Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 9 Desember 2025.
Kalender Liturgi hari Selasa 9 Desember 2025 merupakan Hari Selasa Biasa Pekan II Adven, Perayaan fakultatif Santo Yohanes Didakus Cuauhtlatoatzin Beato, Santo Fransiskus Antonius Pengaku Iman, Santo Petrus Fourier Pengaku Iman, Abel Anak Adam dan Hawa, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 9 Desember 2025:
Bacaan Pertama : Yes 40:1-11
“Allah menghibur umat-Nya.”
Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu, tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya.
Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.”
Ada suara yang berkata: “Berserulah!” Jawabku: “Apakah yang harus kuserukan?” “Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput.
Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.” Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: “Lihat, itu Allahmu!”
Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-3.10ac-13
Refren : Lihat, Tuhan datang dengan kekuatan!
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang daripada-Nya.
Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
Bersukacitalah di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
Bait Pengantar Injil
Refren : Alleluya
Ayat : Hari Tuhan sudah dekat, Ia datang sebagai penyelamat.
Bacaan Injil: Matius 18:12-14
“Bapamu tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan, lalu pergi mencari yang sesat itu?
Dan Aku berkata kepadamu, Sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang sembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.
Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Selasa 9 Desember 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, dalam suasana Adven yang hening ini, Gereja mengajak kita menata hati dan menyiapkan diri bagi kedatangan Tuhan. Bacaan pertama dari Yesaya hari ini dibuka dengan kata yang lembut namun sangat kuat: “Hiburkanlah umat-Ku.” Kata itu seperti sentuhan lembut Tuhan kepada bangsa yang letih, kecewa, bahkan merasa jauh dari kasih-Nya. Yesaya berbicara kepada bangsa yang sudah terlalu lama merasa terpuruk. Namun justru di saat seperti itulah Tuhan membuka firman penghiburan: masa penindasan sudah berakhir, dan jalan baru sedang dibentangkan bagi umat-Nya.
Saudara-saudari, kadang kita pun merasa seperti Israel: lelah menjalani hidup, kecewa oleh kesalahan sendiri, atau merasa perjalanan rohani kita merosot. Ada masa ketika kita merasa Tuhan itu jauh, doa kita hambar, atau hidup kita seperti berada di “padang gurun” — kering, datar, dan tanpa arah. Namun justru hari ini Tuhan datang melalui Sabda-Nya dan berkata: “Tenangkanlah hati… persiapkanlah jalan bagi Tuhan… luruskanlah yang bengkok, ratakanlah yang berlekuk.” Tuhan tidak meminta kita melakukan hal yang mustahil; Ia hanya mengajak kita kembali menata hati yang kusut, merapikan relasi yang renggang, dan membuka ruang bagi-Nya untuk masuk kembali.
Yesaya juga mengingatkan bahwa manusia seperti rumput yang cepat layu, tetapi firman Tuhan tetap selamanya. Ini bukan untuk mengecilkan kita, melainkan untuk menyadarkan bahwa kekuatan dan pegangan sejati bukan berasal dari pencapaian kita, dari kondisi hidup yang naik turun, atau dari kesempurnaan kita, tetapi dari Sabda Allah yang tidak berubah: Sabda yang menghibur, menguatkan, dan meneguhkan setiap hari.
Lalu dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan sifat terdalam dari hati Bapa: Ia tidak ingin seorang pun hilang. Perumpamaan domba yang hilang bukan sekadar kisah manis yang kita hafal sejak kecil; ini adalah pewahyuan tentang Tuhan yang tidak pernah menyerah mengejar manusia. Tuhan bukan hanya menunggu di surga seperti raja yang jauh. Ia datang turun, menyusuri jurang kehidupan kita, mencari kita yang tersesat entah karena dosa, ketakutan, luka, atau pilihan hidup yang keliru. Dan ketika Ia menemukan kita… Yesus berkata bahwa sukacita-Nya lebih besar daripada sukacita atas sembilan puluh sembilan domba yang tidak sesat.
Inilah kabar Adven yang sejati: Allah datang bukan untuk menegur dengan marah, tetapi untuk mencari, mengangkat, dan memulihkan. Ia bukan gembala yang berdiri di kejauhan memberi perintah, tetapi gembala yang memanggul domba-Nya di bahu dengan hati penuh belas kasih. Sama seperti dalam Yesaya, gambaran Tuhan sebagai gembala yang mengangkat anak domba di pangkuan-Nya menunjukkan kehangatan dan kelembutan kasih-Nya.
Saudara-saudari terkasih, mungkin hari ini kita merasa seperti domba yang hilang: kehilangan arah, kehilangan semangat, kehilangan harapan, atau kehilangan rasa layak di hadapan Tuhan. Namun Injil hari ini meyakinkan kita: Tuhan sedang mencari kita. Ia tidak pernah berhenti. Bahkan ketika kita menjauh, Ia semakin mendekat. Ketika kita merasa paling tidak layak, Ia justru paling ingin merangkul kita. Ketika kita merasa tidak ada yang peduli, Ia datang sebagai Gembala yang memanggil nama kita satu per satu.
Maka marilah kita menyambut Tuhan yang mencari kita. Menyambut bukan dengan kesempurnaan, tetapi dengan kejujuran hati: “Tuhan, aku lelah. Tuhan, aku salah. Tuhan, aku hilang. Temukanlah aku.” Dan percayalah, Ia tidak pernah ragu untuk mengambil kita kembali.
Adven adalah masa untuk kembali pulang. Masa untuk merapikan jalan agar Ia lebih mudah menemukan kita. Masa untuk mengizinkan Tuhan menyentuh sisi-sisi hidup kita yang selama ini kita tutupi. Dan ketika Ia menemukan kita, sukacitanya besar — dan sukacita itu juga akan menjadi milik kita.
Semoga hari ini kita merasakan penghiburan Yesaya dan kasih Gembala dalam Injil. Semoga kita belajar percaya bahwa dalam segala keadaan, kita selalu dicari, selalu ditunggu, dan selalu dicintai oleh Tuhan yang tidak ingin seorang pun hilang. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh belas kasih, terima kasih karena Engkau selalu mencari kami ketika kami jauh dan memanggil kami pulang ketika kami tersesat. Lembutkanlah hati kami agar berani membuka diri bagi-Mu. Ratakanlah jalan dalam hidup kami yang bengkok dan berliku, agar kami semakin siap menyambut kehadiran-Mu. Teguhkan kami untuk hidup dalam pertobatan, kedamaian, dan kasih kepada sesama. Semoga kami merasakan sukacita menjadi milik-Mu kembali. Amin.
