Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 2 Juni 2025.
Kalender Liturgi hari Senin 2 Juni 2025 merupakan Hari Senin Biasa Pekan VII Paskah, Peringatan fakultatif Santo Marselinus dan Petrus, Martir, Para Martir dari Lyon, Prancis, Santo Erasmus, Uskup dan Martir, Santo Nicephorus dari Konstantinopel, Pengaku Iman, dengan Warna Liturg Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 2 Juni 2025:
Bacaan Pertama Kis 19:1-8
“Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?”
Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. Katanya kepada mereka: “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” Akan tetapi mereka menjawab dia: “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.”
Lalu kata Paulus kepada mereka: “Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?” Jawab mereka: “Dengan baptisan Yohanes.” Kata Paulus: “Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus.”
Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka,
dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang. Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 68:2-3.4-5ac.6-7ab
Ref. Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah.
Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah.
Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukaria. Bernyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi nama-Nya! Nama-Nya ialah Tuhan!
Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia.
Bait Pengantar Injil Kol 3:1
Ref. Alleluya
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
Bacaan Injil Yohanes 16:29-33
“Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Kata murid-murid-Nya: “Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.” Jawab Yesus kepada mereka: “Percayakah kamu sekarang?
Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 2 Juni 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Pagi ini, kita mendengarkan dua sabda Tuhan yang luar biasa dan saling melengkapi. Dari Kisah Para Rasul, kita mendengar tentang Roh Kudus—tentang iman yang belum sepenuhnya terisi, dan bagaimana Paulus membantu menggenapinya. Lalu dari Injil Yohanes, kita mendengar suara Yesus yang menenangkan, yang memberi kita harapan di tengah kekacauan hidup: “Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Mari kita mulai dari Kisah Para Rasul.
Paulus bertanya kepada beberapa murid: “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?” Pertanyaan ini sangat kuat, sederhana, tetapi langsung menyentuh dasar hidup rohani kita. Saudara-saudari, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita benar-benar membuka hati untuk Roh Kudus bekerja dalam hidup kita?
Mereka menjawab, “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus.” Mungkin, secara jujur, banyak dari kita pun bisa menjawab hal yang sama, walau kita sudah lama dibaptis, sudah ke gereja, aktif di lingkungan, atau bahkan sudah ikut pelayanan.
Kita percaya, tapi mungkin belum sungguh mengalami kuasa dan kelembutan Roh Kudus. Kita menjalani hidup iman, tetapi kadang seperti hidup tanpa arah, tanpa nyala. Kita tahu siapa Yesus, kita berdoa, kita pergi ke Misa, tetapi di dalam hati masih ada kekosongan, rasa tawar, bahkan keraguan.
Paulus tidak menghakimi mereka. Ia membimbing mereka pelan-pelan, dari baptisan Yohanes—tanda pertobatan—menuju baptisan dalam Yesus Kristus. Dan ketika tangan ditumpangkan, Roh Kudus turun atas mereka, dan mereka mulai bernubuat dan berbicara dalam bahasa roh.
Ini bukan soal karunia luar biasa seperti nubuat atau bahasa roh. Ini soal bagaimana hati yang terbuka sungguh dapat mengalami kuasa Roh Kudus, yang memberi penghiburan, penguatan, pengertian, semangat, dan terang dalam hidup sehari-hari.
Lalu kita mendengar Injil yang sangat menyentuh. Yesus, menjelang penderitaan-Nya, berkata kepada murid-murid-Nya:
“Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Saudara-saudari, kita semua tahu hidup ini tidak mudah. Dunia seringkali terasa berat, penuh tantangan, tekanan, dan luka. Kita bisa kecewa, merasa sendiri, atau tidak dimengerti. Tapi hari ini Yesus tidak memberikan janji kosong. Ia tidak berkata, “Segalanya akan baik-baik saja.” Tidak. Ia jujur: “Kamu akan menderita.” Tapi Ia juga memberi kepastian: “Aku telah mengalahkan dunia.”
Artinya, Yesus tidak hanya memberi harapan di akhir, tetapi menjadi kekuatan kita sekarang. Ia hadir dalam setiap kesendirian, dalam setiap kekecewaan, dalam setiap doa yang tak terjawab, dalam perjuangan rumah tangga, dalam lelah bekerja, dalam sakit yang tidak kunjung sembuh. Ia hadir dalam Roh-Nya, Roh Kudus itu—yang ingin berdiam di hati kita.
Maka saudara-saudari yang terkasih,
Hari ini marilah kita bertanya dalam hati masing-masing:
Apakah saya sudah membuka hati saya sungguh-sungguh kepada Roh Kudus?
Apakah saya membiarkan Tuhan berkarya lebih dalam hidup saya, bukan hanya di mulut, tetapi sungguh di hati dan perbuatan?
Apakah saya percaya, meski keadaan tidak selalu baik, bahwa Tuhan tidak meninggalkan saya?
Mari kita mohon, dengan sederhana dan rendah hati, “Datanglah, ya Roh Kudus. Hibur aku. Kuatkan aku. Tinggallah dalam hatiku.” Tidak usah menunggu sempurna, tidak usah menunggu kuat, karena justru dalam kelemahanlah Roh Kudus bekerja paling nyata.
Dan seperti Paulus, marilah kita juga menjadi penyalur kasih dan kekuatan Tuhan untuk sesama: dengan mendengar, menemani, mendoakan, dan berbicara dengan kasih. Dunia tidak perlu lebih banyak orang pintar, tapi lebih banyak hati yang penuh Roh Kudus—yang penuh kasih dan pengertian. Amin.
Doa Penutup
Ya Roh Kudus, datanglah dan tinggallah dalam hatiku. Kuatkan aku dalam kesulitan, terangilah langkahku dalam kebingungan. Ajarlah aku percaya kepada Yesus, dan menjadi saluran kasih-Nya bagi sesama, meski dalam kelemahan dan keterbatasanku. Amin.