Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 2 Mei 2025.
Kalender Liturgi hari Jumat 2 Mei 2025 merupakan Hari Jumat Pekan Paskah II, Peringatan Wajib Santo Athanasius Agung, Uskup dan Pujangga Gereja, Santo Boris, Raja dan Pengaku Iman, Santo Sigismund, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 2 Mei 2025:
Bacaan Pertama Kis. 5:34-42
Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar.
Sesudah itu ia berkata kepada sidang: “Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini!
Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap.
Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya.
Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap,
tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.” Nasihat itu diterima.
Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan.
Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.
Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 27:1,4,13-14
Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.
Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!
Bait Pengantar Injil Mat 4:4b
Ref. Alleluya, alleluya.
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Bacaan Injil Yohanes 6:1-15
“Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sebanyak yang mereka kehendaki.”
Sekali peristiwa Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.
Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai Filipus, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya.
Jawab Filipus kepada-Nya, “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!”
Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada Yesus, “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya untuk orang sebanyak ini?”
Kata Yesus, “Suruhlah orang-orang itu duduk!” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
Dan setelah mereka kenyang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang.” Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari lima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, “Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dunia.” Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 2 Mei 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Pernahkah kita merasa hidup ini tidak adil? Bahwa ketika kita berbuat baik, malah ditolak atau bahkan disakiti? Atau, kita merasa bahwa usaha dan kebaikan hati kita seperti tidak dianggap oleh dunia? Hari ini, Sabda Tuhan mengajak kita merenungkan dua hal yang sangat penting dalam perjalanan iman: keberanian untuk tetap setia dalam kebaikan, dan percaya bahwa Tuhan tahu apa yang sedang Ia lakukan.
Dalam Bacaan Pertama, kita mendengar tentang para rasul yang diadili karena mewartakan Yesus. Mereka bahkan dipukul, disesah, namun mereka justru keluar dari pengadilan itu dengan gembira karena dianggap layak menderita demi Nama Yesus. Ini luar biasa. Logikanya dunia, orang dipukul itu sedih, takut, ingin menyerah. Tapi mereka bersukacita. Kenapa? Karena mereka tahu: penderitaan mereka bukan sia-sia. Mereka percaya, seperti kata Gamaliel tadi, bahwa kalau yang mereka lakukan berasal dari Allah, itu tidak akan bisa dihentikan oleh siapa pun.
Ini menjadi pesan penting bagi kita. Banyak dari kita mungkin sedang berjuang mempertahankan iman, kejujuran di tempat kerja, kesetiaan dalam pernikahan, ketekunan dalam keluarga, atau kesabaran merawat orang yang kita cintai. Mungkin ada yang sedang merasa lelah karena kebaikan kita tidak dihargai. Tapi hari ini Tuhan berkata: jika itu berasal dari Allah, jangan takut, itu tidak akan sia-sia.
Lalu dalam Injil, kita mendengar kisah yang sangat dikenal: Yesus memberi makan lima ribu orang dengan hanya lima roti dan dua ikan. Tetapi hari ini mari kita lihat satu tokoh kecil dalam cerita ini: seorang anak kecil yang dengan sederhana memberikan makanannya—apa adanya—kepada Yesus.
Kalau dipikir-pikir, makanan itu sangat tidak cukup. Tapi apa yang terjadi? Tuhan memberkati, dan dari yang sedikit itu, menjadi lebih dari cukup—bahkan bersisa dua belas bakul.
Saudara-saudari, berapa banyak dari kita yang merasa tidak cukup? Tidak cukup pintar, tidak cukup uang, tidak cukup sabar, tidak cukup kuat? Kita kadang merasa bahwa apa yang kita miliki tidak akan pernah cukup untuk menyelesaikan persoalan hidup yang besar. Tapi hari ini Yesus mau bilang: berikan saja apa yang kamu punya, sekecil apa pun, asal dari hatimu, Aku akan memberkatinya dan menjadikannya cukup—bahkan berlimpah.
Tuhan tidak menuntut kita untuk selalu hebat, luar biasa, atau punya semua jawaban. Ia hanya minta kita untuk datang dan memberikan roti kecil kita—waktu kita, tenaga kita, kasih kita, doa kita, pengampunan kita. Sisanya, Tuhan yang bekerja.
Maka hari ini, kita diingatkan dua hal:
- Kalau kamu hidup dalam kebenaran dan kebaikan, jangan mundur ketika dunia menolakmu. Tetaplah setia. Kalau itu berasal dari Allah, tidak akan pernah sia-sia.
- Apa yang kamu punya sekarang, berikan kepada Tuhan. Jangan menunggu sempurna dulu. Sekalipun hanya lima roti dan dua ikan, kalau diberikan dengan hati penuh iman, Tuhan akan membuatnya cukup.
Mari kita jalani hidup ini bukan dengan takut dan ragu, tetapi dengan keberanian untuk terus berbuat baik dan percaya bahwa Tuhan sedang berkarya dalam hidup kita—meski kita belum melihat hasil akhirnya. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarilah aku setia dalam kebaikan meski ditolak, dan rela memberi yang kumiliki meski tampak sedikit. Berkatilah niatku yang sederhana agar menjadi berkat besar. Teguhkan hatiku untuk percaya bahwa Engkau selalu bekerja dalam hidupku. Amin.