Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 17 Desember 2025.
Kalender Liturgi hari Rabu 17 Desember 2025 merupakan Hari Rabu Biasa Khusus Adven, Lazarus Sahabat Yesus, Santa Olympias Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 17 Desember 2025:
Bacaan Pertama Kejadian 49:2,8-10
“Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda.”
Ketika mendekati ajalnya, Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata, “Berhimpunlah kamu dan dengarlah,; ya anak-anak Yakub, dengarlah kepada Israel ayahmu. Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.
Yehuda, engkau ini seperti anak singa: setelah menerkam engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; engkau meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda, atau pun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai datanglah dia yang berhak atasnya, dan kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 72:1-2,3-4ab,7-8,17
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran. Kiranya ia memberikan keadilan kepada orang-orang yang tertindas dari bangsa itu; kiranya ia menolong orang-orang miskin.
Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
O Tuhan yang Mahabijaksana, semuanya Kauatur dengan lembut dan perkasa; datanglah dan bimbinglah langkah kami.
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya. Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram.
Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon. Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai.
Isai memperanakkan Raja Daud, Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa. Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia. Uzia memperanakan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia. Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia. Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel. Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud.
Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub. Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Jadi seluruhnya ada empat keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 17 Desember 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Hari ini Gereja mengajak kita masuk lebih dalam ke misteri asal-usul kedatangan Sang Penyelamat. Kita mendengar dua bacaan yang tampaknya sederhana, namun sesungguhnya kaya akan harapan: nubuat Yakub tentang Yehuda dalam Kitab Kejadian, dan silsilah panjang Yesus Kristus dalam Injil Matius. Di masa Adven yang sunyi ini, keduanya mengajarkan kepada kita bahwa Allah bekerja begitu setia, pelan-pelan, dan sering kali melalui jalan yang tidak kita duga.
Dalam bacaan pertama, Yakub yang sudah lanjut usia memandang anak-anaknya, dan kepada Yehuda ia menyampaikan nubuat: “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak darimu… sampai datanglah Dia yang berhak atasnya.” Kata-kata ini seperti lilin kecil yang menyala di tengah kegelapan sejarah. Tidak ada penjelasan cepat, tidak ada peta lengkap tentang masa depan, hanya janji. Janji bahwa Allah tidak melupakan umat-Nya. Janji bahwa dari keturunan Yehuda akan muncul seorang Raja yang kehadirannya membawa damai, keadilan, dan pemulihan.
Lalu, Injil hari ini membawa kita menelusuri sejarah panjang janji itu: silsilah Yesus Kristus yang tampaknya hanya deretan nama, tetapi sesungguhnya adalah jejak kesetiaan Allah dari generasi ke generasi. Di situ ada tokoh-tokoh besar, tetapi juga ada kisah-kisah yang gelap, hidup yang berantakan, manusia yang lemah. Ada Abraham yang pernah ragu, Yakub yang pernah menipu, Daud yang pernah jatuh, para raja yang sebagian setia dan sebagian lagi menghancurkan dirinya sendiri. Ada Tamar, Rahab, Rut—perempuan-perempuan yang kisah hidupnya rumit namun dipakai Allah untuk rencana keselamatan.
Silsilah itu seperti ingin berkata kepada kita: Allah tidak pernah bekerja lewat manusia yang sempurna. Ia bekerja melalui sejarah yang retak-retak. Ia masuk lewat celah-celah hidup yang tampak kacau. Dan pada akhirnya, melalui semua itu, lahirlah Sang Kristus.
Saudara-saudari, bukankah hidup kita pun seperti silsilah itu? Ada masa-masa terang, ada masa-masa gelap. Ada orang-orang yang hadir untuk menuntun kita, tetapi ada pula pengalaman yang mungkin kita ingin buang dari ingatan. Ada dosa yang membuat kita malu, ada luka yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Terkadang kita bertanya: “Apakah Tuhan bisa berkarya melalui hidupku yang seperti ini?” Dan Injil hari ini menjawab: “Ya. Sangat bisa.”
Allah tidak hanya bekerja dalam kesucian yang rapi. Ia bekerja justru di tengah sejarah manusia yang nyata—yang tidak sempurna, yang keliru, yang mencoba bangkit lagi. Adven mengajak kita mempercayai bahwa Tuhan tidak menunggu kita menjadi sempurna untuk datang. Ia masuk ke dalam kehidupan kita apa adanya, dan dari dalamlah Ia mulai melakukan pembaruan.
Silsilah Yesus juga mengajarkan bahwa karya Allah sering berlangsung perlahan. Tiga kali empat belas keturunan dilalui, ratusan tahun berlalu, tetapi janji-Nya tetap setia. Kita yang hidup di zaman serba cepat ini sering ingin jawaban instan: masalah cepat selesai, doa cepat dikabulkan, hati cepat pulih. Tapi Injil ini mengingatkan: cara Allah bukan cara yang terburu-buru. Ia bekerja setia dalam waktu. Ia menyembuhkan pelan-pelan. Ia memulihkan sedikit demi sedikit. Dan setiap detik yang kita jalani, sekalipun terasa biasa, sesungguhnya berada dalam benang merah rencana keselamatan-Nya.
Maka di masa Adven ini, mungkin kita diajak untuk melihat hidup kita dengan cara baru. Jangan buru-buru menyimpulkan bahwa suatu bagian hidup kita sia-sia. Jangan cepat merasa bahwa Tuhan jauh karena kita tidak melihat tanda besar. Terkadang Tuhan hadir justru dalam kesetiaan sehari-hari: dalam pengampunan yang kita coba ulangi, dalam perhatian kecil yang kita berikan, dalam usaha untuk tetap berbuat baik meski hati lelah. Itulah cara Allah merajut sebuah “silsilah baru” dalam hidup kita—silsilah kasih, silsilah pertobatan, silsilah pengharapan.
Ketika kita mendekati Natal, marilah kita belajar percaya bahwa Allah sedang menuliskan sesuatu yang indah dalam hidup kita. Sama seperti Ia menuliskan sejarah keselamatan lewat orang-orang yang tampaknya biasa-biasa saja, bahkan bermasalah, Ia pun menuliskan karya-Nya melalui kita—yang lemah, yang belum selesai, namun tetap dikasihi.
Semoga hari-hari Adven ini menolong kita untuk membuka hati, agar Kristus yang dijanjikan itu bukan hanya datang ke dunia dua ribu tahun lalu, tetapi sungguh lahir dalam kehidupan kita hari ini. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarilah aku percaya bahwa Engkau berkarya dalam hidupku yang tidak sempurna ini. Teguhkan hatiku untuk setia dalam hal-hal kecil, sabar dalam proses, dan berani berharap. Jadikanlah aku bagian dari rencana kasih-Mu setiap hari. Amin.
