Monday, December 15, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 21 Desember 2025 dan Renungan Harian Katolik, HARI MINGGU ADVEN IV, Santo Petrus Kanisius, Warna Liturgi Ungu

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 21 Desember 2025.

Kalender Liturgi hari Minggu 21 Desember 2025 merupakan HARI MINGGU ADVEN IV, Santo Petrus Kanisius Pengaku Iman dan Pujangga Gereja, dengan Warna Liturgi Ungu.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 21 Desember 2025:

Bacaan Pertama Yesaya 7:10-14

“Seorang perempuan muda akan mengandung.”

Beginilah firman Tuhan Allah kepada Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, “Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas.”

Tetapi Ahas menjawab, “Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!” Lalu berkatalah Nabi Yesaya, “Baiklah! Dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?

Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 24:1-2.3-4b.5-6

Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.

Miliklah Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagad dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.

Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?

Orang yang bersih tangannya dan muni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan, dan tidak bersumpah palsu.

Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bacaan Kedua Roma 1:1-7

“Yesus Kristus, keturunan Daud itu adalah Anak Allah.”

Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu dahulu telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan para nabi dalam kitab-kitab suci.

Pokok isinya ialah tentang Anak Allah, yang menurut daging dilahirkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan sebagai Anak Allah yang berkuasa oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati.

Dia itulah Yesus Kristus Tuhan kita. Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Dan kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus, kamu pun termasuk di antara mereka. Kepada kamu semua yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus:

Semoga kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai kamu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Matius 1:23

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Seorang gadis akan mengandung dan melahirkan putra, nama-Nya: Imanuel, Allah beserta kita.

Bacaan Injil Matius 1:18-24

“Yesus lahir dari Maria, tunangan Yusuf, anak Daud.”

Kelahiran Yesus Kristus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi, dan berkata,”Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab Anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan Anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel, yang berarti: Allah menyertai kita.”

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 21 Desember 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Hari ini, di Minggu Adven IV, Gereja mengajak kita semakin mendekat ke ambang Natal. Suasana penantian ini bukan sekadar menunggu sebuah perayaan, melainkan menyiapkan hati agar sungguh siap menerima kehadiran Allah yang datang dengan cara yang sangat manusiawi, sederhana, dan sering kali tidak seperti yang kita bayangkan.

Bacaan Pertama dari Nabi Yesaya berbicara tentang sebuah janji. Di tengah situasi politik yang genting dan hati Raja Ahas yang diliputi ketakutan, Tuhan justru menawarkan tanda. Menariknya, tanda itu bukan kekuatan militer, bukan jaminan kekuasaan, melainkan seorang perempuan muda yang mengandung dan melahirkan seorang anak yang dinamai Imanuel, Allah beserta kita. Tuhan memilih tanda yang sangat rapuh, sangat manusiawi, bahkan mudah diragukan. Dari sini kita belajar bahwa Allah sering bekerja bukan lewat hal-hal besar yang mencolok, tetapi lewat kehidupan biasa, lewat proses yang pelan, lewat kehadiran yang lembut.

Dalam Bacaan Kedua, Santo Paulus menegaskan bahwa Yesus, yang lahir sebagai keturunan Daud menurut daging, adalah sungguh Anak Allah menurut Roh. Artinya, iman kita bukan iman yang mengawang-awang. Allah sungguh masuk dalam sejarah manusia, dalam darah dan daging, dalam realitas hidup sehari-hari. Dan Paulus mengingatkan bahwa kita yang percaya kepada-Nya dipanggil untuk hidup sebagai milik Kristus, menjadi orang-orang kudus bukan karena sempurna, tetapi karena mau dibentuk oleh rahmat-Nya.

Puncaknya kita dengarkan dalam Injil hari ini, kisah kelahiran Yesus dilihat dari sudut pandang Yusuf. Ini bukan kisah yang manis tanpa konflik. Justru sebaliknya, ini kisah tentang kebingungan, kekecewaan, dan pergulatan batin yang sangat manusiawi. Yusuf adalah seorang yang tulus hati. Ia taat pada hukum, tetapi juga penuh belas kasih. Ketika ia mengetahui Maria mengandung, dunia Yusuf seakan runtuh. Rencana hidupnya berantakan. Harapannya goyah. Namun di saat itulah iman Yusuf diuji.

Yang indah, Yusuf tidak bereaksi dengan kemarahan atau balas dendam. Ia memilih diam, memilih jalan yang melindungi martabat Maria. Dalam keheningan dan kebimbangannya, Allah berbicara melalui mimpi. Malaikat berkata, “Jangan takut.” Kalimat ini sangat relevan bagi kita hari ini. Jangan takut ketika hidup tidak berjalan sesuai rencana. Jangan takut ketika kita harus mengambil keputusan yang berat. Jangan takut menerima kenyataan yang tidak kita pahami sepenuhnya.

Yusuf akhirnya percaya. Ia tidak meminta penjelasan panjang, tidak menuntut bukti tambahan. Ia bangun dari tidurnya dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Di situlah iman sejati terlihat: bukan pada kata-kata, melainkan pada keberanian untuk melangkah, meski belum tahu semuanya. Yusuf mengajarkan kepada kita bahwa iman bukan soal mengerti segalanya, tetapi mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah.

Saudara-saudari, di zaman sekarang, kita pun sering berada dalam posisi seperti Yusuf. Kita punya rencana, target, dan harapan, tetapi hidup menghadirkan kenyataan yang berbeda. Ada kegagalan, ada luka, ada situasi yang terasa tidak adil. Injil hari ini mengingatkan kita bahwa Allah tetap bekerja di tengah kekacauan itu. Ia hadir sebagai Imanuel, Allah yang menyertai, bukan Allah yang jauh dan tidak peduli.

Menyambut Natal berarti belajar seperti Yusuf: membuka hati, memberi ruang bagi kehendak Allah, dan berani melangkah dalam iman. Mungkin kita tidak diminta melakukan hal besar, tetapi diminta setia dalam hal kecil: menerima anggota keluarga apa adanya, jujur dalam pekerjaan, setia dalam tanggung jawab, dan tetap mengasihi meski tidak dimengerti.

Semoga di hari-hari terakhir Adven ini, kita tidak hanya sibuk menyiapkan perayaan lahiriah, tetapi sungguh menyiapkan hati. Hati yang mau percaya, mau taat, dan mau menjadi tempat di mana Allah berkenan tinggal. Sebab sampai hari ini, Tuhan masih datang dengan cara yang sederhana, mengetuk hati kita, dan berkata dengan lembut: Aku menyertaimu. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ajarilah aku seperti Santo Yusuf, percaya saat hidup tak kumengerti. Berilah keberanian menerima rencana-Mu, kesetiaan dalam hal kecil, hati yang lembut mengasihi sesama. Jadikan hidupku tempat Engkau hadir setiap hari di tengah keluarga, pekerjaan, dan pergulatan batinku, hingga aku setia mengikuti-Mu selamanya. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Heboh Kebakaran Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Kronologi Lengkap Hingga Fakta Korban Jiwa

Jakarta Timur lagi-lagi bikin geger! Pasar Induk Kramat Jati mendadak kebakaran di pagi hari dan langsung bikin suasana chaos....

More Articles Like This

Favorite Post