Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 30 Desember 2025.
Kalender Liturgi hari Selasa 30 Desember 2025 merupakan Selasa, Hari Keenam dalam Oktaf Natal, Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 30 Desember 2025:
Bacaan Pertama – 1 Yohanes 2:12-17
12 Aku menulis surat ini kepada kalian, anak-anakku, karena dosa-dosa kalian telah diampuni demi nama-Nya.
13 Aku menulis surat ini kepada kalian, para ayah, karena kalian telah mengenal Dia yang ada sejak semula. Aku menulis surat ini kepada kalian, para remaja, karena kalian telah mengalahkan si jahat.
14 Aku menulis surat ini kepada kalian, anak-anak kecil, karena kalian telah mengenal Bapa. Aku menulis surat ini kepada kalian, pemuda-pemuda, karena kalian kuat, dan Firman Allah tinggal di dalam kalian, dan kalian telah mengalahkan si jahat.
15 Janganlah kamu memilih untuk mencintai dunia atau hal-hal yang ada di dunia. Jika seseorang mencintai dunia, maka kasih Bapa tidak ada di dalam dirinya.
16 Karena segala sesuatu yang ada di dunia hanyalah keinginan daging, keinginan mata, dan kesombongan hidup yang bukan berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
17 Dan dunia ini akan lenyap beserta segala keinginannya. Tetapi barangsiapa melakukan kehendak Allah, ia akan tetap ada sampai selama-lamanya.
Mazmur Tanggapan – Mazmur 96:7-8A, 8B-9, 10
R. (11a) Biarlah langit bersukacita dan bumi bergembira!
7 Berikanlah kepada TUHAN, hai sekalian bangsa,
berikanlah kepada TUHAN kemuliaan dan pujian;
8A berikanlah kepada TUHAN kemuliaan yang layak bagi nama-Nya!
R. Bergembiralah langit dan bersukacitalah bumi!
8B Bawalah persembahan, dan masuklah ke pelataran-Nya;
9 sembah TUHAN dengan pakaian kudus.
Gemetarlah di hadapan-Nya, seluruh bumi.
R. Biarlah langit bersukacita dan bumi bergembira!
10 Katakanlah di antara bangsa-bangsa: TUHAN adalah raja.
Ia telah menjadikan dunia teguh, tidak akan terguncang;
Ia memerintah bangsa-bangsa dengan adil.
R. Bersukacitalah langit dan bumi!
Haleluya
R. Haleluya, haleluya.
Hari suci telah tiba bagi kita.
Marilah, hai bangsa-bangsa, dan sembah Tuhan.
Hari ini terang yang besar telah datang ke bumi.
R. Haleluya, haleluya.
Injil – Lukas 2:36-40
36 Dan ada seorang nabiah, Anna, seorang putri dari Phanuel, dari suku Asyer. Ia sudah sangat tua, dan ia telah hidup bersama suaminya selama tujuh tahun sejak masa perawannya.
37 Dan kemudian ia menjadi janda, sampai usianya yang ke-84. Dan tanpa pernah meninggalkan Bait Suci, ia melayani dengan berpuasa dan berdoa, siang dan malam.
38 Dan pada saat itu juga, ketika ia masuk, ia mengaku kepada Tuhan. Dan ia menceritakan tentang Dia kepada semua orang yang menantikan penebusan Israel.
39 Dan setelah mereka melakukan segala sesuatu sesuai dengan hukum Tuhan, mereka kembali ke Galilea, ke kota mereka, Nazaret.
40 Kemudian anak itu tumbuh besar dan ia dikuatkan dengan hikmat yang penuh. Dan kasih karunia Allah ada di dalam dirinya.
Renungan Harian Katolik Selasa 30 Desember 2025
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Hari ini, dalam suasana sukacita Oktaf Natal, kita diingatkan oleh Bacaan Pertama tentang cinta Allah yang menembus segala kelemahan kita. Yohanes menulis kepada kita semua—anak-anak, remaja, para orang tua—dengan satu pesan yang sederhana namun sangat mendalam: dosa-dosa kita telah diampuni demi nama Yesus. Bayangkan, setiap langkah salah, setiap kata yang menyinggung, setiap hati yang tersakiti—semua itu diampuni. Bukan karena kita layak, tetapi karena Allah begitu mengasihi kita. Bukankah itu menggetarkan hati? Dan dari pengampunan itulah, kita diajak untuk menatap dunia dengan cara yang berbeda. Dunia menawarkan keinginan daging, kemewahan yang menipu mata, dan kesombongan yang memabukkan hati. Dunia selalu berbisik, “Ini akan membuatmu bahagia.” Tetapi Yohanes menegaskan: jika kita terlalu mencintai dunia, kasih Bapa tidak tinggal di dalam kita.
Mungkin kita sering merasa sulit menjauh dari dunia, dari ambisi, iri hati, atau tekanan sosial. Namun, bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa dunia ini sementara. Semua yang tampak penting bisa lenyap dalam sekejap. Hanya kehendak Allah yang kekal. Dan kehendak Allah itu sederhana, tapi menantang: hidup dengan cinta, dengan kesetiaan, dan dengan kerendahan hati, bahkan ketika dunia memanggil kita untuk lain.
Injil hari ini menghadirkan teladan yang hidup dalam diri Santa Anna, seorang nabi perempuan yang sudah lanjut usia. Anna mengajarkan kita bahwa iman bukan soal usia atau status, tetapi kesetiaan. Ia menjadi janda sejak muda, tetapi tidak pernah meninggalkan doa dan pelayanan di Bait Suci. Ia menunggu dengan setia, dan ketika saatnya tiba, ia mengenali Mesias, dan dengan sukacita ia membagikan kabar keselamatan kepada semua orang yang menantikan penebusan. Bukankah itu indah? Kesetiaan, doa, dan kesabaran membuka mata hati untuk melihat karya Allah, bahkan di saat yang tak terduga.
Anna juga mengingatkan kita tentang kekuatan hidup sederhana yang penuh makna. Di dunia yang penuh kesibukan dan distraksi, kita kadang lupa berhenti sejenak untuk berdoa, bersyukur, dan menyambut Allah dalam kehidupan sehari-hari. Doa bukan sekadar rutinitas, tetapi napas hidup yang membuat kita tetap kuat dan bijaksana. Dan ketika kita setia, bahkan hal-hal kecil—senyum kepada tetangga, sabar menghadapi pekerjaan, atau mendengarkan teman yang membutuhkan—menjadi cara kita menghadirkan kasih Allah di dunia.
Hari ini, Injil dan Yohanes menantang kita: apakah kita hidup untuk dunia atau untuk Allah? Apakah kita seperti Anna, yang setia, sabar, dan penuh doa, ataukah kita tergoda untuk mencari pemuas sesaat yang fana? Tuhan mengundang kita untuk memilih hidup yang kekal, untuk membiarkan Firman-Nya tinggal di dalam kita, dan untuk membagikan kasih-Nya pada sesama. Dalam dunia yang cepat berubah dan kadang terasa keras, kita dipanggil menjadi saksi hidup dari pengampunan, kesetiaan, dan kasih yang tidak pernah pudar.
Mari kita belajar dari Anna, dan mari kita renungkan kata-kata Yohanes dalam hati kita: dunia ini akan berlalu, tetapi barangsiapa melakukan kehendak Allah, ia akan tetap ada sampai selama-lamanya. Di setiap langkah kita, di setiap pilihan kita, kita dapat memilih hidup yang kekal dengan mengasihi Allah dan sesama. Maka sukacita Natal tidak berhenti hanya pada 25 Desember, tetapi menjadi cara hidup kita setiap hari, dengan iman yang nyata, yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, yang bisa dirasakan, dan yang membawa terang bagi dunia di sekitar kita. Amin.
Doa Penutup
Tuhan, ajar aku memilih hidup-Mu di atas godaan dunia. Berikan kesetiaan seperti Santa Anna, hati yang sabar, doa yang tulus, dan keberanian membagikan kasih-Mu. Semoga Firman-Mu tinggal dalamku, menuntunku hidup penuh pengampunan, sukacita, dan cinta setiap hari. Amin.
