Flexing atau Self Love? Sosok Pejabat BGN Ini Mendadak Viral Gara-Gara Konten Mewah di Medsos. Nama Badan Gizi Nasional (BGN) lagi-lagi jadi bahan omongan netizen.
Kalau sebelumnya isu panas datang dari jajaran petingginya, sekarang giliran akun Instagram dan TikTok yang diduga milik salah satu pejabatnya, Sartini, bikin dunia maya rame banget.
Masalahnya bukan sekadar eksis di medsos. Konten yang beredar justru menampilkan belanja barang branded dengan caption self reward, bikin warganet auto kepo: “Ini beneran pejabat negara? Terus gajinya berapa sih sampai bisa hidup se-wow itu?”
Awal Drama: Akun TikTok yang Bikin Netizen Auto Curiga
Semua kehebohan ini bermula dari sebuah akun TikTok dengan username @zarrteney. Akun tersebut sering banget upload video belanja produk mewah, vibes-nya glamor, estetik, dan terkesan flexing.
Buat sebagian orang sih sah-sah aja. Tapi karena akun ini dikaitkan dengan pejabat publik, netizen langsung pasang mode investigasi. Gaya hidup hedon ala medsos dianggap sensitif, apalagi di tengah sorotan ke lembaga negara.
Nama Sartini, S.E., M.E. pun ikut terseret. Ia diketahui menjabat sebagai Kepala Biro Manajemen Kinerja di Badan Gizi Nasional, posisi yang jelas bukan kaleng-kaleng.
Postingan Instagram “Self Reward” yang Jadi Pemicu Ledakan
Api makin membesar saat sebuah unggahan Instagram beredar luas di akun-akun gosip. Dalam foto itu, terlihat seorang perempuan sedang belanja di butik Louis Vuitton, lengkap dengan goodie bag gede dan caption:
“Self love – self reward. Gapapa dirimu yang bahagia dan sehat, lebih mahal dari semuanya.”
Caption-nya sih positif, tapi timing-nya dianggap kurang pas. Unggahan itu langsung dikaitkan dengan akun IG dan TikTok Sartini, dan netizen pun ramai-ramai ngasih reaksi pedas.
Banyak yang bilang, pejabat publik harusnya lebih peka soal citra di ruang digital.
Akun Tiba-Tiba Diprivat, Netizen Makin Kepo
Nggak lama setelah viral, akun TikTok @zarrteney yang tadinya bebas diakses publik mendadak berubah jadi private. Bukannya adem, langkah ini malah bikin netizen makin curiga.
Sebagian nganggep itu cara buat ngindarin sorotan. Sebagian lagi bilang, ya itu hak pribadi. Tapi karena sudah terlanjur dikaitkan dengan jabatan negara, reaksi publik pun nggak bisa dibendung.
Kolom Komentar Panas, Sindiran Netizen Numpuk
Di berbagai platform gosip, kolom komentar langsung penuh. Mulai dari sindiran halus sampai kritik keras soal etika pejabat, transparansi harta, hingga kewajiban lapor LHKPN.
Banyak netizen menegaskan kalau pejabat negara tetap harus jaga sikap, bahkan di media sosial. Dunia digital sekarang bukan ruang privat lagi, apalagi kalau udah punya jabatan strategis.
Sartini dan Perannya di Badan Gizi Nasional
Terlepas dari ribut-ribut medsos, secara resmi Sartini memang memegang posisi penting di BGN. Ia tercatat sebagai pejabat yang menandatangani kontrak pengadaan jasa sewa gedung kantor BGN.
Pada 3 Maret 2025, BGN menerbitkan dokumen perjanjian pengadaan sewa gedung yang ditandatangani oleh Sartini sebagai pejabat penanggung jawab. Penyedia jasanya adalah PT Putra Mahkota Perkasa, dan prosesnya disebut sudah sesuai aturan pengadaan.
Nilai Kontraknya Bikin Melongo
Dalam dokumen tersebut, disebutkan bahwa BGN menyewa Gedung Graha Makmur di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, lengkap dengan fasilitas dan pemeliharaan.
Nilai kontraknya? Rp67,6 miliar (sudah termasuk pajak) 😳
Sistemnya lumpsum dan berlaku sampai Maret 2029. Berita acara serah terima juga ditandatangani di hari yang sama oleh Sartini.
Terus, Gaji Pejabat BGN Berapa Sih?
Nah, ini pertanyaan sejuta umat. Sampai sekarang, belum ada info resmi yang mengungkap gaji detail pejabat BGN secara personal.
Umumnya, penghasilan pejabat lembaga negara mengikuti aturan yang berlaku, mulai dari gaji pokok, tunjangan jabatan, hingga fasilitas resmi lainnya. Tapi karena gaya hidup di medsos terlihat wah, publik jadi makin menuntut transparansi.
Pelajaran dari Kasus Viral Ini
Ramainya akun IG dan TikTok Sartini jadi bukti kalau jejak digital pejabat publik itu super sensitif. Bukan cuma soal benar atau salah, tapi juga soal empati, etika, dan timing.
Kasus ini kembali nunjukin satu hal penting:
👉 Netizen sekarang kritis banget
👉 Pejabat nggak bisa asal flexing di medsos
👉 Kepercayaan publik itu mahal, bro
Apapun klarifikasinya nanti, satu hal pasti: di era media sosial, semua mata selalu ngelihat.
