Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 2 Januari 2026.
Kalender Liturgi hari Jumat 2 Januari 2026 merupakan Perayaan Wajib Basilius Agung dan Gregorius dr Nazianze, Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 2 Januari 2026:
Bacaan Pertama: 1Yoh. 2:22-28
Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.
Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa.
Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu?dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta?dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah
Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4
- Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
- TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.
- Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.
- Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.
- Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!
Bacaan Injil: Yoh. 1:19-28
Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: “Siapakah engkau?” Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: “Aku bukan Mesias.”
Lalu mereka bertanya kepadanya: “Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Dan ia menjawab: “Bukan!” “Engkaukah nabi yang akan datang?” Dan ia menjawab: “Bukan!” Maka kata mereka kepadanya: “Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?” Jawabnya: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.”
Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: “Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?”
Yohanes menjawab mereka, katanya: “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.”
Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan Harian Katolik Jumat 2 Januari 2026
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Di awal tahun yang masih sangat muda ini, Sabda Tuhan mengajak kita masuk ke dalam keheningan batin yang dalam. Bukan keheningan yang kosong, melainkan keheningan yang penuh makna, tempat kita bertanya dengan jujur tentang siapa diri kita, siapa Kristus bagi kita, dan bagaimana iman itu sungguh hidup dalam keseharian kita.
Dalam Bacaan Pertama dari Surat Pertama Yohanes, kita mendengar kata-kata yang tegas, bahkan terdengar keras: tentang pendusta, tentang antikristus, tentang orang yang menyesatkan. Namun sesungguhnya, Sabda ini tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk menyadarkan. Rasul Yohanes sedang berbicara kepada jemaat yang hidup di tengah kebingungan iman, di tengah banyak suara, banyak ajaran, banyak klaim kebenaran. Situasi ini sangat dekat dengan hidup kita sekarang. Zaman kita adalah zaman dengan begitu banyak informasi, opini, tafsir, dan “kebenaran versi masing-masing”. Tidak jarang, iman pun ikut menjadi samar, menjadi sekadar identitas, bukan lagi relasi hidup dengan Kristus.
Karena itu Yohanes mengingatkan dengan sederhana namun mendalam: tinggallah di dalam Kristus. Apa yang telah kamu dengar sejak semula, biarlah itu tetap tinggal di dalam kamu. Iman bukan soal hal baru yang selalu harus dicari ke sana kemari, melainkan kesetiaan untuk tinggal. Tinggal di dalam Kristus berarti membiarkan hidup kita berakar pada Dia, membiarkan cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak kita dibentuk oleh-Nya. Ini bukan proses instan, tetapi perjalanan seumur hidup.
Rasul Yohanes juga berbicara tentang “pengurapan” yang tinggal dalam diri kita. Ini adalah Roh Kudus, yang kita terima sejak baptisan. Roh inilah yang menuntun hati nurani kita, yang mengingatkan kita saat kita mulai menjauh, yang menguatkan kita saat iman terasa lemah. Di tengah dunia yang sering membingungkan, Tuhan tidak meninggalkan kita sendirian. Ia tinggal dalam diri kita. Pertanyaannya adalah: apakah kita mau mendengarkan suara-Nya, atau justru lebih sering mengikuti suara lain yang lebih keras namun kosong?
Injil hari ini menghadirkan sosok Yohanes Pembaptis, seorang yang luar biasa justru karena kerendahan hatinya. Berkali-kali ia ditanya, “Siapakah engkau?” Dan dengan jujur ia menjawab, “Aku bukan Mesias.” Ia tidak mengambil tempat yang bukan miliknya. Ia tidak membangun identitas dari pujian orang atau dari ekspektasi manusia. Yohanes tahu persis siapa dirinya: ia hanyalah suara. Suara yang menunjuk, bukan yang ingin ditunjuk. Suara yang mempersiapkan jalan, bukan tujuan akhir.
Di sinilah Injil menyentuh hidup kita secara sangat manusiawi. Betapa sering kita ingin dikenal, diakui, dianggap penting. Bahkan dalam pelayanan, dalam kehidupan menggereja, dalam keluarga, dalam pekerjaan, kita bisa tergoda untuk mencari diri sendiri. Yohanes Pembaptis mengajarkan jalan yang berbeda: jalan kerendahan hati. Ia bersukacita bukan karena dirinya diperhatikan, tetapi karena Kristus hadir, meskipun “berdiri di tengah-tengah kamu dan tidak kamu kenal”.
Kalimat ini sangat kuat. Kristus berdiri di tengah-tengah kita, namun sering tidak kita kenal. Ia hadir dalam keseharian kita: dalam pasangan hidup, dalam anak-anak, dalam orang tua yang menua, dalam rekan kerja, dalam orang miskin, dalam mereka yang berbeda pendapat dengan kita. Namun karena kesibukan, ego, dan rutinitas, kita bisa melewati kehadiran-Nya begitu saja.
Yohanes Pembaptis juga berkata bahwa ia bahkan tidak layak membuka tali kasut Yesus. Ini bukan sikap merendahkan diri secara palsu, melainkan kesadaran iman yang jujur: bahwa hidup kita hanya bermakna sejauh kita mengarahkan orang pada Kristus. Kita tidak dipanggil untuk menjadi Mesias, tetapi untuk menjadi saksi. Saksi lewat kejujuran, kesetiaan, pengampunan, dan kasih yang nyata dalam hal-hal kecil setiap hari.
Saudara-saudari terkasih, renungan hari ini mengajak kita bertanya dengan lembut namun jujur: siapakah Kristus bagiku hari ini? Apakah aku sungguh tinggal di dalam Dia, atau hanya tahu tentang Dia? Apakah hidupku, seperti Yohanes Pembaptis, membantu orang lain mengenal Tuhan, atau justru membuat mereka menjauh?
Di awal tahun ini, marilah kita tidak membuat resolusi yang muluk, tetapi memilih satu hal yang sederhana dan nyata: tinggal di dalam Kristus. Tinggal dalam doa, tinggal dalam Sabda, tinggal dalam kasih. Dari sanalah hidup kekal yang dijanjikan Tuhan mulai kita rasakan, bukan nanti setelah mati, tetapi sudah sekarang, di tengah hidup kita yang nyata, dengan segala tantangan dan keindahannya. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus Kristus, Engkau hadir di tengah hidup kami, sering kali tanpa kami sadari. Bukalah mata hati kami agar mampu mengenal-Mu, dan kuatkanlah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami setia tinggal di dalam Engkau. Jadikanlah hidup kami suara yang rendah hati, yang memuliakan nama-Mu dan menghadirkan kasih-Mu dalam kehidupan sehari-hari. Amin.
