Sunday, October 19, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Sabtu 25 Oktober 2025 Lukas 13:1-9 dan Renungan Harian Katolik, Hari Sabtu Biasa XXIX

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 25 Oktober 2025.

Kalender Liturgi hari Sabtu 25 Oktober 2025 merupakan Hari Sabtu Biasa XXIX, Santo Gaudensius, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Krisantus dan Daria, Martir, Santa Margaretha, Martir dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 25 Oktober 2025:

Bacaan Pertama: Rm 8:1-11

Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari alam maut tinggal dalam dirimu.

Saudara-saudara,bagi mereka yang ada dalam Kristus Yesus tidak ada penghukuman. Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kalian dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat yang tidak berdaya karena daging,telah dilakukan oleh Allah.

Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa,Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging agar tuntutan hukum Taurat digenapi dalam diri kita. Sebab kita tidak hidup menurut daging, melainkan menurut Roh.

Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;tetapi mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.Keinginan daging ialah maut, tetapi keinginan Roh ialah hidup dan damai sejahtera.

Sebab keinginan daging itu bermusuhan dengan Allah,karena ia tidak takluk kepada hukum Allah.Hal ini memang tidak mungkin baginya!Mereka yang hidup dalam daging,tidak mungkin berkenan di hati Allah.

Tetapi kalian tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal dalam dirimu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus. Tetapi kalau Kristus ada di dalam dirimu,maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah hidup karena kebenaran.

Dan jika Roh Allah, yang membangkitkan Yesus dari alam maut, diam dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6

Ref: Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.

Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil: Yeh 33:11

Tuhan telah berfirman,”Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup.”

Bacaan Injil: Luk 13:1-9

Jikalau kalian semua tidak bertobat,kalian pun akan binasa dengan cara demikian.

Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan.

Berkatalah Yesus kepada mereka, “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu.

Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem?

Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian.” Kemudian Yesus menceriterakan perumpamaan ini,”Ada seorang mempunyai pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya.Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya.

Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu,’Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?’

Pengurus kebun anggur itu menjawab, ‘Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah’!”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Sabtu 25 Oktober 2025

Tema: “Roh yang Menghidupkan dan Pertobatan yang Berbuah”

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
kadang kita mendengar kabar buruk — tragedi, bencana, atau kematian orang lain — dan tanpa sadar, kita cepat menilai, “Mungkin mereka dihukum karena dosa mereka.” Pikiran seperti itu sebenarnya bukan hal baru. Dalam Injil hari ini, Yesus juga menghadapi orang-orang yang datang membawa kabar tentang orang Galilea yang dibunuh Pilatus, atau tentang korban yang tertimpa menara di Siloam. Tetapi Yesus menolak cara berpikir itu. Ia tidak mau kita sibuk menilai orang lain, seolah kita tahu rahasia rencana Allah. Sebaliknya, Yesus mengajak kita memeriksa hati sendiri. “Jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian.”

Kalimat Yesus ini terdengar keras, tapi sesungguhnya penuh kasih. Ia tidak mengancam, Ia memperingatkan. Ia tidak menuduh, Ia mengundang. Yesus mau menegur setiap kita yang terlalu sibuk melihat kesalahan orang lain, tapi lupa bercermin pada diri sendiri. Ia tahu, bahwa bahaya terbesar bukan datang dari luar, melainkan dari dalam hati manusia — dari kekerasan hati, dari kesombongan yang tidak mau berubah, dari kebiasaan berdosa yang dianggap “biasa”.

Lalu Yesus menceritakan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Tiga tahun sudah, pohon itu tidak menghasilkan apa-apa. Pemiliknya ingin menebang, tapi pengurus kebun memohon, “Tuan, biarkanlah satu tahun lagi. Aku akan mencangkul dan memberi pupuk. Mungkin tahun depan akan berbuah.”
Begitulah Allah berurusan dengan kita. Ia bukan Allah yang cepat menghukum, tetapi Allah yang sabar, memberi kesempatan, memberi waktu, memberi harapan. Kita ini sering seperti pohon ara itu: masih hidup, tapi tidak berbuah. Kita masih berdoa, masih datang ke gereja, tapi mungkin hidup kita belum sungguh menghasilkan kasih, pengampunan, kebaikan, dan perubahan nyata. Namun Allah tidak menyerah pada kita. Ia menunggu, bahkan “mencangkul” hati kita lewat pengalaman hidup, mungkin lewat penderitaan, kegagalan, atau bahkan teguran yang menyakitkan — supaya kita sadar, bertumbuh, dan mulai berbuah.

Saudara-saudari,
Bacaan pertama dari surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma menegaskan bahwa kita bukan lagi hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari maut tinggal di dalam kita. Artinya, di dalam diri setiap orang yang percaya, ada kekuatan hidup baru — kekuatan yang memerdekakan kita dari dosa, dari rasa bersalah, dari kebiasaan lama yang menjerat. Jika kita hidup menurut Roh, maka hidup kita akan memancarkan damai sejahtera. Tapi bila kita hidup menurut “daging”, artinya hanya menuruti keinginan diri sendiri, hidup kita akan terasa hampa, penuh persaingan, dan kehilangan arah.

Hidup menurut Roh berarti membuka diri pada Allah yang setiap hari membarui kita. Artinya mau berubah, mau bertobat, meskipun perlahan. Tidak harus sempurna hari ini juga, tetapi setidaknya kita mau digarap oleh Tuhan seperti tanah di sekitar pohon ara itu. Kadang Tuhan “mencangkul” hidup kita melalui masalah, agar kita lebih lembut dan subur bagi benih kasih-Nya. Kadang Ia “memberi pupuk” berupa perhatian orang lain, sabda-Nya yang menguatkan, atau pengalaman rohani yang menggerakkan kita untuk kembali kepada-Nya.

Pertobatan bukan sekadar menyesal atas dosa, tapi membiarkan Allah bekerja di dalam kita. Dan Roh-Nya-lah yang memberi kita kekuatan untuk berubah. Paulus berkata, “Jika Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati tinggal di dalam kamu, Ia akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana.” Ini janji besar: hidup kita yang rapuh ini bisa dihidupkan kembali — bukan hanya nanti di surga, tapi sekarang juga, dalam kasih, dalam pengampunan, dalam kedamaian hati.

Maka hari ini, marilah kita bertanya dalam hati:
Apakah aku masih hidup menurut daging — ego, gengsi, iri hati, kemarahan?
Atau aku mulai membuka diri untuk hidup menurut Roh — membiarkan kasih Allah mengubah cara pandangku, sikapku, dan tindakanku terhadap sesama?

Kalau hidup kita terasa kering, mungkin Tuhan sedang mencangkul tanah hati kita. Kalau hidup terasa berat, mungkin Ia sedang menyiapkan kita untuk berbuah. Dan kalau hari ini kita masih diberi waktu untuk bernafas, itu artinya Tuhan belum menyerah pada kita. Ia masih percaya kita bisa berubah, bisa bertumbuh, dan bisa berbuah.

Saudara-saudari terkasih,
Jangan tunggu sampai besok untuk bertobat. Hari ini adalah waktu rahmat. Selama Roh Allah masih bekerja di dalam diri kita, selama hati kita masih bisa digerakkan oleh belas kasihan dan kebenaran, maka masih ada harapan. Seperti pohon ara itu, kita pun bisa berbuah — mungkin tidak banyak, tapi cukup untuk menghadirkan kehidupan, harapan, dan kasih di sekitar kita.

Semoga Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari maut membangkitkan juga semangat kita yang letih, mengubah hati yang keras menjadi lembut, dan membuat kita hidup sebagai pribadi yang menghasilkan buah pertobatan sejati. Amin. 

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ubahlah hatiku agar mau bertobat dan hidup menurut Roh-Mu. Ajarlah aku berbuah dalam kasih, sabar, dan pengampunan setiap hari. Bila hidupku kering, cangkul dan suburkanlah dengan rahmat-Mu, agar aku selalu hidup dalam damai dan harapan-Mu. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Aplikasi Sentuh Tanahku Bikin Jual Beli Tanah Jadi Aman Cepat dan Bantu Hindari Sertipikat Palsu

Sekarang udah nggak zamannya lagi beli tanah atau rumah dengan rasa was-was. Soalnya, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan...

More Articles Like This

Favorite Post