Tuesday, July 8, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 4 Mei 2025 Lengkap Renungan Harian, HARI MINGGU PASKAH III, Warna Liturgi Putih

Must Read
5/5 - (1 vote)

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 4 Mei 2025.

Kalender Liturgi hari Minggu 4 Mei 2025 merupakan HARI MINGGU PASKAH III, Santa Gemma Galgani, Perawan, Santa Rachel, Pengaku Iman, Rachel, Istri Yakob, Para Martir dari Inggris, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 4 Mei 2025:

Bacaan Pertama Kis. 5:27b-32,40b-41

Kami dan Roh Kudus adalah saksi hal-hal ini.

Setelah ditangkap oleh pengawal Bait Allah, para rasul dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Imam Agung mulai menegur mereka, “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam nama Yesus. Namun ternyata kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu, dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.”

Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.

Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Penyelamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.

Dan kami adalah saksi dari segalanya itu: kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” Mereka lalu menyesah para rasul, dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus.

Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 30:2,4,5,6,11,12a,13b

Ref. Aku hendak memuji nama-Mu ya Tuhan, selama-lamanya.

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.

Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

Dengarlah Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan jadilah penolongku! Aku yang meratap Kauubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bacaan Kedua Why. 5:11-14

Anak Domba yang disembelih itu layak menerima kuasa dan kekayaan.

Aku, Yohanes, melihat dan mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua di surga; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa;

dan aku mendengar suara nyaring dari mereka, “Anak Domba yang disembelih itu layak menerima kuasa dan kekayaan, hikmat dan kekuatan, hormat, kemuliaan, dan puji-pujian!”

Dan aku mendengar semua makhluk yang di surga dan yang di bumi, yang di bawah bumi dan yang di laut, dan semua yang ada di dalamnya, berkata, “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, puji-pujian dan hormat, kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” Dan keempat makhluk di surga itu berkata, “Amin!” Dan para tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 963

Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.

Kristus, pencipta semesta alam telah bangkit. Ia mengasihani umat manusia.

Bacaan Injil Yoh. 21:1-19

Yesus mengambil roti dan ikan serta memberikannya kepada para murid.

Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut: Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid Yesus yang lain.

Kata Simon Petrus kepada mereka, “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya, “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat, lalu naik ke perahu. Tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk?”

Jawab mereka, “Tidak ada!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, “Itu Tuhan!”

Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu.

Ketika tiba di darat, mereka melihat api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti. Kata Yesus kepada mereka, “Bawalah beberapa ikan yang baru kamu tangkap itu!”

Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguhpun sebanyak itu ikannya, jala tidak koyak.

Kata Yesus kepada mereka, “Marilah dan sarapanlah!” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan.

Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka; demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 4 Mei 2025

Minggu Paskah III (Tahun B)
Bacaan: Kis 5:27b-32,40b-41; Mzm 30; Why 5:11-14; Yoh 21:1-19

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita kembali diundang oleh Tuhan untuk merenungkan makna kebangkitan Kristus dalam hidup kita. Bukan sekadar perayaan kemenangan atas maut, tapi undangan untuk bangkit dari ketakutan, kebimbangan, dan kegagalan kita — seperti para murid, seperti Simon Petrus.

Kita lihat dalam Injil Yohanes hari ini, bagaimana Yesus menampakkan diri kepada para murid yang sedang kembali ke aktivitas lama mereka: menangkap ikan. Kembali ke rutinitas sebelum mereka mengenal Yesus. Ini bukan sekadar “mencari nafkah” tapi mungkin juga ungkapan frustrasi: setelah kehilangan Guru mereka, mereka kehilangan arah.

Berapa banyak dari kita yang, saat menghadapi kegagalan, kembali ke “zona nyaman” kita? Saat doa kita terasa hampa, saat usaha terasa sia-sia, kita berkata, “Sudahlah, balik saja ke kehidupan biasa.” Kita seperti Petrus yang berkata, “Aku pergi menangkap ikan.”

Dan malam itu, mereka tidak mendapat apa-apa. Sepi. Kosong.

Namun, Tuhan hadir — bukan dengan teguran, bukan dengan penghakiman, melainkan dengan kasih dan kehangatan. Ia menyiapkan sarapan di pantai. Bayangkan: Tuhan semesta alam, setelah bangkit dari kematian, malah membuat api unggun dan membakar ikan untuk murid-murid-Nya. Ini bukan hanya simbol makanan jasmani, tetapi lambang perhatian Tuhan yang begitu manusiawi.

Saudara-saudari,
Yesus tidak menunggu murid-murid datang ke tempat ibadah, Ia mendatangi mereka di tempat kerja mereka, dalam kegagalan mereka, di tengah frustrasi mereka. Ia hadir juga dalam kehidupan sehari-hari kita: di meja makan, di tempat kerja, dalam kepenatan, bahkan dalam kejatuhan.

Dalam bacaan pertama, para rasul menghadapi tekanan, bahkan kekerasan dari penguasa agama. Tapi mereka memilih tetap taat kepada Allah. Mereka justru bersukacita karena dianggap layak menderita demi nama Yesus. Sukacita bukan karena disiksa, tetapi karena tahu bahwa penderitaan itu bermakna.

Ini juga realita kita: menjalani iman tidak selalu mudah. Mungkin kita ditertawakan karena memilih hidup jujur. Mungkin kita merasa sendiri karena memegang prinsip yang tidak populer. Tapi seperti para rasul, kita diingatkan: “Kami dan Roh Kudus adalah saksi hal-hal ini.” Kita tidak sendiri.

Bacaan kedua membawa kita naik ke surga: gambaran tentang Anak Domba, Yesus, yang layak menerima segala kuasa dan kemuliaan. Setelah semua penderitaan-Nya, kini Ia dimuliakan. Ini pengingat bahwa penderitaan kita bersama Kristus tidak akan sia-sia. Ada kemuliaan di balik salib, ada kebangkitan setelah kematian.

Lalu, apa pesan Injil hari ini untuk kita secara pribadi?

Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Bukan karena Yesus tidak tahu jawabannya, tapi karena Petrus perlu menyembuhkan luka pengkhianatannya. Tiga kali ia menyangkal Yesus, tiga kali pula Yesus mengundangnya kembali dalam kasih. Ini bukan sekadar pengampunan, ini pemulihan.

Kadang kita pun jatuh. Kita menyangkal Dia dengan cara hidup kita. Tapi Yesus tidak berkata, “Mengapa kamu gagal?” — Ia hanya bertanya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Karena kasih adalah dasar pemulihan kita.

Maka saudara-saudari terkasih,

  • Kalau hari ini kita merasa gagal, Tuhan tidak menjauh. Ia malah menunggu kita di pantai kehidupan, membawa sarapan dan damai.
  • Kalau kita merasa tak layak, Tuhan tetap mengundang kita: “Ikutlah Aku.”
  • Kalau kita merasa sendirian dalam perjuangan iman, lihatlah: para rasul dulu pun mengalami itu. Dan seperti mereka, kita dipanggil menjadi saksi — bersama Roh Kudus.

Mari kita pulang dari misa hari ini seperti para rasul: bukan dengan rasa takut, tapi dengan sukacita, karena telah dianggap layak untuk hidup bagi Yesus. Bukan hidup yang sempurna, tetapi hidup yang selalu siap untuk kembali mencintai, meski pernah gagal.

Tuhan tidak mencari yang sempurna. Ia mencari yang mau kembali mencintai. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ajarlah aku tetap setia mencintai-Mu, meski dalam kegagalan dan kelemahanku. Hadirlah dalam keseharianku, beri aku keberanian untuk taat dan menjadi saksi kasih-Mu. Pulihkan aku dengan kasih-Mu, agar aku setia mengikuti-Mu setiap hari. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

3 Cara Pantau Banjir Jakarta Via Online dan Realtime Biar Gak Terjebak Banjir di Jalan

Musim hujan udah mulai ngambek nih, dan Jakarta lagi-lagi kebanjiran. 😩 Tapi tenang aja, lo semua bisa jadi warga...

More Articles Like This

Favorite Post