Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 24 Desember 2025 Malam Natal. Kalender Liturgi hari Rabu 24 Desember 2025 merupakan Hari Rabu Malam Natal (Menjelang Hari Raya Natal) dengan Warna Liturgi Ungu/ Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 24 Desember 2025:
Bacaan Pertama: Yesaya 62:1-5
1 Demi Sion aku tidak akan berdiam diri, dan demi Yerusalem aku tidak akan beristirahat sampai orang yang benar baginya muncul sebagai terang, dan Juruselamatnya diterangi sebagai lampu.
2 Dan bangsa-bangsa bukan Yahudi akan melihat orang benar-Mu, dan semua raja akan melihat orang mulia-Mu: dan Engkau akan disebut dengan nama baru, yang akan diberikan oleh mulut Tuhan.
3 Dan engkau akan menjadi mahkota kemuliaan di tangan Tuhan dan diadem kerajaan di tangan Allahmu.
4 Engkau tidak akan lagi disebut Terlantar, dan negerimu tidak akan lagi disebut Tandus: tetapi engkau akan disebut Kesukaan-Ku di dalamnya, dan negerimu akan dihuni. Karena TUHAN telah berkenan kepadamu: dan negerimu akan dihuni.
5 Karena pemuda itu akan tinggal bersama perawan itu, dan anak-anakmu akan tinggal di dalam engkau. Dan mempelai laki-laki akan bersukacita atas mempelai perempuan, dan Allahmu akan bersukacita atas engkau.
Mazmur Tanggapan: Mazmur 89:4-5, 16-17, 27, 29
R. (2a) Selamanya aku akan menyanyikan kebaikan Tuhan.
4 Aku telah mengadakan perjanjian dengan orang pilihan-Ku,
Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku:
5 Untuk selama-lamanya Aku akan meneguhkan keturunanmu
dan menegakkan takhtamu untuk segala generasi.
R. Untuk selama-lamanya aku akan menyanyikan kebaikan Tuhan.
16 Berbahagialah bangsa yang mengenal sorak gembira;
dalam terang wajah-Mu, ya TUHAN, mereka berjalan.
17 Karena nama-Mu mereka bersukacita sepanjang hari,
dan karena keadilan-Mu mereka ditinggikan.
R. Selamanya aku akan menyanyikan kebaikan Tuhan.
27 Ia akan berkata tentang Aku: “Engkau adalah Bapa-Ku,
Allah-Ku, batu karang-Ku, Juruselamat-Ku.”
29 Selamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku kepadanya,
dan perjanjian-Ku dengan dia tetap teguh.
R. Selamanya aku akan menyanyikan kebaikan Tuhan.
Bacaan Kedua: Kisah Para Rasul 13:16-17, 22-25
16 Ketika Paulus sampai di Antiokhia di Pisidia dan masuk ke sinagoge, ia berdiri, dan sambil memberi isyarat agar semua orang diam, ia berkata: “Hai orang-orang Israel dan kamu sekalian yang takut akan Allah, dengarkanlah baik-baik.
17 Allah bangsa Israel memilih nenek moyang kita dan meninggikan bangsa itu ketika mereka masih menjadi penduduk di tanah Mesir. Dan dengan lengan yang perkasa, Ia membawa mereka keluar dari sana.
22 Dan setelah menyingkirkan Saul, Ia mengangkat Daud menjadi raja bagi mereka. Kepada Daud Ia memberi kesaksian dan berkata: Aku telah menemukan Daud, anak Isai, seorang yang sesuai dengan hati-Ku, yang akan melakukan segala kehendak-Ku.
23 Dari keturunan-Nya, sesuai dengan Janji itu, Allah telah membawa Yesus, Sang Juruselamat, kepada Israel.
24 Yohanes memberitakan baptisan pertobatan kepada seluruh bangsa Israel sebelum kedatangannya.
25 Dan ketika Yohanes sedang menyelesaikan tugasnya, ia berkata: “Aku bukanlah orang yang kalian sangka, tetapi sesungguhnya akan datang seorang pengganti, yang bahkan aku tidak layak untuk melepaskan tali sepatunya.”
Haleluya
R. Haleluya, haleluya.
Besok kejahatan di bumi akan dimusnahkan:
Juruselamat dunia akan memerintah atas kita.
R. Haleluya, haleluya.
Bacaan Injil: Matius 1:1-25
1 Kitab silsilah Yesus Kristus, putra Daud, putra Abraham:
2 Abraham memperanakkan Ishak. Dan Ishak memperanakkan Yakub. Dan Yakub memperanakkan Yudas dan saudara-saudaranya.
3 Yehuda memperanakkan Perez dan Zerah, yang ibunya adalah Tamar. Perez memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
4. Domba jantan memperanakkan Amminadab. Amminadab memperanakkan Nahshon, Nahshon memperanakkan Salmon,
5 Ikan salmon memperanakkan Boaz, yang ibunya adalah Rahab. Boaz memperanakkan Obed, yang ibunya adalah Ruth. Obed memperanakkan Jesse,
6 Isai memperanakkan Daud, raja itu. Daud memperanakkan Salomo, yang ibunya adalah istri Uria.
7 Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asaf.
8 Asaf memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia.
9Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia.
10 Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amos, Amos memperanakkan Yosia.
11 Yosia memperanakkan Yekonia dan saudara-saudaranya pada masa pengasingan di Babel.
12 Setelah pengasingan di Babel, Yekonia memperanakkan Shealtiel, Shealtiel memperanakkan Zerubabel,
13 Zerubbabel memperanakkan Abiud. Abiud memperanakkan Eliakim, Eliakim memperanakkan Azor,
14 Azor memperanakkan Zadok. Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud,
15 Eliud memperanakkan Eleazar. Eleazar memperanakkan Matthan, Matthan memperanakkan Yakub,
16 Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria. Dari dialah lahir Yesus yang disebut Kristus.
17 Jadi, seluruh generasi, dari Abraham sampai Daud, ada empat belas generasi. Dan dari Daud sampai pengasingan di Babel, ada empat belas generasi; dan dari pengasingan di Babel sampai Kristus ada empat belas generasi.
18 Beginilah kisah kelahiran Yesus Kristus. Ketika Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, sebelum mereka bersatu, ia didapati mengandung, yaitu dari Roh Kudus.
19 Kemudian Yusuf, suaminya, karena ia seorang yang adil dan tidak ingin mempermalukan istrinya di depan umum, memutuskan untuk menceraikannya secara diam-diam.
20 Tetapi ketika ia memikirkan hal-hal itu, lihatlah, malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam mimpinya, dan berkata: Yusuf, anak Daud, jangan takut untuk mengambil Maria, istrimu, ke rumahmu. Sebab anak ini dikandung dalam rahimnya oleh Roh Kudus.
21 Dan ia akan melahirkan seorang anak laki-laki; dan engkau akan menamai dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.
22 Semua ini terjadi agar genaplah apa yang telah difirmankan Tuhan melalui nabi, yaitu:
23 Lihatlah, seorang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai dia Immanuel, yang artinya Allah beserta kita.
24 Lalu Yusuf bangun dari tidurnya, dan melakukan seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya, lalu mengambil istrinya.
25 Ia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu sampai perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, dan Ia menamai anak itu Yesus.
Atau Matius 1:18-25
18 Beginilah kisah kelahiran Yesus Kristus. Ketika Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, sebelum mereka bersatu, ia didapati mengandung, yaitu dari Roh Kudus.
19 Kemudian Yusuf, suaminya, karena ia seorang yang adil dan tidak ingin mempermalukan istrinya di depan umum, memutuskan untuk menceraikannya secara diam-diam.
20 Tetapi ketika ia memikirkan hal-hal itu, lihatlah, malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam mimpinya, dan berkata: Yusuf, anak Daud, jangan takut untuk mengambil Maria, istrimu, ke rumahmu. Sebab anak ini dikandung dalam rahimnya oleh Roh Kudus.
21 Dan ia akan melahirkan seorang anak laki-laki; dan engkau akan menamai dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.
22 Semua ini terjadi agar genaplah apa yang telah difirmankan Tuhan melalui nabi, yaitu:
23 Lihatlah, seorang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai dia Immanuel, yang artinya Allah beserta kita.
24 Lalu Yusuf bangun dari tidurnya, dan melakukan seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya, lalu mengambil istrinya.
25 Ia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu sampai perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, dan Ia menamai anak itu Yesus.
Renungan Harian Katolik Rabu 24 Desember 2025 (MALAM NATAL)
Malam Natal selalu membawa kita pada keheningan yang khas. Gereja mungkin penuh, lampu-lampu menyala lembut, lagu-lagu terdengar akrab, tetapi yang paling penting justru terjadi di dalam hati kita. Sabda Tuhan yang kita dengarkan malam ini mengajak kita berhenti sejenak dari hiruk-pikuk hidup, dari lelah yang kita bawa sepanjang tahun, dan masuk ke dalam cara Allah bekerja: perlahan, setia, dan sangat manusiawi.
Dalam Bacaan Pertama dari Yesaya, kita mendengar janji yang diucapkan dengan penuh keyakinan. Tuhan berkata bahwa Ia tidak akan berdiam diri sampai keselamatan itu sungguh nyata. Yerusalem yang disebut “Terlantar” akan dinamai kembali “Kesukaan-Ku”. Tanah yang dianggap tandus akan kembali dihuni. Ini bukan sekadar kata-kata indah. Ini adalah suara Allah yang berbicara kepada manusia yang pernah kecewa, terluka, merasa gagal, dan merasa tidak lagi berarti. Allah tidak menyerah pada umat-Nya, bahkan ketika umat itu sendiri mungkin sudah menyerah pada dirinya. Dalam bahasa hidup kita hari ini, Allah sedang berkata: hidupmu mungkin tampak berantakan, relasimu mungkin retak, masa depanmu mungkin terasa gelap, tetapi di mata-Ku engkau tetap berharga dan layak dicintai. Allah tidak melihat hidup kita sebagai tanah tandus, melainkan sebagai tempat di mana Ia masih ingin tinggal dan berkarya.
Bacaan Kedua dari Kisah Para Rasul membawa kita menyusuri sejarah panjang keselamatan. Paulus mengingatkan bahwa Allah setia menepati janji-Nya. Dari Abraham, dari Musa, dari Daud, sampai akhirnya kepada Yesus. Sejarah keselamatan bukanlah kisah orang-orang sempurna. Ada kegagalan, ada dosa, ada penantian panjang, bahkan ada masa pembuangan. Namun justru di dalam sejarah yang tidak ideal itu, Allah hadir dan bekerja. Ini penting bagi kita yang hidup di zaman sekarang, ketika kita sering ingin segalanya cepat, instan, dan tanpa proses. Allah tidak bekerja seperti notifikasi ponsel yang muncul seketika. Allah bekerja melalui waktu, kesabaran, dan kesetiaan. Natal mengingatkan kita bahwa keselamatan lahir dari sejarah manusia yang nyata, bukan dari dongeng yang steril.
Lalu Injil malam ini membawa kita pada kisah yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari: Yusuf dan Maria. Tidak ada gemerlap di awal kisah ini. Yang ada justru kebingungan, kecemasan, dan pilihan sulit. Yusuf adalah seorang yang adil. Ia tidak ingin mempermalukan Maria. Ia memilih jalan diam-diam, jalan yang penuh belas kasih. Di sini kita melihat bahwa kekudusan sering kali lahir dari keputusan-keputusan kecil yang penuh empati. Yusuf tidak banyak bicara, tetapi tindakannya berbicara sangat kuat. Ia mendengarkan suara Tuhan dalam mimpinya dan berani mempercayainya, meski itu berarti melangkah ke masa depan yang tidak ia pahami sepenuhnya.
Iman Yusuf adalah iman yang sangat relevan bagi kita. Ia tidak diberi penjelasan lengkap, tidak diberi jaminan hidup akan mudah, tetapi ia diberi satu kalimat sederhana: “Jangan takut.” Natal mengajak kita belajar dari Yusuf, untuk tidak membiarkan ketakutan menjadi pengambil keputusan utama dalam hidup kita. Ketika kita takut kehilangan, takut disalahpahami, takut gagal, atau takut terluka, kita sering memilih menjauh, menutup diri, atau menyerah. Yusuf justru memilih mendekat, menerima, dan bertanggung jawab.
Nama yang diberikan kepada Anak itu adalah Yesus, “Allah menyelamatkan”, dan juga disebut Immanuel, “Allah beserta kita”. Inilah inti Natal. Allah tidak datang sebagai pahlawan jauh di atas sana, tetapi sebagai bayi yang rapuh, yang masuk ke dalam keluarga sederhana, ke dalam kehidupan yang penuh risiko. Allah beserta kita berarti Allah hadir di tengah rumah tangga kita, di tengah pekerjaan kita, di tengah kecemasan ekonomi, konflik relasi, kesepian, dan pencarian makna hidup. Allah tidak menunggu hidup kita rapi baru Ia datang. Ia datang justru ketika hidup kita belum selesai.
Malam Natal ini, Sabda Tuhan mengajak kita menyadari bahwa kita semua ada dalam silsilah panjang itu. Mungkin nama kita tidak tertulis di Injil, tetapi hidup kita adalah bagian dari karya keselamatan yang sama. Dengan segala kelemahan dan keunikan kita, Allah tetap memilih hadir. Tugas kita bukan menjadi sempurna, melainkan menjadi seperti Yusuf: orang-orang yang mau percaya, mau taat, dan mau membuka ruang bagi Allah untuk tinggal.
Semoga Natal ini bukan hanya perayaan, tetapi perjumpaan. Perjumpaan dengan Allah yang setia pada janji-Nya, yang hadir dalam kesederhanaan, dan yang tetap bekerja di dalam hidup kita hari demi hari. Dan semoga, seperti Yerusalem yang dinamai kembali “Kesukaan-Ku”, kita pun berani percaya bahwa hidup kita, apa adanya, tetap menjadi tempat di mana Allah berkenan tinggal. Amin.
Doa Penutup
Ya Tuhan Yesus, Engkau Immanuel yang setia hadir dalam hidup kami. Ajari aku berani percaya memilih kasih, dan taat meski tidak mengerti segalanya. Pada malam Natal ini kami bersyukur atas kehadiran-Mu yang membawa terang dan damai. Tinggallah dalam hati, keluarga, dan dunia kami. Kuatkan kami menjadi pembawa kasih, pengharapan, dan damai-Mu setiap hari. Amin.
