka karena hidup mereka menjadi batu sandungan. Mereka menutup pintu Kerajaan Surga, bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk diri mereka sendiri.

Saudara-saudari yang terkasih, di sinilah kita diajak bercermin. Apakah iman kita lebih menyerupai jemaat Tesalonika yang hidup dari kasih, ataukah kadang kita jatuh pada sikap Farisi yang hanya mementingkan wajah lahiriah agama? Mudah sekali bagi kita untuk kelihatan saleh di luar: rajin hadir di Gereja, ikut kegiatan rohani, bahkan aktif dalam pelayanan. Tetapi apakah di dalam hati, iman itu sungguh menjadi daya hidup? Apakah orang lain merasakan kasih Kristus lewat sikap dan kata-kata kita? Atau justru kita menjadi alasan bagi orang untuk menjauh dari Gereja, karena yang mereka lihat bukan terang Kristus, melainkan kemunafikan manusia?

Yesus tidak menolak kesalehan lahiriah. Ia tidak menolak Bait Suci, mezbah, atau persembahan. Tetapi Ia menegaskan: semua itu hanyalah tanda yang mengarah kepada Allah. Jika tanda itu kita angkat lebih tinggi daripada Allah sendiri, kita kehilangan inti iman. Sama seperti dalam hidup kita, doa, rosario, misa, devosi—semuanya sangat indah dan penting. Tetapi semua itu harus menuntun kita kepada Allah yang hidup, bukan sekadar menjadi rutinitas kosong atau kebanggaan diri.

Rasul Paulus menunjukkan jalan yang benar: iman yang bekerja dalam kasih, iman yang tekun berharap kepada Kristus, iman yang nyata dalam perbuatan sehari-hari. Itulah iman yang tidak menutup pintu Kerajaan Surga, melainkan justru membuka pintu lebar-lebar, sehingga orang lain pun merasakan damai dan kasih Allah.

Maka marilah kita renungkan: dalam keluarga, apakah iman saya menghadirkan kasih, kesabaran, dan pengampunan? Dalam pekerjaan, apakah iman saya tercermin dalam kejujuran dan tanggung jawab? Dalam masyarakat, apakah kehadiran saya menjadi berkat yang membawa orang makin dekat kepada Allah? Jangan sampai iman kita hanya berhenti di kata-kata, atau hanya untuk dinilai orang. Biarlah iman kita berakar dalam hati, bertumbuh dalam kasih, dan berbuah dalam kehidupan nyata.

Saudara-saudari terkasih, dunia hari ini haus akan kesaksian yang nyata. Banyak orang mencari arti hidup, mencari kebenaran, mencari penghiburan. Mereka tidak hanya membutuhkan kata-kata, tetapi contoh hidup. Mari kita belajar dari jemaat Tesalonika: iman yang sederhana tetapi sungguh hidup, iman yang memberi harapan, iman yang menular. Dengan begitu, kita tidak menjadi orang Farisi yang menutup pintu, melainkan menjadi saksi Kristus yang membuka jalan menuju Allah.

Semoga sabda hari ini menguatkan kita untuk meninggalkan kemunafikan, hidup dalam ketulusan, dan setia menjadi saksi kasih Kristus di tengah dunia. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, jauhkanlah aku dari kemunafikan dan kesombongan. Ajarlah aku beriman dengan tulus, mengasihi tanpa pamrih, dan memberi teladan yang membawa sesama semakin dekat kepada-Mu. Jadikan hidupku pintu terbuka bagi kasih-Mu yang hidup dan menyelamatkan. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Promo Superindo Weekday Periode 18-21 Agustus 2025, Beli 2 Lebih Hemat Diskon Sampai 50%

Gengs, siap-siap deh karena Superindo lagi bagi-bagi diskon gokil buat lo yang mau belanja hemat awal pekan! Periode 18-21...

More Articles Like This

Favorite Post