Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 11 November 2025.
Kalender Liturgi hari Selasa 11 November 2025 merupakan Hari Selasa, Peringatan Wajib Santo Martinus dari Tours Uskup dan Pengaku Iman, Santo Mennas Martir, Santo Teodoros Konstantinopel Martir, Santo Theodoros Studite Abbas dan Pengaku Iman dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 11 November 2025:
Bacaan Pertama: Keb. 2:23-3:9
Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.
Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.
Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka.
Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka,
dan kepergiannya dari kita dipandang sebagai kehancuran, namun mereka berada dalam ketenteraman.
Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan.
Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya.
Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan korban bakaran.
Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api berlari-larian di ladang jerami.
Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat, dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya.
Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 34:2-3,16-17,18-19
Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya!
wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi.
Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.
TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;
Bait Pengantar Injil: Yoh 14:23
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepada-Nya.
Bacaan Injil: Lukas 17:7-10
Kami hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.
Yesus bersabda kepada para murid, “Siapa di antaramu yang mempunyai seorang hamba, yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang, ‘Mari segera makan?’
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu, ‘Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum!
Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum’. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena ia telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kalian.
Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata, ‘Kami ini hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.’
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Selasa 11 November 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Hari ini kita mendengarkan dua bacaan yang, bila direnungkan bersama, mengajarkan kita tentang arti sejati menjadi hamba Allah yang setia — bukan karena ingin dipuji, tapi karena kita tahu siapa Tuhan itu dan siapa kita di hadapan-Nya.
Dalam bacaan pertama, Kitab Kebijaksanaan mengingatkan kita bahwa manusia diciptakan untuk kebakaan, untuk hidup dalam kasih Allah yang abadi. Jiwa orang benar, kata Kitab Suci, “ada di tangan Allah.” Mereka mungkin tampak menderita di mata dunia, tetapi di mata Allah, mereka hidup dalam kedamaian. Tuhan menguji mereka seperti emas di dalam api, bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk memurnikan. Seperti api membakar habis kotoran logam, demikian pula ujian hidup memurnikan hati manusia agar semakin berharga di hadapan Allah.
Dan di sinilah Injil hari ini menyentuh kita lebih dalam. Yesus berkata, “Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata: kami ini hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”
Kalimat ini keras bagi telinga manusia modern. Kita hidup di zaman di mana hampir setiap orang ingin diakui, ingin dihargai, ingin dipuji. Kita ingin hasil kerja keras kita dilihat dan diapresiasi. Tapi Yesus justru mengajak kita masuk ke dalam cara berpikir yang berbeda: menjadi hamba yang melayani bukan karena pujian, melainkan karena cinta.
Santo Martinus dari Tours, yang kita peringati hari ini, adalah teladan indah dari sabda ini. Ia adalah seorang prajurit Romawi yang kemudian menjadi biarawan dan uskup. Kisah paling terkenal darinya adalah ketika ia membelah jubahnya untuk menutupi seorang pengemis yang kedinginan. Malam itu, Yesus menampakkan diri kepadanya mengenakan potongan jubah itu, berkata: “Martinus, orang yang belum dibaptis itu, telah menyelubungi Aku.” Martinus tidak melakukan perbuatan itu untuk dikenal atau dipuji, tapi karena hatinya dikuasai kasih Kristus. Ia hanya melakukan apa yang memang seharusnya dilakukan oleh seorang yang mencintai Tuhan.
Saudara-saudari, menjadi “hamba tak berguna” bukan berarti kita tidak berharga. Justru sebaliknya — itu berarti kita memahami bahwa segala sesuatu yang kita miliki, setiap kemampuan, setiap keberhasilan, bahkan kesempatan untuk berbuat baik, semuanya adalah anugerah Tuhan. Kita hanyalah alat di tangan-Nya. Seorang hamba yang rendah hati tahu bahwa setiap kebaikan yang lahir darinya adalah karya Tuhan yang bekerja melalui dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini bisa sangat sederhana. Ketika seorang ibu menyiapkan makanan setiap hari tanpa mengeluh, ketika seorang ayah bekerja keras demi keluarga tanpa menuntut ucapan terima kasih, ketika seorang anak belajar dengan sungguh-sungguh meski tidak selalu dipuji — di situlah sabda Yesus hidup. Itulah pelayanan yang tulus, yang tidak mencari balasan, tapi dilakukan karena cinta.
Kadang kita ingin merasa dihargai, ingin orang melihat perjuangan kita. Tapi Yesus mengajak kita untuk melayani dengan hati yang bebas — bebas dari haus pujian, bebas dari perhitungan untung rugi. Sebab Tuhan melihat apa yang tersembunyi. Ia tahu setiap keringat, setiap pengorbanan, setiap air mata yang tidak pernah orang lain lihat.
Maka marilah kita belajar menjadi hamba yang rendah hati seperti Yesus sendiri. Ia, Tuhan dan Guru, justru berlutut membasuh kaki murid-murid-Nya. Ia, yang Mahatinggi, rela menjadi yang paling rendah, agar kita tahu bahwa pelayanan adalah jalan menuju kebahagiaan sejati.
Ketika kita bekerja, mengasihi, mengampuni, dan melayani tanpa pamrih, di situlah kita sedang memuliakan Tuhan. Bukan dengan kata-kata besar, tapi dengan hati yang kecil — hati yang tahu bersyukur karena diberi kesempatan untuk mengasihi.
Saudara-saudari terkasih, di dunia yang gemar menilai segala sesuatu dari hasil dan penghargaan, Yesus mengajak kita untuk berfokus pada kesetiaan. Tidak penting seberapa besar karya kita, yang penting seberapa tulus hati kita. Dan kelak, di tangan Allah, setiap kesetiaan kecil itu akan bercahaya seperti emas yang murni.
Semoga Santo Martinus dari Tours menolong kita untuk setia melayani dengan rendah hati, dan semoga dalam setiap hal kecil yang kita lakukan dengan cinta, kita menemukan kebahagiaan yang sejati di dalam Tuhan. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarilah aku melayani dengan tulus tanpa mencari pujian. Jadikan hatiku rendah dan setia dalam setiap tugas kecil. Semoga setiap kebaikan yang kulakukan menjadi ungkapan cintaku kepada-Mu, dan aku bersyukur boleh menjadi hamba-Mu yang sederhana. Amin.
