Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 23 Juni 2025.
Kalender Liturgi hari Senin 23 Juni 2025 merupakan Hari Senin Biasa, Santo Santo Yosef Kafasso, Pengaku Iman, Santa Etheldreda, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 23 Juni 2025:
Bacaan Pertama Kej 12:1-9
Abram berangkat sesuai dengan sabda Tuhan.
Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram, “Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
Maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan bersabda,”Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.”Maka Abram mendirikan di situ sebuah mezbah bagi Tuhan, yang telah menampakkan diri kepadanya. Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel.
Di sana ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat, dan Ai di sebelah timur. Lalu ia mendirikan sebuah mezbah di situ bagi Tuhan, dan memanggil nama-Nya. Sesudah itu Abram berangkat lagi, dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 33:12-13.18-19.20.22
Ref: Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia;
Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bait Pengantar Injil Ibr 4:12
Firman Tuhan itu hidup dan kuat, menusuk ke dalam jiwa dan roh.
Bacaan Injil Mat 7:1-5
Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri.
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata: “Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang telah kalian pakai untuk menghakimi, kalian sendiri akan dihakimi.
Dan ukuran yang kalian pakai untuk mengukur, akan ditetapkan pada kalian sendiri. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu, ‘Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal di dalam matamu sendiri ada balok?’ Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 23 Juni 2025
Renungan Hari Ini – Kejadian 12:1-9 & Matius 7:1-5
“Pergilah… dan janganlah menghakimi”
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Bayangkan kita berada di posisi Abram. Hidupnya sudah mapan di Haran. Ia punya tanah, keluarga, kenyamanan. Lalu tiba-tiba, Tuhan bersabda, “Tinggalkan semuanya. Pergilah ke tempat yang belum kau tahu.” Tidak ada peta. Tidak ada petunjuk lengkap. Hanya satu hal: janji Tuhan.
Mungkin ini juga gambaran hidup kita. Ada saat-saat Tuhan mengajak kita melangkah—bukan secara fisik, tetapi dalam hati. Meninggalkan pola lama. Melepaskan keterikatan. Menanggalkan ego. Menyerahkan kendali. Dan itu tidak mudah. Tapi justru di situlah iman diuji: apakah kita berani berjalan bukan karena kita tahu, tetapi karena kita percaya?
Tuhan menjanjikan kepada Abram bahwa ia akan menjadi berkat. Menarik sekali. Berkat yang sejati itu bukan soal menerima lebih dulu, tapi soal menjadi lebih dulu. Sering kali kita berdoa agar diberkati, padahal Tuhan ingin kita menjadi berkat. Itulah yang dilakukan Abram: ia mendirikan mezbah di setiap tempat ia singgah, menyatakan bahwa Tuhan hadir di sepanjang perjalanannya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi ia tahu siapa yang menyertainya.
Dan dalam terang bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk melihat perjalanan iman ini tidak dengan kacamata penghakiman. “Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi.” Mungkin Tuhan juga sedang menyuruh kita “pergi” dari cara lama: dari sikap mudah menilai orang lain. Kadang, kita sibuk menunjukkan kekurangan sesama, tanpa sadar membawa “balok” besar dalam pandangan kita sendiri—prasangka, luka lama, ketakutan, atau rasa lebih benar sendiri.
Yesus tidak menyuruh kita untuk membiarkan sesama dalam kesalahannya. Tapi Dia meminta kita untuk mulai dari diri sendiri. Benahi hati sendiri dulu. Keluarkan balok dari mata kita. Baru kita bisa menolong orang lain dengan mata yang jernih, hati yang lembut, dan tangan yang tidak menunjuk, tapi merangkul.
Saudara-saudari yang terkasih,
Hari ini Tuhan mengajak kita untuk pergi—dalam arti yang lebih dalam. Pergi dari zona nyaman. Pergi dari sikap menghakimi. Dan berjalan menuju sikap hidup yang menjadi berkat. Seperti Abram yang membangun mezbah di setiap langkahnya, mari kita hadirkan Tuhan dalam setiap bagian hidup kita: dalam rumah, pekerjaan, komunitas, juga dalam cara kita memandang orang lain.
Dan seperti pemazmur katakan, “Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah penolong dan perisai kita.” Jangan takut untuk melangkah. Karena Tuhan tidak pernah memanggil tanpa menyertai. Ia menuntun. Ia memelihara. Ia mengubah hidup kita—bukan hanya agar diberkati, tetapi agar menjadi berkat.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan, tuntun aku mengikuti kehendak-Mu agar aku melihat sesamaku dengan kasih. Jadikan aku berkat bagi yang kutemui hari ini, dan mampukan aku percaya bahwa Engkau selalu menyertai setiap langkahku. Amin.