Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 8 September 2025.
Kalender Liturgi hari Senin 8 September 2025 merupakan Hari Senin Biasa XXIII, Pesta kelahiran Santa Perawan Maria, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 8 September 2025:
Bacaan Pertama: Mikha 5:1-4a
Tibalah saatnya perempuan yang mengandung itu melahirkan.
Beginilah firman Tuhan, “Hai Betlehem di wilayah Efrata, hai engkau yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, yang sudah ada sejak dahulu kala.
Ia akan membiarkan mereka sampai saatnya perempuan yang mengandung itu telah melahirkan; lalu saudara-saudaranya yang masih ada akan kembali kepada orang Israel. Maka,
ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan Tuhan, dalam kemegahan nama Tuhan Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 13:6ab,6cd
Ref. Aku bersukacita dalam Tuhan.
Ya Tuhan, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorai karena penyelamatan-Mu.
Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.
Bait Pengantar Injil: Yoh 15:16
Ref. Alleluya.
Berbahagialah engkau, hai Perawan Maria, dan sangat terpuji. Sebab dari padamu telah terbit Sang Surya Keadilan, yakni Kristus, Allah kita.
Bacaan Injil: Matius 1:1-16,18-23
Anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub,
Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya. Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dan Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram.
Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai.
Isai memperanakkan Raja Daud, Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa. Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia.
Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia. Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel.
Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor. Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim. Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan.
Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. (Kelahiran Yesus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu,
malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang dinyatakan oleh nabi, “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Immanuel” yang berarti: Allah menyertai kita.)
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 8 September 2025
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Bacaan hari ini sungguh indah karena menghubungkan janji Allah sejak dahulu kala dengan pemenuhannya dalam Yesus Kristus. Nabi Mikha menubuatkan bahwa dari Betlehem, kota kecil dan sederhana, akan lahir seorang yang akan menggembalakan umat Allah, yang asal-usul-Nya sudah sejak purbakala. Betlehem, yang nyaris tidak diperhitungkan orang, justru dipilih Allah sebagai tempat lahirnya Sang Juruselamat.
Saudara-saudari, di sini kita melihat cara Allah bekerja. Allah tidak mencari yang besar, yang kuat, atau yang berpengaruh. Allah tidak memandang kemegahan duniawi, tetapi justru hadir dalam kesederhanaan. Betlehem kecil, Maria sederhana, Yusuf pun seorang tukang kayu biasa. Namun dari kesederhanaan inilah lahir Sang Immanuel, Allah yang beserta kita.
Injil hari ini memperlihatkan bagaimana janji itu diwujudkan. Dengan sabar kita mendengar silsilah panjang, dari Abraham sampai kepada Yesus. Nama demi nama disebut, bahkan termasuk orang-orang yang kisahnya penuh kelemahan dan dosa. Ada Rahab, seorang perempuan berdosa; ada Daud, yang jatuh dalam dosa besar; ada banyak raja yang gagal setia. Namun semua nama itu tetap menjadi bagian dari rencana Allah. Allah tidak pernah membatalkan karya-Nya hanya karena manusia lemah. Justru melalui sejarah manusia yang penuh kekurangan, Allah tetap setia menepati janji-Nya.
Yusuf menjadi teladan istimewa dalam Injil ini. Ketika ia bingung, ketika hatinya hancur karena Maria mengandung sebelum mereka hidup sebagai suami-istri, ia memilih untuk tidak mempermalukan Maria. Ia orang benar, tetapi sekaligus penuh belas kasih. Dalam kebingungannya, ia masih mencari jalan yang baik. Dan di situlah Allah hadir, melalui malaikat yang meneguhkannya: “Jangan takut.” Kata-kata ini bukan hanya untuk Yusuf, tetapi juga untuk kita semua. Jangan takut, sebab Allah beserta kita.
Saudara-saudari terkasih, pesan ini sangat nyata untuk kehidupan kita sekarang. Betapa sering kita merasa kecil seperti Betlehem, merasa tidak berdaya menghadapi masalah hidup, merasa tidak cukup baik atau tidak sempurna. Kadang kita melihat hidup kita penuh dengan “silsilah” kegagalan, luka, dosa, dan kerapuhan. Namun hari ini Allah meneguhkan kita: dari hal-hal yang kecil, Allah bisa melahirkan sesuatu yang besar. Dari sejarah hidup kita yang rapuh, Allah bisa menghadirkan karya keselamatan-Nya. Dari keluarga kita yang sederhana, Allah bisa menyatakan kasih-Nya.
Immanuel berarti “Allah beserta kita.” Bukan Allah yang jauh di langit, tetapi Allah yang mau tinggal di tengah-tengah kita. Ia hadir di ruang makan keluarga kita, Ia hadir dalam pekerjaan sehari-hari, Ia hadir dalam pergumulan kita melawan dosa, Ia hadir dalam air mata dan senyum kita. Kehadiran-Nya nyata dan dekat.
Maka marilah kita belajar dari Yusuf dan Maria, belajar untuk percaya walau tidak selalu mengerti, belajar untuk berani berkata “ya” meski jalan ke depan belum jelas. Kita diajak untuk percaya bahwa Allah yang setia itu tidak pernah meninggalkan kita. Kalau Allah sanggup menepati janji yang sudah dinubuatkan sejak purbakala, kalau Allah sanggup melahirkan terang keselamatan dari kota kecil Betlehem, maka Ia juga sanggup bekerja dalam hidup kita hari ini.
Saudara-saudari, hari ini kita diteguhkan: jangan takut, Allah beserta kita. Mari kita jalani hidup ini dengan iman dan pengharapan, sebab kita tidak pernah sendiri. Dalam suka maupun duka, dalam keluarga maupun pekerjaan, dalam keberhasilan maupun kegagalan, Allah hadir. Dialah Immanuel, Allah yang beserta kita.
Amin.