Drama politik di Pati makin panas, tapi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian punya pesan simpel: “Jangan kebawa panas, daerah harus tetap adem.”
Pesan itu ia lontarkan setelah aksi demo di Pati, Rabu (13/8), yang ujung-ujungnya ricuh.
Warga turun ke jalan menuntut Bupati Sudewo mundur gara-gara kebijakan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) naik gila-gilaan sampai 250 persen.
Gak lama, Sudewo resmi cabut kebijakan itu. Tapi nasi sudah jadi bubur — warga telanjur kesal, demo pun pecah.
Polisi bilang, ada provokator yang nyusup. Akibatnya, 22 orang sempat diamankan, walau akhirnya dilepas lagi.
Tito cerita kalau dia langsung telepon Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Bupati Sudewo.
“Saya langsung telepon Pak Bupati dan Pak Gubernur. Saya tanyakan kenapa mekanismenya seperti itu,” ujar Tito di Kantor Bulog Kanwil Jakarta, Kamis (14/8).
Nah, sekarang DPRD Pati lagi wacanain bikin Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket buat memakzulkan Sudewo.
Tito ngasih warning keras: “Tolong jangan sampai ada kepentingan politik di balik itu. Bagaimanapun Bupati dipilih oleh rakyat. Pemakzulan harus dilakukan sesuai mekanisme,” tegasnya.
Kalau masih ada warga yang gak puas, Tito bilang jalurnya ada dua: lewat DPRD atau langsung ajukan ke Mendagri.
“Mau minta teguran, sanksi, silakan. Yang penting legal, bukan main hakim sendiri,” tutupnya sambil senyum tipis.