Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 15 November 2025.
Kalender Liturgi hari Sabtu 15 November 2025 merupakan Hari Sabtu Biasa XXXII, Perayaan fakultatif Santo Albertus Agung Uskup dan Pujangga Gereja dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 15 November 2025:
Bacaan Pertama: Keb. 18:14-16,19:6-9
Sebab sementara sunyi senyap meliputi segala sesuatu dan malam dalam peredarannya yang cepat sudah mencapai separuhnya,
maka firman-Mu yang mahakuasa laksana pejuang yang garang melompat dari dalam sorga, dari atas takhta kerajaan ke tengah tanah yang celaka. Bagaikan pedang yang tajam dibawanya perintah-Mu yang lurus,
dan berdiri tegak diisinya semuanya dengan maut; ia sungguh menjamah langit sambil berdiri di bumi.
Sungguh seluruh ciptaan dalam jenisnya dirubah kembali sama sekali oleh karena taat kepada perintah-perintah-Mu, supaya anak-anak-Mu jangan sampai mendapat celaka.
Maka orang melihat awan membayangi perkemahan, tanah kering muncul di tempat yang tadinya ada air, jalan yang tidak ada rintangannya muncul dari Laut Merah, dan lembah kehijau-hijauan timbul dari empasan ombak yang hebat.
Di bawah lindungan tangan-Mu seluruh bangsa berjalan lewat di tempat itu, seraya melihat pelbagai tanda yang mentakjubkan.
Seperti kuda ke padang rumput mereka pergi dan melonjak-lonjak bagaikan anak domba, sambil memuji Engkau, ya Tuhan, yang telah menyelamatkan mereka.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 105:2-3,36-37,42-43
Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!
dibunuh-Nya semua anak sulung di negeri mereka, mula segala kegagahan mereka:
Dituntun-Nya mereka keluar membawa perak dan emas, dan di antara suku-suku mereka tidak ada yang tergelincir.
sebab Ia ingat akan firman-Nya yang kudus, akan Abraham, hamba-Nya.
Dituntun-Nya umat-Nya keluar dengan kegirangan dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak-sorai.
Bait Pengantar Injil: Ibrani 4:12
Ref. Alleluya, alleluya.
Sabda Allah itu hidup, kuat dan tajam. Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Bacaan Injil: Lukas 18:1-8
Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya.
Sekali peristiwa Yesus menyampaikan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
Ia berkata, “Di sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun.
Dan di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, ‘Belalah hakku terhadap lawanku!’ Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak.
Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya, ‘Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku.”
Lalu Tuhan berkata, “Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka! Akan tetapi, jika Anak manusia itu datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 15 November 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Hari ini kita merenungkan sabda Tuhan yang begitu indah dan kuat — dari Kitab Kebijaksanaan dan Injil Lukas. Dua bacaan ini seolah berdiri berdampingan, seperti dua tangan Tuhan yang saling melengkapi: yang satu menunjukkan kuasa dan kesetiaan Allah yang menyelamatkan umat-Nya, dan yang satu lagi mengingatkan kita akan panggilan untuk bertahan dalam doa dan iman yang tidak pernah jemu.
Dalam Bacaan Pertama, Kitab Kebijaksanaan membawa kita kembali pada kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Di tengah malam yang sunyi, ketika dunia seakan terlelap dan segala harapan tampak padam, Firman Tuhan — yang mahakuasa — melompat turun dari surga, bagaikan seorang pejuang yang gagah berani. Di saat manusia merasa tak berdaya, Tuhan bertindak. Ia membuka jalan di laut yang mustahil dilalui, menjadikan tanah kering di tengah ombak, menuntun umat-Nya dengan tangan yang penuh kasih.
Begitulah Tuhan kita: Ia hadir dalam keheningan, bekerja dalam diam, tetapi kuasa-Nya nyata dalam hidup mereka yang percaya. Kadang kita berpikir Tuhan diam karena tidak segera menjawab doa kita, padahal bisa jadi Ia sedang bekerja dengan cara yang tak kita mengerti.
Dan bacaan Injil hari ini, dari Lukas 18, mengajak kita untuk bertahan dalam iman — iman yang tidak mudah menyerah, iman yang tekun berdoa, seperti janda miskin yang tidak berhenti datang kepada hakim. Yesus menggambarkan janda itu bukan sebagai sosok yang lemah, tetapi sebagai simbol keberanian dan ketekunan. Ia tahu bahwa hanya dengan terus berseru, keadilan akan datang.
Yesus lalu menegaskan, jika hakim yang lalim saja akhirnya luluh karena ketekunan seorang janda, apalagi Bapa kita yang penuh kasih. Tuhan tidak tuli terhadap jeritan umat-Nya. Ia tidak acuh terhadap doa kita. Tetapi seringkali yang diuji bukanlah Tuhan, melainkan iman kita sendiri. Maukah kita tetap percaya, tetap berdoa, tetap berharap — sekalipun hasilnya belum terlihat?
Yesus menutup perumpamaan ini dengan pertanyaan yang menggugah: “Jika Anak Manusia datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”
Pertanyaan ini bukan sekadar teguran, melainkan panggilan bagi kita semua. Sebab iman sejati bukan hanya percaya saat keadaan mudah, melainkan tetap berpegang ketika hidup terasa gelap, saat doa seolah tak dijawab, ketika waktu terasa begitu lama.
Saudara-saudari terkasih, dunia kita hari ini penuh dengan kelelahan dan keraguan. Banyak orang kehilangan semangat untuk berdoa, karena doa dianggap tidak praktis, tidak langsung memberi hasil. Namun Yesus hari ini mengingatkan kita: doa bukan sekadar permintaan yang menunggu jawaban, tetapi relasi yang memelihara iman. Dalam doa, kita bukan hanya berbicara kepada Tuhan, tetapi juga membiarkan hati kita dibentuk oleh-Nya.
Mungkin kita sedang menghadapi “laut merah” dalam hidup kita — masalah yang tampak mustahil dilewati, pergumulan yang membuat kita ingin menyerah. Namun Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk percaya bahwa Tuhan masih sama seperti dulu: Ia masih membuka jalan di tengah laut, Ia masih menuntun umat-Nya di tengah badai, dan Ia masih mendengarkan doa yang disampaikan dengan iman.
Maka marilah kita belajar dari janda dalam perumpamaan ini — berani datang kepada Tuhan dengan hati yang jujur, tekun berdoa tanpa henti, dan tetap percaya meski belum melihat hasilnya. Sebab Tuhan tidak pernah tinggal diam. Ia bertindak di saat yang tepat, dengan cara yang paling penuh kasih.
Semoga kita semua, dalam setiap langkah hidup, tetap menjadi orang-orang yang berdoa dengan iman, berharap dengan sabar, dan percaya dengan teguh. Sebab ketika dunia sudah mulai sunyi, ketika malam telah mencapai separuhnya, justru saat itulah Tuhan sedang bekerja — menyelamatkan, menuntun, dan mengubah segalanya menjadi baru.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, ajarlah aku untuk tetap percaya dan tekun berdoa meski jawab-Mu belum tampak. Kuatkan imanku di saat lemah, agar aku selalu berharap pada kasih-Mu dan melihat jalan-Mu terbuka di tengah kesulitan hidupku. Amin.
