Thursday, December 4, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Rabu 10 Desember 2025 Matius 11:28-30 dan Renungan Harian Katolik, Hari Rabu Biasa Pekan II Adven

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 10 Desember 2025.

Kalender Liturgi hari Rabu 10 Desember 2025 merupakan Hari Rabu Biasa Pekan II Adven, Santo Miltiades Paus dan Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 10 Desember 2025:

Bacaan Pertama: Yesaya 40:25-31

Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar,

sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.

Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?”

Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,

tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 103:1-2,3-4,8,10

Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!

Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!

Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,

Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,

TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,

Bait Pengantar Injil: Matius 11:28

Ref. Alleluya.

Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Bacaan Injil: Matius 11:28-30

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Rabu 10 Desember 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Di tengah masa Adven ini, Gereja mengajak kita untuk membuka hati, bukan hanya menantikan kelahiran Tuhan, tetapi juga membiarkan Dia masuk dalam kelelahan, kebingungan, dan pencarian kita sehari-hari. Dan bacaan-bacaan hari ini berbicara begitu lembut, namun kuat, tentang Allah yang tidak pernah meninggalkan kita—bahkan ketika kita merasa tersembunyi dari-Nya.

Dalam bacaan pertama, Nabi Yesaya seolah menegur dengan penuh kasih: “Mengapa engkau berkata: hidupku tersembunyi dari Tuhan?” Berapa sering kita juga berkata demikian? Saat doa kita terasa hampa, saat masalah tak kunjung selesai, saat usaha sudah maksimal tetapi hasil belum tampak. Kita mulai bertanya, “Tuhan, Engkau masih lihat aku? Engkau masih ingat aku?”

Yesaya menegaskan kembali siapa Allah kita: Allah yang tidak pernah letih, tidak pernah lesu, dan pengertian-Nya tidak terduga. Dialah Allah yang tetap bekerja saat kita sudah menyerah, yang tetap menopang saat kita sudah tak sanggup berdiri. Dialah yang memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Bahkan ketika orang muda—simbol kekuatan dan energi—mulai goyah, mereka yang menanti-nantikan Tuhan justru mendapat kekuatan baru, seumpama rajawali yang terbang tinggi.

Dan itulah jembatan yang mengantar kita pada sabda Yesus dalam Injil hari ini. Suatu undangan yang tidak pernah basi, tidak pernah kedaluwarsa, tidak terikat zaman: “Marilah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat.” Yesus tidak mengatakan, “Datanglah kalau kalian sudah kuat,” atau “Datanglah kalau kalian sudah rapi, suci, siap, atau sempurna.” Tidak. Ia justru memanggil kita dalam keadaan paling rapuh, paling capek, paling manusiawi.

Kita mungkin terbiasa memikul beban sendiri. Kita sering berpikir harus menyelesaikan semuanya seorang diri. Kadang kita lebih mudah datang kepada Tuhan dengan senyum palsu daripada dengan hati yang remuk. Tetapi Yesus hari ini tidak meminta kita pura-pura kuat. Ia meminta kita jujur: datang apa adanya, dengan seluruh beban yang memayahkan tubuh, pikiran, dan hati.

Namun, Yesus tidak hanya berkata, “Datanglah.” Ia menambahkan satu hal lain: “Pikullah kuk yang Kupasang… sebab kuk-Ku enak dan beban-Ku ringan.” Kuk adalah kayu yang dipasang pada dua ekor lembu agar mereka berjalan bersama, bukan sendiri. Ketika Yesus meminta kita memikul kuk-Nya, itu berarti Ia sedang berkata: “Jangan berjalan sendiri. Izinkan Aku berjalan bersamamu. Biarkan langkahmu seirama dengan langkah-Ku.”

Beban kita mungkin tidak hilang seketika, tetapi ketika dipikul bersama Kristus, beban itu berubah. Kita mendapat cara baru untuk melihat hidup. Kita belajar kelembutan, bukan kepanikan. Kita belajar kerendahan hati, bukan ego yang menuntut semua harus sesuai kehendak kita. Kita belajar percaya, bukan merasa ditinggalkan. Inilah yang membuat kuk itu “enak” dan beban itu “ringan.”

Saudara-saudari terkasih, mungkin hari ini Anda datang dengan letih: letih secara fisik, letih secara hati, letih menjaga keluarga, letih bekerja, letih menghadapi masalah yang itu-itu saja, letih menahan hal yang tak pernah selesai. Injil hari ini bukan sekadar kata-kata penghiburan. Ini adalah pelukan Tuhan bagi Anda.

Adven mengajarkan kita untuk menanti, tetapi bukan menanti dengan pasif—menanti sambil menaruh harapan pada Tuhan. Menanti sambil percaya bahwa bahkan ketika kita tidak mengerti jalan hidup kita, Dia tetap memegang kendali. Menanti sambil ingat, seperti rajawali yang diterbangkan angin, kekuatan kita bukan berasal dari diri kita sendiri, melainkan dari Dia yang tidak pernah berhenti mencintai.

Maka hari ini, mari kita datang kepada-Nya. Bukan dengan kekuatan palsu, melainkan dengan hati yang jujur. Izinkan Dia memberikan kelegaan. Izinkan Dia menjadi sahabat perjalanan kita. Izinkan Dia memikul bersama kita. Dan biarlah dari situ, kita menemukan kekuatan baru, ketenangan baru, dan harapan baru.

Semoga sabda hari ini meneguhkan langkah kita, menghangatkan hati kita, dan membawa kita semakin dekat kepada Tuhan yang lembut, rendah hati, dan selalu memberikan kelegaan. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, aku datang kepada-Mu dengan seluruh kelelahan dan bebanku. Ajari aku berjalan bersama-Mu, menemukan ketenangan dalam hati yang percaya. Kuatkan imanku setiap hari agar aku mampu berharap, bertahan, dan mencintai seperti Engkau mengasihiku. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Kamis 11 Desember 2025 Matius 11:11-15 dan Renungan Harian Katolik, Hari Kamis Biasa Pekan II Adven

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada...

More Articles Like This

Favorite Post