Gengs, lo pasti udah lihat rame-rame di medsos soal kasus Zara Qairina Mahathir, kan?
Cewek 13 tahun ini sekolah di SMKA Tun Datu Mustapha, Papar, Sabah, Malaysia. Nah, ceritanya bikin hati nyesek sekaligus kepala penuh tanda tanya.
📅 Kronologi Kematian Zara Qairina Mahathir
Rabu dini hari, 16 Juli 2025, Zara ditemukan pingsan di saluran pembuangan deket gedung asrama putri.
Diduga dia jatuh dari lantai tiga, kondisinya parah banget, dan besoknya (17 Juli) dia meninggal di Rumah Sakit Queen Elizabeth I.
🕵️♂️ Isu Bullying dan “Anak Pejabat”
Nah, mulai rame tuh kabar kalau ini bukan murni kecelakaan. Netizen Malaysia mulai curiga ada unsur bullying di sekolah.
Apalagi, ada gosip pelakunya anak dari keluarga “berpengaruh”.
Katanya sih, investigasinya agak aneh—mulai dari baju Zara yang nggak dicek, sampai nggak ada autopsi resmi.
Channel News Asia bahkan sempet nyorot soal tiga siswa yang pindah sekolah pas hari Zara ditemukan.
Nama yang sering muncul di medsos: Kak Wana, Kak Dedeng, sama Tomboi. Netizen makin panas karena ada dugaan ada “VVIP” di belakang layar.
Hashtag #JusticeForZara sempet trending.
Bahkan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, sampai turun tangan bilang, “Siapa pun yang terlibat, mau Datuk Seri atau Tan Sri, bakal diselidiki kalau ada bukti.” 🔥
❌ Keluarga Nggak Pernah Tuduh Anak Pejabat
Biar nggak salah paham nih, kuasa hukum keluarga, Hamid Ismail dan Shahlan Jufri, udah tegas ngomong kalau ibu Zara, Noraidah, nggak pernah nuduh VVIP mana pun.
Semua rumor itu murni dari netizen, bukan dari pihak keluarga.
Polisi Malaysia bilang mereka udah periksa 60 saksi, termasuk yang namanya viral di medsos.
Tapi keluarga minta penyelidikan dibuka lagi dan autopsi dilakukan supaya penyebab kematian bener-bener jelas.
🎥 Perburuan CCTV Viral
Di tengah hebohnya berita, warganet jadi kepo banget sama rekaman CCTV yang katanya merekam Zara jatuh.
Masalahnya, sampe sekarang nggak ada video resmi yang dirilis polisi atau sekolah.
Jadi, semua potongan video yang berseliweran di internet harusnya lo anggap hoax potential alias belum tentu asli.
Karena bukan cuma soal tragisnya kematian Zara, tapi juga uji kepercayaan masyarakat sama sistem hukum di Malaysia.
Publik pengen bukti transparan, apalagi kalau ada isu perlakuan khusus buat anak orang berkuasa.
Intinya, belum ada bukti sahih kalau anak pejabat terlibat, tapi desakan buat investigasi terbuka udah jadi suara bersama.
Kasus Zara ini bikin kita mikir lagi, gengs… kalau ada tragedi di sekolah, apalagi nyangkut anak-anak, transparansi itu penting banget.