Guys, 2025 ini pelatihan Public Speaking dari Pintar Kemenag lagi rame banget! Bukan cuma ASN, tapi juga non-ASN, mahasiswa, sampai masyarakat umum ikutan karena kelasnya via MOOC—alias bisa diakses online bebas dari mana aja.
Programnya dibagi jadi 11 modul, dan salah satu bagian yang bikin banyak peserta garuk-garuk kepala ada di Modul 3.6 – Kompetensi Pembicara Bagian 3. Nah, di modul ini peserta ditantang buat paham lebih dalam tentang apa sih yang bikin seorang pembicara itu efektif dan didengerin audiens?
Dan salah satu soal legendaris yang sering bikin peserta mikir keras adalah tentang konsep:
👉 “Kekuasaan Koersif merupakan kemampuan komunikator untuk…?”
Dalam dunia public speaking, kamu nggak cukup cuma pintar ngomong. Audiens bakal lebih nurut, fokus, dan percaya kalau kamu punya tiga aspek penting ini:
✨ Kredibilitas (ethos)
✨ Atraksi/pesona (pathos)
✨ Kekuasaan/power
Tiga faktor ini yang bikin seorang pembicara punya aura “wah” di panggung. Nah, elemen kekuasaan inilah yang kemudian dijelasin pakai teori dari Raven.
🧠 The Big 5 Power ala Raven (1974)
Di Modul 3.6, Raven memperkenalkan lima jenis kekuasaan yang bisa bikin audiens ngikutin pembicara, yaitu:
- Expert Power – audiens nurut karena kamu jago banget di bidang itu.
- Referent Power – kamu punya karisma, bikin orang suka dan pengen jadi kayak kamu.
- Legitimate Power – kamu punya jabatan/otoritas resmi.
- Reward Power – kamu bisa kasih hadiah, akses, atau keuntungan ke audiens.
- Coercive Power – nah ini dia yang jadi fokus artikel kita.
(Btw, “kekuasaan eksekutif” bukan termasuk ya, itu jebakan Batman di soal—jadi hati-hati!)
⚠️ Kekuasaan Koersif itu Apa Sih?
Oke guys, ini dia yang dicari semua orang ⤵️
👉 Kekuasaan Koersif adalah kemampuan komunikator untuk mengendalikan atau memengaruhi audiens melalui ancaman, hukuman, atau risiko konsekuensi negatif.
Simpelnya:
Bikin orang patuh karena takut, bukan karena mereka setuju.
Contohnya:
- “Kalau nggak ikut aturan ini, akan ada sanksinya.”
- “Siapa yang telat ngumpulin tugas, siap kena penalti.”
Ini kebalikan dari reward power ya. Kalau reward bikin orang semangat, coercive power bikin orang waswas kalau mereka melanggar.
Dalam public speaking, tipe kekuasaan ini biasanya muncul pada pembicara yang punya otoritas formal dan punya hak untuk memberi sanksi—misalnya atasan, pejabat, atau pemimpin organisasi.
🎯 Kenapa Perlu Paham Ini di Modul Pintar Kemenag?
Karena materi ini dipakai buat nentuin:
- bagaimana pembicara memengaruhi audiens,
- kapan power digunakan dengan tepat,
- serta biar kita paham kalau public speaking itu bukan cuma soal bicara, tapi juga soal dinamika pengaruh.
Makanya, jawaban soal modul tentang kekuasaan koersif itu penting banget buat kamu bisa lolos dengan skor 100.
Kekuasaan Koersif = kemampuan komunikator memengaruhi audiens lewat ancaman, hukuman, atau konsekuensi negatif.
Dipakai kalau pembicara punya wewenang formal dan audiens ngerti bahwa ada hal buruk yang bisa terjadi kalau mereka nggak ngikutin arahan.
