Wednesday, August 6, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Rabu 13 Agustus 2025 Lengkap Renungan Harian, Rabu Pekan Biasa XIX, Warna Liturgi Hijau

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 13 Agustus 2025.

Kalender Liturgi hari Rabu 13 Agustus 2025 merupakan Pekan Biasa XIX, Peringatan S. Pontianus, Paus, dan S. Hipolitus, Imam, Martir dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 13 Agustus 2025:

Bacaan Pertama: Ul. 34:1-12

Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan,

seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat,

Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.

Dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana.”

Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.

Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.

Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.

Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.

Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.

Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel,

dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya,

dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 66:1-3a,5,16-17

Untuk pemimpin biduan. Nyanyian Mazmur. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi,

mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian!

Katakanlah kepada Allah: “Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu; oleh sebab kekuatan-Mu yang besar musuh-Mu tunduk menjilat kepada-Mu.

Pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia:

Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku.

Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.

Bacaan Injil: Mat. 18:15-20

“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.

Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.

Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.

Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Rabu 13 Agustus 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Bayangkan seorang pemimpin besar, yang menghabiskan seluruh hidupnya membimbing bangsanya, memimpin mereka keluar dari perbudakan, menanggung keluh kesah dan pemberontakan mereka, menaruh seluruh harapannya pada tanah yang dijanjikan Tuhan… dan pada akhirnya, ia hanya bisa melihat negeri itu dari kejauhan. Ia tidak menjejakkan kaki di sana. Itulah Musa.

Ada rasa haru ketika kita merenungkan akhir perjalanan Musa dalam bacaan pertama hari ini. Musa tidak gagal dalam tugasnya. Ia setia. Ia taat. Tapi ia tidak menikmati hasilnya secara langsung. Di sinilah kita diajak untuk melihat makna dari kesetiaan: bahwa kadang dalam hidup ini, kita dipanggil untuk berjuang bukan demi diri sendiri, tapi demi generasi berikutnya. Kadang kita hanya sempat menanam, belum tentu kita juga akan memetik. Tapi bukan itu yang utama. Yang utama adalah bahwa kita sudah melayani, sudah taat, dan bahwa Tuhan melihat semuanya itu.

Musa menunjukkan kepada kita bahwa kesetiaan kepada Allah tidak selalu berakhir dengan “happy ending” seperti di film. Tetapi berakhir dalam damai, karena ia tahu bahwa misinya selesai dan Tuhan sendiri yang menutup hidupnya. Bahkan tempat kuburannya pun tidak diketahui—seolah-olah Tuhan berkata: “Yang penting bukan makammu, tapi warisan hidupmu.”

Mazmur hari ini mengajak kita untuk bersorak-sorai kepada Tuhan, untuk melihat betapa dahsyat pekerjaan-Nya bagi umat manusia. Betapa sering kita lupa bahwa Allah bekerja, meski kadang tak terlihat oleh mata. Pujian kepada Tuhan lahir dari hati yang sadar bahwa hidup ini penuh rahmat, bahkan saat tak semua hal berjalan sesuai harapan kita.

Lalu kita sampai pada Injil hari ini—tentang teguran kepada sesama. Sebuah nasihat Yesus yang begitu sederhana, tapi sangat sulit dilakukan: menegur saudara kita yang berbuat salah dengan kasih. Dalam budaya kita, menegur bisa dianggap menghakimi. Tapi Yesus tidak meminta kita menghakimi. Ia meminta kita untuk mencintai. Dan mencintai artinya juga berani bicara ketika sesuatu tidak beres, bukan demi mempermalukan, tapi demi menyelamatkan. Teguran yang sejati dilakukan bukan di depan umum, tapi “di bawah empat mata”—dengan hati yang mau mendengarkan, bukan dengan semangat menghukum.

Yesus tahu tidak semua orang akan langsung terbuka. Karena itu Ia mengajarkan pendekatan yang manusiawi: jika tidak didengar, ajak orang lain. Jika masih tidak berhasil, libatkan komunitas. Tapi kalau semua cara sudah dilakukan dan ia tetap menutup diri, Yesus berkata: “pandanglah dia sebagai orang yang belum mengenal Allah.” Bukan untuk dibenci, tapi justru untuk dikasihi lebih lagi. Karena kalau seseorang belum mengenal Allah, bukankah kita justru harus membawanya kembali?

Ada kekuatan besar dalam komunitas yang saling menegur, saling menopang, dan saling mendoakan. Sebab Yesus berkata, “Jika dua orang sepakat dalam doa, Bapa akan mengabulkan.” Dan lebih indah lagi, Ia menambahkan, “Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku hadir.”

Saudara-saudari, betapa dalamnya janji ini. Bahwa ketika kita hidup dalam semangat persaudaraan, saling peduli dan terbuka satu sama lain, Yesus hadir di tengah-tengah kita. Ia hadir bukan hanya dalam rupa roti dan anggur, tapi juga dalam setiap relasi yang kita bangun dengan kasih.

Mari kita belajar dari Musa untuk setia, bahkan ketika hasilnya bukan untuk kita nikmati. Mari kita belajar dari pemazmur untuk terus memuji Tuhan dalam segala hal. Dan mari kita belajar dari Yesus untuk menegur dengan kasih dan membangun komunitas yang menghadirkan Tuhan di dunia ini.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan yang penuh kasih,
hari ini aku mohon hati yang sabar untuk menghadapi orang-orang yang sulit,
mata yang jernih agar bisa melihat kebaikan-Mu di tengah lelah,
dan keberanian untuk tetap setia, meski hasilnya belum tampak.
Ajarku menegur dengan kasih, bukan amarah.
Tolong aku mencintai bukan hanya saat mudah, tapi juga saat kecewa.
Hadirlah, ya Yesus, dalam percakapan, keputusan, dan langkah-langkah kecilku hari ini.
Agar lewat hidupku, orang lain bisa merasakan damai dari-Mu.
Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Lengkap! Syarat, Kategori, dan Biaya Perpanjangan SIM C per Agustus 2025

Lo Naik Motor? Wajib Tahu Nih Cara & Tarif Perpanjang SIM C Terbaru! Kabar terbaru nih buat lo semua...

More Articles Like This

Favorite Post