Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 12 Desember 2025.
Kalender Liturgi hari Jumat 12 Desember 2025 merupakan Hari Jumat Pekan II Adven, Hari Raya Santa Perawan Maria dari Guadalupe.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 12 Desember 2025:
Bacaan Pertama – Zakharia 2:14-17
14 Bernyanyilah dan bersorak-soraklah, hai putri Sion. Sebab sesungguhnya, Aku datang dan Aku akan diam di tengah-tengahmu, firman Tuhan.
15 Pada waktu itu banyak bangsa akan bergabung dengan Tuhan, dan mereka akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan diam di tengah-tengahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Tuhan semesta alam telah mengutus aku kepadamu.
16 Dan Tuhan akan memiliki bagian-Nya, hai Yehuda, di tanah yang kudus, dan Ia akan memilih Yerusalem.
17 Biarlah segala makhluk berdiam diri di hadapan Tuhan, sebab Ia telah bangkit dari tempat kediaman-Nya yang kudus.
Atau Wahyu 11:19A; 12:1-6A, 10AB
19A Bait suci Allah di surga terbuka, dan tabut perjanjian-Nya terlihat di dalam Bait Suci itu.
1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
2 Dan ketika ia sedang mengandung, ia berteriak pada waktu melahirkan dan ia berusaha keras untuk melahirkan.
3 Dan suatu tanda lain terlihat di langit, dan lihatlah, seekor naga merah besar dengan tujuh kepala dan sepuluh tanduk dan di atas kepalanya terdapat tujuh mahkota.
4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, sehingga, setelah ia melahirkan, ia dapat menelan Anaknya.
5 Lalu ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan segera menggembalakan semua bangsa dengan tongkat besi. Dan putranya diangkat kepada Allah dan ke takhta-Nya.
6A Lalu perempuan itu melarikan diri ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah.
10AB Dan aku mendengar suara yang nyaring di surga berkata: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kebajikan dan kerajaan Allah kita dan kuasa Kristus-Nya.
Mazmur Tanggapan – Yudit 13:18 SM, 19
R. (15:9d) Anda adalah kehormatan tertinggi ras kita.
18 SM. Diberkatilah engkau, putri, oleh Allah Yang Mahatinggi,
melebihi semua perempuan di bumi;
dan terpujilah TUHAN Allah,
pencipta langit dan bumi.
R. Engkau adalah kehormatan tertinggi bagi umat kita.
19 Perbuatanmu yang penuh harapan tidak akan pernah dilupakan
oleh mereka yang menceritakan kehebatan Tuhan.
R. Engkau adalah kehormatan tertinggi bagi umat manusia.
Haleluya
R. Haleluya, haleluya.
Terberkatilah engkau, Perawan Maria yang kudus, yang layak menerima segala pujian;
Darimulah terbit matahari keadilan, Kristus Tuhan kami.
R. Haleluya, haleluya.
Injil – Lukas 1:26-38
26 Dan dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
28 Lalu Ia datang kepadanya dan berkata, “Salam, hai kamu yang penuh rahmat! Tuhan menyertai kamu!” Berbahagialah kamu di antara wanita.
29 Tetapi ia sangat terganggu mendengar apa yang dikatakan itu dan bertanya-tanya, apakah arti salam itu.
30 Lalu kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
31 Sesungguhnya, engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus.
32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan memerintah atas kaum keturunan Yakub untuk selama-lamanya.
33 Dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.
34 Tetapi Maria berkata kepada malaikat itu, “Bagaimana hal ini mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”
35 Malaikat itu menjawab, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungimu. Sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”
36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
37 Sebab bagi Allah tidak ada satu pun yang mustahil.
38 Lalu kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Atau Lukas 1:39-47
39 Pada waktu itu berangkatlah Maria dan segera berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.
40 Lalu perempuan itu masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
41 Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet, penuh dengan Roh Kudus,
42 Lalu berserulah ia dengan suara nyaring, katanya: “Diberkatilah engkau di antara wanita dan diberkatilah buah rahimmu.
43 Siapakah gerangan ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
44 Sebab ketika salammu sampai kepadaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
45 Berbahagialah kamu, yang percaya, sebab apa yang difirmankan kepadamu oleh Tuhan, akan digenapi.
46 Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan,
47 Jiwaku bergembira karena Allah, Juruselamatku.
Renungan Harian Katolik Jumat 12 Desember 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Pada hari Jumat Pekan II Adven ini, bersamaan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria dari Guadalupe, Gereja mengajak kita untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk hidup, lalu menenangkan hati, membuka telinga batin, dan membiarkan Sabda Tuhan menyentuh bagian terdalam dari hidup kita. Bacaan-bacaan hari ini bukan hanya sebuah kisah suci dari masa lampau, tetapi sebuah undangan lembut dari Tuhan agar kita berani membuka diri pada karya-Nya—seperti Maria, seperti para kudus, seperti umat pilihan sepanjang sejarah keselamatan.
Dalam bacaan pertama dari Zakharia, Tuhan berjanji, “Aku akan diam di tengah-tengahmu.” Itu bukan hanya sekadar kata-kata manis surgawi; itu janji kehadiran nyata. Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, di tengah hidup yang sering kita jalani dengan perasaan sendirian, Tuhan datang dan berkata, “Aku tinggal bersamamu.” Bukan di masa lalu saja, bukan hanya di peristiwa-peristiwa besar, tetapi dalam keseharian kita: dalam cinta keluarga, dalam perjuangan pekerjaan, dalam air mata yang tersembunyi, dalam langkah-langkah kecil yang belum tentu dilihat orang lain. Tuhan hadir. Dan Ia tetap memilih tinggal.
Janji itu terasa semakin kuat ketika kita memasuki Injil hari ini. Malaikat Gabriel datang kepada seorang gadis muda di Nazaret—seorang perempuan sederhana, tidak terkenal, bahkan mungkin tidak dianggap penting oleh banyak orang. Namun justru kepada Maria, Tuhan mengutus kabar terbesar dalam sejarah manusia. Dan sapaan pertama Gabriel begitu indah: “Salam, hai kamu yang penuh rahmat! Tuhan menyertai kamu.”
Saudara-saudari, kadang kita sulit percaya bahwa Tuhan menyertai kita. Kita merasa terlalu lemah, terlalu sering gagal, terlalu berdosa, terlalu tidak layak. Kita merasa bahwa hanya orang-orang suci atau luar biasa yang pantas dipakai oleh Tuhan. Namun hari ini Maria mengajarkan bahwa Tuhan tidak mencari orang yang paling hebat, tetapi yang paling siap membuka hati. Maria bukanlah perempuan sempurna tanpa pergulatan. Ia “terganggu” mendengar salam malaikat; ia bertanya; ia tidak mengerti bagaimana semuanya akan terjadi. Tetapi justru di tengah ketidakpahamannya, Maria memilih percaya. Ia tidak menuntut penjelasan lengkap. Ia tidak minta semuanya aman dan jelas dulu. Ia hanya berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan. Jadilah padaku menurut perkataan-Mu.”
Itulah inti Adven: membuka ruang bagi Tuhan, bukan karena kita sudah tahu bagaimana hidup ini akan berjalan, melainkan karena kita percaya bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita. Bahwa setiap rencana-Nya selalu membawa pada kebaikan, meskipun tidak selalu mudah dijalani.
Saudara-saudari terkasih, mungkin hari ini kita juga berada dalam situasi seperti Maria: menghadapi sesuatu yang tidak kita mengerti, merasa takut tentang masa depan, bingung dengan jalan hidup yang sedang kita tempuh. Mungkin kita sedang menantikan jawaban doa yang belum datang, atau menanggung beban yang terasa lebih berat dari yang kita mampu pikul. Tetapi malaikat yang sama berbicara juga kepada kita hari ini: “Jangan takut… Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Maria dari Guadalupe pun hadir sebagai tanda bahwa Tuhan selalu mendekat kepada umat-Nya, terutama mereka yang kecil, rapuh, dan dilupakan. Kepada seorang penduduk sederhana bernama Juan Diego, Maria menampakkan diri dan berkata bahwa Tuhan memperhatikan penderitaan, pergumulan, dan air mata umat-Nya. Kehadiran Bunda Maria bukan untuk menggantikan Kristus, tetapi untuk menunjuk kepada-Nya, untuk mengingatkan bahwa Allah selalu turun tangan dengan cara yang paling manusiawi dan paling dekat dengan hati kita.
Maka hari ini, marilah kita belajar dari Maria: untuk mendengarkan dengan hati yang tenang, untuk bertanya dengan jujur, untuk percaya meski belum mengerti, dan untuk mengatakan “jadilah” dengan penuh penyerahan. Biar Sabda Tuhan sungguh hidup dalam diri kita, bukan hanya sebagai bacaan, tetapi sebagai kekuatan yang menuntun langkah kita setiap hari.
Kiranya dalam masa Adven ini kita semakin peka melihat kehadiran Tuhan—dalam keluarga kita, dalam orang-orang yang membutuhkan, dalam mereka yang menantikan perhatian dan kasih. Dan semoga, seperti Maria, hidup kita pun menjadi tempat di mana Tuhan ingin “diam di tengah-tengah kita”, menyatakan kasih-Nya melalui cara hidup kita yang sederhana namun tulus. Amin.
Doa Penutup
Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur atas teladan Maria yang berani mengatakan “jadilah” pada rencana-Mu. Ajarlah kami memiliki hati yang terbuka, iman yang teguh, dan keberanian untuk melangkah walau kami tidak memahami segalanya. Tinggallah di tengah-tengah kami, dalam keluarga kami, dan dalam setiap pergumulan hidup kami. Semoga kami menjadi pembawa damai, harapan, dan kasih-Mu bagi dunia. Dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
