Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Kamis 13 November 2025.
Kalender Liturgi hari Kamis 13 November 2025 merupakan Hari Kamis Biasa XXXII, Santo Stanislaus Kostka Pengaku Iman, Santo Didakus Pengaku Iman, Santa Fransiska Xaveria Cabrini Pengaku Iman dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Kamis 13 November 2025:
Bacaan Pertama: Keb. 7:22-8:1
Sebab di dalam dia ada roh yang arif dan kudus, tunggal, majemuk dan halus, mudah bergerak, jernih dan tidak bernoda, terang, tidak dapat dirusak, suka akan yang baik dan tajam,
tidak tertahan, murah hati dan sayang akan manusia, tetap, tidak bergoyang dan tanpa kesusahan, mahakuasa dan memelihara semuanya serta menyelami sekalian roh, yang arif, murni dan halus sekalipun.
Sebab kebijaksanaan lebih lincah dari segala gerakan, karena dengan kemurniannya ia menembusi dan melintasi segala-galanya.
Kebijaksanaan adalah pernafasan kekuatan Allah, dan pancaran murni dari kemuliaan Yang Mahakuasa. Karena itu tidak ada sesuatupun yang bernoda masuk ke dalamnya.
Karena kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda dari kegiatan Allah, dan gambar kebaikan-Nya.
Meskipun tunggal namun kebijaksanaan mampu akan segala-galanya, dan walaupun tinggal di dalam dirinya, namun membaharui semuanya. Dari angkatan yang satu ke angkatan yang lain ia beralih masuk ke dalam jiwa-jiwa yang suci, yang olehnya dijadikan sahabat Allah dan nabi.
Tiada sesuatupun yang dikasihi Allah kecuali orang yang berdiam bersama dengan kebijaksanaan.
Sebab ia adalah lebih indah dari pada matahari, dan mengalahkan setiap tempat bintang-bintang.
Berbanding dengan siang terang dialah yang unggul, sebab siang digantikan malam, sedangkan kejahatan tak sampai menggagahi kebijaksanaan.
Dengan kuat ia meluas dari ujung yang satu ke ujung yang lain, dan halus memerintah segala sesuatu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 119:89,90,130,135,175
Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga.
Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; Engkau menegakkan bumi, sehingga tetap ada.
Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-kepadaku.
Biarlah jiwaku hidup, supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku.
Bait Pengantar Injil: Yoh 15:5
Ref. Alleluya, alleluya.
Akulah pokok anggur, kalian ranting-rantingnya, sabda Tuhan. Tinggallah beserta-Ku, maka Aku tinggal besertamu, dan kalian akan berbuah banyak.
Bacaan Injil: Lukas 17:20-25
Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu.
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang. Yesus menjawab, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Tidak dapat dikatakan, ‘Lihat, ia ada di sini’, atau ‘ia ada di sana’.
Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu.” Yesus berkata kepada para murid, ‘Akan datang waktunya kalian ingin melihat salah satu hari Anak Manusia itu. Tetapi kalian tidak akan melihatnya.
Orang akan berkata kepadamu, ‘Lihat dia ada di sana! Lihat, dia ada di sini!’ Tetapi jangan kalian pergi ke situ, jangan kalian ikut.
Sebab seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pula halnya dengan Anak Manusia, pada hari kedatangan-Nya kelak.
Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Kamis 13 November 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, hari ini kita diajak merenungkan dua hal yang sangat mendalam: tentang kebijaksanaan ilahi dari Kitab Kebijaksanaan, dan tentang Kerajaan Allah yang diajarkan Yesus dalam Injil Lukas. Dua bacaan ini tampak berbeda, tetapi sesungguhnya saling menyingkapkan satu kebenaran yang sama — bahwa Allah hadir bukan di tempat yang jauh, bukan di awan atau tanda-tanda ajaib di langit, melainkan di tengah-tengah kita, di dalam hidup kita, dalam kebijaksanaan yang menuntun kita setiap hari.
Dalam bacaan pertama, penulis Kitab Kebijaksanaan menggambarkan kebijaksanaan sebagai sesuatu yang hidup, lembut, murni, dan memancar dari Allah sendiri. Ia bukan sekadar pengetahuan atau kepandaian manusia, tetapi nafas Allah yang membuat segala sesuatu menjadi indah dan teratur. Ia menembus segalanya, memelihara, membaharui, dan menghidupkan. Dan hanya mereka yang hidup dalam kebijaksanaan itulah yang disebut sahabat Allah.
Bayangkan: menjadi sahabat Allah bukan karena kita hebat, suci, atau tahu banyak, melainkan karena kita mau tinggal bersama kebijaksanaan-Nya. Artinya, mau membuka hati, mau mendengarkan, mau belajar melihat dengan mata iman dan bukan hanya dengan mata dunia. Kebijaksanaan itu tidak selalu datang lewat kata-kata besar atau pengetahuan teologis, tetapi sering hadir dalam keheningan, dalam hati yang mau sabar, dalam tangan yang mau menolong, dalam mulut yang menolak untuk menghakimi. Di sanalah kebijaksanaan Allah berdiam.
Lalu dalam Injil, Yesus menjawab pertanyaan orang Farisi yang ingin tahu: kapan Kerajaan Allah datang? Mereka menunggu tanda-tanda spektakuler — mungkin gemuruh di langit, atau mukjizat besar. Tetapi Yesus menjawab dengan kalimat yang menenangkan sekaligus menegur: “Kerajaan Allah tidak datang dengan tanda-tanda lahiriah. Tidak dapat dikatakan, lihat, ia ada di sini atau di sana. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu.”
Kalimat ini luar biasa dalam kesederhanaannya. Kerajaan Allah bukan sesuatu yang nanti akan datang di masa depan, tetapi sesuatu yang sudah hadir sekarang, dalam diri setiap orang yang mau membuka hatinya bagi kasih, keadilan, dan kebenaran. Kerajaan Allah hadir di tengah keluarga yang saling mengampuni. Hadir di tempat kerja ketika seseorang memilih jujur walau rugi. Hadir di jalanan ketika ada orang yang menolong sesama tanpa pamrih. Hadir di rumah ketika seorang anak mendoakan orang tuanya. Hadir di ruang hati ketika kita diam dan berkata: “Tuhan, jadilah kehendak-Mu.”
Namun, Yesus juga mengingatkan bahwa Kerajaan Allah tidak selalu mudah dilihat, karena dunia lebih suka hal-hal yang mencolok. Dunia mencari tanda-tanda besar, tapi lupa melihat kasih kecil yang diam-diam tumbuh di sekitar kita. Dunia ingin bukti yang terlihat, padahal tanda Kerajaan Allah justru muncul dalam keheningan — dalam kesetiaan seorang ibu, dalam air mata tobat seorang pendosa, dalam pengampunan yang tulus tanpa kata.
Kebijaksanaan yang dibicarakan dalam bacaan pertama dan Kerajaan Allah dalam Injil hari ini sama-sama mengajak kita untuk melihat dengan mata batin. Bukan mencari tanda di luar, tetapi menemukan Allah di dalam. Sebab kebijaksanaan sejati tidak memisahkan kita dari dunia, justru membuat kita mampu menghadirinya dengan kasih dan pengertian. Dan Kerajaan Allah bukanlah tempat yang jauh, tetapi keadaan hati yang dikuasai oleh kasih Allah.
Saudara-saudari, barangkali inilah tantangan terbesar kita sebagai orang beriman zaman ini: kita begitu sibuk mencari tanda-tanda Tuhan di luar, tetapi lupa bahwa Ia telah menetap di dalam hati kita. Kita ingin mukjizat, tapi lupa bahwa kasih dan kebijaksanaan sehari-hari sudah merupakan mukjizat yang nyata.
Marilah kita belajar untuk diam dan menyadari kehadiran-Nya. Biarlah kebijaksanaan Allah menuntun langkah kita agar hidup kita menjadi tempat berdiamnya Kerajaan Allah itu sendiri. Karena setiap kali kita memilih kasih daripada kebencian, pengertian daripada penghakiman, pengampunan daripada dendam, saat itulah — tanpa sadar — Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah kita.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarlah aku melihat kehadiran-Mu dalam hal-hal sederhana setiap hari. Berilah aku hati yang bijaksana untuk mencintai, mengampuni, dan melayani dengan tulus. Jadikan hidupku tempat berdiamnya Kerajaan-Mu, agar kasih-Mu nyata melalui setiap langkah dan perbuatanku. Amin.
