Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 14 November 2025.
Kalender Liturgi hari Jumat 14 November 2025 merupakan Hari Jumat Biasa XXXII, Santo Yosef Maria Pignatelli Pengaku Iman, Duns Scotus Biarawan dan Pujangga Maria dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 14 November 2025:
Bacaan Pertama: Keb. 13:1-9
Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya.
Sebaliknya, mereka mengganggap sebagai allah yang menguasai jagat raya ialah api atau angin ataupun udara kencang, lagipula lingkaran bintang-bintang atau air yang bergelora ataupun penerang-penerang yang ada di langit.
Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya.
Jika mereka sampai dipesonakan oleh kuasa dan daya, maka seharusnya mereka menjadi insaf karenanya, betapa lebih kuasanya Pembentuk semuanya itu.
Sebab orang dapat mengenal Khalik dengan membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya.
Namun demikian dalam hal ini mereka hanya sedikit saja salahnya, sebab mungkin mereka hanya tersesat, tetapi mereka mencari Allah dan berusaha menemukan-Nya.
Karena mereka sibuk dengan pekerjaan-Nya dan menyelidikinya, dan mereka terharu oleh yang mereka lihat, sebab memang indahlah hal-hal yang kelihatan itu.
Tetapi bagaimanapun juga mereka tidak dapat dimaafkan. Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat raya, mengapa gerangan mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa kesemuanya itu?
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-3,4-5
hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.
Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar;
tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari,
yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya.
Bait Pengantar Injil: Lukas 21:28b
Ref. Alleluya, alleluya.
Angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah mendekat.
Bacaan Injil: Lukas 17:26-37
Kapan Anak Manusia akan menyatakan diri?
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada hari Anak Manusia.
Pada zaman Nuh itu orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera.
Lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian pula yang terjadi pada zaman Lot.
Mereka makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun, sampai pada hari Lot keluar dari Sodom.
Lalu turunlah hujan api dan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri.
Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang di dalam rumah.
Demikian pula yang sedang berada di ladang, janganlah ia pulang. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.
Aku berkata kepadamu: Pada malam itu kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan.
Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.
Para murid lalu bertanya, “Di mana, Tuhan?” Yesus menjawab, “Dimana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 14 November 2025
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Bacaan hari ini mengajak kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan: sejauh mana kita sungguh mengenal Allah? Kitab Kebijaksanaan hari ini menegur manusia yang begitu pandai menyelidiki dunia, tetapi gagal mengenali Sang Pencipta dari segala ciptaan. Mereka terpukau oleh indahnya alam semesta, oleh kuasa angin, api, air, bintang-bintang di langit — namun lupa bahwa di balik semua keindahan itu ada Sang Seniman Agung, Allah sendiri.
Bukankah ini sangat dekat dengan kehidupan kita sekarang? Zaman modern penuh dengan pengetahuan, teknologi, dan kemajuan. Kita bisa menembus ruang angkasa, menyelami dasar laut, dan bahkan menciptakan kecerdasan buatan. Tapi di tengah kemajuan itu, kita mudah sekali lupa pada sumber segala sesuatu. Kita sibuk mengagumi hasil karya, tetapi lalai mengenali Sang Pencipta karya itu. Kadang kita lebih mengandalkan ilmu daripada iman, lebih percaya pada kemampuan diri daripada pada penyelenggaraan Allah. Bacaan hari ini seperti menampar kesombongan halus manusia zaman ini: tahu banyak, tapi tidak mengenal siapa yang memberi pengetahuan itu.
Lalu, dalam Injil, Yesus memberi gambaran tentang zaman Nuh dan zaman Lot. Orang-orang hidup seperti biasa: makan, minum, kawin, berdagang, membangun. Tidak ada yang salah dengan semua itu — karena memang itu bagian dari hidup manusia. Tetapi Yesus menegaskan bahwa bahaya muncul ketika manusia hanya berhenti di situ: hidup seolah-olah dunia ini segalanya. Mereka tidak siap ketika saat Tuhan datang. Mereka hidup tanpa arah rohani, tanpa kesadaran bahwa segala sesuatu ini sementara, bahwa hidup kita akan berakhir dan Allah akan datang menilai.
Saudara-saudari, pesan Yesus bukanlah untuk menakut-nakuti, tetapi untuk menyadarkan. Hidup ini bukan sekadar rutinitas. Makan, bekerja, mencari nafkah, membangun rumah, mencintai keluarga — semua itu indah, tetapi harus dijalani dalam kesadaran bahwa Allah adalah pusat segalanya. Ketika hidup kita hanya berputar pada diri sendiri, pada rencana-rencana duniawi, kita bisa kehilangan arah. Tetapi ketika hidup kita dijalani dengan iman, dengan hati yang selalu siap, maka bahkan dalam kesibukan sehari-hari pun kita sedang mempersiapkan diri menyambut Tuhan.
Yesus berkata, “Ingatlah akan isteri Lot.” Ia menoleh ke belakang ketika Tuhan memintanya untuk berjalan maju. Ia melambangkan orang yang tidak rela melepaskan masa lalunya, yang masih terikat pada kenikmatan dunia. Sering kali kita juga begitu — sulit melepaskan hal-hal yang membuat kita nyaman, padahal Tuhan mengajak kita untuk melangkah ke arah hidup yang baru. Kadang kita terlalu takut kehilangan, padahal justru dengan kehilangan itu kita bisa menemukan makna sejati. “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku,” kata Yesus, “ia akan menyelamatkannya.”
Renungan hari ini mengundang kita untuk kembali menata hati. Mari kita melihat dunia ini bukan hanya dengan mata, tetapi juga dengan iman. Ketika kita menatap langit, matahari, hujan, atau bahkan wajah orang-orang di sekitar kita — mari kita belajar melihat tangan Allah yang bekerja. Dan ketika kita menjalani hidup sehari-hari, jangan hanya sibuk mengejar yang sementara, tetapi juga siapkan hati bagi kedatangan Tuhan yang selalu datang — dalam waktu yang kita tidak tahu, dalam cara yang sering sederhana: dalam sesama, dalam penderitaan, dalam kesempatan untuk mengasihi.
Semoga kita tidak menjadi seperti orang-orang pada zaman Nuh yang lalai, atau seperti isteri Lot yang menoleh ke belakang. Tetapi seperti orang beriman yang hatinya selalu siap — hidup dengan syukur, sederhana, dan sadar bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk menemukan Allah di tengah dunia ciptaan-Nya.
Kiranya Roh Kudus menolong kita untuk tidak sekadar kagum pada dunia, tetapi jatuh cinta pada Sang Penciptanya. Dan semoga hidup kita, dalam segala kesederhanaannya, menjadi nyanyian pujian bagi Allah, Sang Seniman Agung yang menciptakan keindahan dari segala sesuatu — termasuk dari diri kita sendiri. Amin.
Doa Penutup
Tuhan, ajarlah aku melihat keindahan dunia sebagai tanda kasih-Mu, bukan pengganti-Mu. Jauhkan aku dari kesibukan yang melupakan Engkau. Teguhkan imanku agar setiap langkah, kerja, dan cintaku menjadi jalan untuk mengenal, mencintai, dan memuliakan-Mu selalu. Amin.
