Friday, October 17, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 24 Oktober 2025 Lukas 12:54-59 dan Renungan Harian Katolik, Hari Jumat Biasa XXIX

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 24 Oktober 2025.

Kalender Liturgi hari Jumat 24 Oktober 2025 merupakan Hari Jumat Biasa XXIX, Perayaan fakultatif Santo Antonius Maria Claret, Uskup dan Pengaku-Iman dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 24 Oktober 2025:

Bacaan Pertama : Rm. 7:18-25a

Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.

Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.

Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.

Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,

tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (7-26) Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan : Mzm 119:66,68,76,77,93.94

Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu.

Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

Biarlah rahmat-Mu sampai kepadaku, supaya aku hidup, sebab Taurat-Mu adalah kegemaranku.

Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.

Aku kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.

Bait Pengantar Injil : Matius 11:25

Ref. Alleluya, alleluya.

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Bacaan Injil : Lukas 12:54-59

Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, “Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, ‘Akan datang hujan.’

Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, ‘Hari akan panas terik.’

Dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?

Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?

Jika engkau dan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan.

Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.

Aku berkata kepadamu, ‘Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu’.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Jumat 24 Oktober 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Hari ini, Sabda Tuhan dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma dan dari Injil Lukas mengajak kita untuk bercermin — bukan pada wajah kita, tetapi pada hati kita sendiri. Rasul Paulus berbicara dengan jujur tentang pergulatan batin manusia: “Kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.” Ia menyadari bahwa di dalam dirinya ada keinginan untuk melakukan yang baik, namun justru sering yang keluar adalah hal-hal yang bertentangan dengan kehendak itu. Betapa manusiawi kata-kata Paulus ini. Bukankah kita semua pernah merasakannya? Kita ingin sabar, tetapi akhirnya marah. Kita ingin jujur, tetapi kadang memilih jalan pintas. Kita ingin mengampuni, tetapi masih sulit melupakan luka.

Paulus tidak sedang merendahkan diri atau menuduh manusia itu jahat, melainkan sedang membuka kenyataan bahwa dalam diri setiap orang ada pertarungan — antara keinginan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan dorongan untuk mengikuti kelemahan diri. Ia menyadari, manusia tidak bisa keluar dari lingkaran itu sendirian. “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” serunya dengan jujur. Dan jawabannya pun lahir dari iman yang dalam: “Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”

Inilah titik terang: kita diselamatkan bukan karena kita sempurna, tetapi karena kita diampuni. Karena kasih Kristus lebih besar daripada kelemahan kita. Pengakuan akan dosa bukan akhir dari kisah manusia, melainkan pintu menuju rahmat Allah.

Lalu, Injil hari ini mengajak kita melangkah lebih jauh. Yesus menegur orang banyak karena mereka pandai membaca tanda-tanda alam, tetapi tidak mampu membaca tanda-tanda zaman. Mereka bisa menebak cuaca, tapi tak mampu mengenali kehadiran Allah yang sedang bekerja di tengah hidup mereka. Yesus seolah berkata: “Kalian bisa melihat awan dan tahu hujan akan datang, tapi mengapa kalian tidak bisa melihat bahwa Allah sedang berbicara kepada kalian lewat peristiwa hidup?”

Saudara-saudari, mungkin di sinilah kita sering jatuh: kita terlalu sibuk menilai keadaan luar, tapi jarang berhenti untuk menilai hati sendiri. Kita cepat membaca berita, cepat menilai orang lain, tetapi lambat membaca gerak kasih Allah di balik semua itu. Padahal tanda-tanda zaman bukan hanya soal politik, bencana, atau perubahan dunia. Tanda zaman bisa muncul dalam hal-hal sederhana: dalam anak yang mulai menjauh dari rumah, dalam pasangan yang mulai kehilangan komunikasi, dalam hati yang mulai kering dalam doa. Itulah tanda-tanda yang perlu kita baca — bukan untuk menakuti, tetapi untuk bertobat, untuk kembali berdamai, untuk memperbaiki relasi.

Yesus memberi perumpamaan tentang orang yang harus berdamai dengan lawannya sebelum sampai ke penguasa. Ia tidak sekadar bicara soal hukum atau utang, melainkan soal hati yang menunda perdamaian. Kalau kita terus menunda berdamai, entah dengan orang lain atau dengan diri sendiri, kita akan terpenjara oleh luka dan dendam. Kita tidak akan keluar dari “penjara” itu sebelum kita membayar lunas dengan kerendahan hati dan kasih.

Maka, hari ini Sabda Tuhan mengundang kita untuk berani jujur seperti Paulus — mengakui bahwa kita lemah, tetapi tidak menyerah pada kelemahan itu. Lalu, untuk peka seperti Yesus inginkan — mampu membaca tanda-tanda kasih Allah dalam hidup kita sehari-hari.

Mungkin tanda itu hadir dalam teguran yang lembut, dalam kegelisahan batin, dalam kegagalan, bahkan dalam sakit atau kesepian. Semua itu bisa menjadi jalan bagi Tuhan untuk berbicara kepada kita. Ia tidak berteriak, Ia berbisik lewat hidup kita.

Marilah kita belajar membaca tanda-tanda itu dengan hati yang jernih. Jangan hanya menilai keadaan, tapi renungkan apa yang Allah ingin sampaikan. Jangan hanya mengeluh tentang kesulitan, tapi tanyakan: “Tuhan, apa yang Kau ingin ajarkan padaku lewat ini?”

Dan bila kita jatuh lagi ke dalam dosa, jangan takut. Katakan bersama Paulus: “Syukur kepada Allah, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” Karena hanya dengan-Nya, yang jahat dalam diri kita bisa dipadamkan oleh kasih yang lebih besar.

Semoga dalam setiap pergulatan, kita tetap percaya bahwa Tuhan tidak pernah jauh. Ia ada — bahkan di dalam kelemahan kita. Ia tidak menunggu kita sempurna untuk mengasihi, tetapi justru masuk ke dalam ketidaksempurnaan kita untuk menyelamatkan.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ajarilah aku membaca tanda-tanda kasih-Mu dalam hidupku. Ketika aku lemah, kuatkanlah aku untuk memilih yang baik. Ampunilah kelemahanku, dan jadikan hatiku damai agar aku mampu berdamai dengan sesama serta setia mengikuti kehendak-Mu setiap hari. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Kuasa Hukum Sebut Andre Taulany Kecewa Gugatan Cerai Viral tapi Pahami Dokumen Pengadilan Bersifat Terbuka

Setelah beberapa hari jagat maya heboh memb ahas bocoran isi gugatan cerainya, Andre Taulany akhirnya angkat bicara. Lewat kuasa...

More Articles Like This

Favorite Post