Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 24 Juni 2025.
Kalender Liturgi hari Jumat 24 Juni 2025 merupakan HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS, Santo Cyrillus dari Alexandria, Uskup dan Pujangga Gereja, Santa Emma, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 24 Juni 2025:
Bacaan Pertama Yeh. 34:11-16
Beginilah firman Tuhan, “Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya,
begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan.
Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu.
Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel.
Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan Allah.
Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: ‘ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. ‘Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
Sekalipun aku harus berjalan, di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
Kausiapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.
Bacaan Kedua Rm. 5:5b-11
Saudara-saudara terkasih, kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar–tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati.
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: Yoh 10:14
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.
Bacaan Injil Luk. 15:3-7
Sekali peristiwa Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan.
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 24 Juni 2025
Renungan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan dan merayakan sebuah misteri cinta yang paling dalam, paling lembut, dan sekaligus paling kuat: Hati Yesus yang Mahakudus. Di tengah dunia yang penuh kegelisahan, kecemasan, bahkan rasa terhilang, Yesus menampakkan diri sebagai Gembala yang mengenal, mencari, memulihkan, dan mencintai domba-domba-Nya—kita semua.
Dalam bacaan pertama, Nabi Yehezkiel menyampaikan firman Tuhan yang luar biasa hangat dan penuh kasih: “Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.” Betapa pribadi dan lembutnya kata-kata ini. Tuhan tidak mengirim wakil atau perantara. Ia sendiri turun tangan. Ia tidak menunggu domba yang tersesat kembali—Ia mencarinya. Inilah wajah Allah yang kita rayakan hari ini: bukan Allah yang menilai dari kejauhan, tetapi Allah yang datang mendekat, menyapa kita dalam luka dan kekacauan hidup kita.
Mazmur hari ini menyambung nyanyian kasih itu: “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Di dunia yang sering mengajarkan bahwa kita harus cukup kuat, cukup pintar, cukup mapan supaya dianggap “bernilai”, Tuhan justru berkata, “Cukup kau bersamaku, itu sudah cukup.” Dan betapa kita butuh diingatkan akan itu. Di tengah lembah kelam kehidupan, Tuhan tidak berjanji kita akan terhindar dari kegelapan. Tapi Ia berjanji bahwa kita tidak akan pernah sendiri. Tongkat-Nya dan gada-Nya menyertai dan menghibur.
Bacaan kedua dari Surat kepada Jemaat di Roma memperdalam makna kasih ini. Santo Paulus menulis bahwa Kristus mati untuk kita ketika kita masih berdosa, bukan setelah kita tobat, bukan setelah kita menjadi kudus, bukan setelah kita layak. Inilah inti dari Hati Yesus: kasih yang mendahului segalanya. Kasih yang tidak menunggu kita menjadi cukup baik, tapi kasih yang membuat kita bisa menjadi baik.
Dan Injil hari ini menutup semuanya dengan perumpamaan yang begitu indah dan sederhana, namun sangat menggugah. Seekor domba hilang. Mungkin kita sering merasa seperti itu. Tersesat dalam keputusan, dalam relasi yang rumit, dalam kebiasaan buruk yang sulit lepas, dalam dosa yang seakan mengikat erat. Tapi Yesus tidak tinggal diam. Ia tinggalkan yang 99, karena bagi-Nya, yang satu pun berharga. Yang satu pun dicari, dipanggul, dan dibawa pulang dengan penuh sukacita.
Bukan dengan amarah atau penghakiman. Tapi dengan gembira. Bahkan surga pun bersukacita karena satu orang berdosa yang bertobat. Betapa berharganya hidup setiap orang di mata Tuhan! Termasuk hidup kita. Termasuk masa lalu kita. Termasuk semua luka dan kegagalan yang kita anggap tak bisa diampuni.
Saudara-saudari, Hati Yesus yang Mahakudus bukan sekadar simbol. Ia adalah panggilan hidup. Hari ini kita diundang untuk percaya bahwa kita dicintai lebih dari yang bisa kita bayangkan. Bukan karena kita sempurna, tapi justru karena kita rapuh.
Dan seperti Yesus, kita juga dipanggil untuk memiliki hati yang sama: hati yang mencari bukan menghakimi, hati yang memeluk bukan menjauhi, hati yang mengampuni bukan menyimpan dendam. Dalam keluarga, di tempat kerja, di antara teman, atau bahkan pada diri kita sendiri—kita bisa membawa Hati Yesus ke dunia, satu tindakan kasih pada satu waktu.
Maka mari kita pulang hari ini dengan tenang dan penuh harapan. Karena kita tahu: kita punya Gembala yang mengenal nama kita. Dan jika suatu saat kita tersesat lagi, Ia akan datang mencarimu. Dan ketika Ia menemukanmu, Ia tidak akan marah. Ia akan tersenyum, memanggulmu, dan berkata: “Akhirnya, kau pulang juga.”
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, lembutkanlah hatiku seperti Hati-Mu yang Mahakudus, agar aku mampu mencintai, mengampuni, dan mencari sesama yang tersesat. Bimbing aku menjadi sahabat bagi yang terluka, dan peluk aku kembali bila aku sendiri menjauh dari kasih-Mu. Amin.