Kalau lo suka animasi lokal, siap-siap deh, karena tanggal 14 Agustus 2025 bakal jadi momen spesial. Pas sehari sebelum 17-an, film animasi “Merah Putih: One for All” bakal ngehajar layar bioskop.

Ceritanya tentang delapan bocah dari latar budaya beda-beda yang kerja bareng nyelametin bendera pusaka menjelang upacara kemerdekaan. Epic banget kan?

Nah, di balik layar film ini, ada satu nama yang mungkin belum nge-hype banget di telinga lo: Bintang Takari.

Dia ini bukan cuma animator, tapi juga penulis, editor, dan co-sutradara bareng Endiarto.

Jadi kalau lo nonton dan baper sama adegannya, itu salah satunya gara-gara sentuhan si Bintang ini.

“Gue pengen bikin film yang bukan cuma keren secara visual, tapi juga bisa bikin orang ngerasa kalau Indonesia itu keren banget,” kata Bintang sambil ketawa kecil.

📱 Jejak Digitalnya? Minimalis Abis Kalau lo coba kepoin Instagram-nya, siap-siap kecewa.

Akun @bintangtakari cuma punya 5 video, followers-nya 14 doang, dan hampir nggak ada interaksi. Kontennya? Jauh dari kesan “pamer karya”.

Di LinkedIn, doi tampil sebagai Film Director yang domisili di Singapura.

Tapi ya gitu… isinya singkat, padat, dan minim detail. Kayak orang yang kalau ditanya “lagi sibuk apa?” cuma jawab, “ya… ada lah.”

“Gue lebih nyaman kalau karya gue yang ngomong, bukan gue yang nyari spotlight,” ujarnya santai.

🎨 Fokus di Karya, Bukan Gimmick
Bintang tipikal seniman yang betah di belakang layar.

Dia nggak cuma nggerakin karakter animasi, tapi juga nyusun alur cerita dan visual biar pesannya nyampe ke penonton.

Di Merah Putih: One for All, dia pastiin nilai nasionalisme nggak cuma jadi tempelan, tapi bener-bener kerasa di hati.

Minimnya jejak digital bikin dia terkesan misterius. Tapi justru itu bikin orang-orang di industri animasi penasaran banget sama perjalanan kariernya.

“Kalau gue terlalu sibuk bangun citra di media sosial, bisa-bisa waktu buat bikin karya malah ilang,” pungkasnya.

Kalau dilihat dari gayanya, Bintang ini ibarat “ninja” di industri kreatif: jarang muncul di publik, tapi karyanya bisa bikin geger.

Kita tunggu aja tanggal 14 Agustus nanti, apakah Merah Putih: One for All bakal jadi game-changer animasi lokal.