Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 16 Agustus 2025.
Kalender Liturgi hari Sabtu 16 Agustus 2025 merupakan Sabtu Pekan Biasa XIX, Peringatan S. Stefanus dari Hungaria, Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 16 Agustus 2025:
Bacaan Pertama: Yos. 24:14-29
Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!
Lalu bangsa itu menjawab: “Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!
Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui,
TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kamipun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita.”
Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: “Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu.
Apabila kamu meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu, setelah Ia melakukan yang baik kepada kamu dahulu.”
Tetapi bangsa itu berkata kepada Yosua: “Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah.”
Kemudian berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Kamulah saksi terhadap kamu sendiri, bahwa kamu telah memilih TUHAN untuk beribadah kepada-Nya.” Jawab mereka: “Kamilah saksi!”
Ia berkata: “Maka sekarang, jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN, Allah Israel.”
Lalu jawab bangsa itu kepada Yosua: “Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan.”
Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem.
Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat kudus TUHAN.
Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu: “Sesungguhnya batu inilah akan menjadi saksi terhadap kita, sebab telah didengarnya segala firman TUHAN yang diucapkan-Nya kepada kita. Sebab itu batu ini akan menjadi saksi terhadap kamu, supaya kamu jangan menyangkal Allahmu.”
Sesudah itu Yosua melepas bangsa itu pergi, masing-masing ke milik pusakanya.
Dan sesudah peristiwa-peristiwa ini, maka matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, ketika berumur seratus sepuluh tahun.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 16:1-2a,5,7-8,11
Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.
Aku berkata kepada TUHAN: “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!”
Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku.
Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
Bacaan Injil: Mat. 19:13-15
Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
Tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.”
Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Agustus 2025
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Bacaan pertama hari ini membawa kita pada sebuah momen yang penuh makna dalam sejarah umat Israel. Yosua, pemimpin yang setia, berdiri di hadapan bangsanya dan mengajak mereka untuk membuat pilihan yang jelas: “Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.” Bukan sekadar ajakan, tapi sebuah undangan untuk berkomitmen. Yosua tahu bahwa iman bukanlah sesuatu yang kita jalani setengah hati. Ia berkata tegas, “Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan.”
Kata-kata ini terasa sangat dekat dengan kehidupan kita sekarang. Di tengah dunia yang menawarkan begitu banyak “allah-allah” modern—entah itu uang, kesuksesan, popularitas, atau kenyamanan pribadi—kita pun dihadapkan pada pilihan yang sama: siapa yang sungguh menjadi pusat hidup kita? Apakah Tuhan sungguh menjadi Tuan atas keluarga kita, pekerjaan kita, dan hati kita? Atau kita hanya menyebut-Nya di bibir, sementara hati kita tertarik pada yang lain?
Mazmur tanggapan mengajak kita masuk lebih dalam: “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau.” Inilah hati yang penuh syukur dan sadar bahwa tanpa Tuhan, kita tak punya pegangan sejati. Pemazmur melihat Tuhan sebagai warisan dan piala hidupnya, sumber kekuatan dan sukacita. Dan bukankah ini yang kita rindukan? Di tengah kekhawatiran hidup, kita ingin rasa aman, kita ingin tahu ke mana harus berjalan, dan kita ingin hati kita tetap teguh. Itulah yang diberikan Tuhan kepada mereka yang setia memandang kepada-Nya.
Lalu Injil hari ini menghadirkan Yesus yang memeluk dan memberkati anak-anak kecil. Murid-murid mengira anak-anak itu tidak penting untuk dibawa kepada Guru mereka. Tapi Yesus justru melihat hati mereka yang murni, yang sederhana, yang datang tanpa perhitungan untung rugi. Ia berkata, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku… sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga.” Yesus mengingatkan kita bahwa untuk dekat dengan Tuhan, kita perlu hati seperti anak-anak—percaya penuh, mau mendekat tanpa rasa curiga, dan berani bersandar sepenuhnya kepada-Nya.
Saudara-saudari, hari ini Tuhan mengajak kita membuat pilihan: apakah kita mau hidup dengan iman yang murni dan penuh percaya, atau tetap membagi hati kita dengan “allah-allah” lain? Komitmen seperti yang diucapkan Yosua bukan hanya untuk masa lalu, tapi untuk setiap hari. Memilih Tuhan berarti membawa Dia masuk dalam setiap keputusan, mempercayai Dia di tengah masalah, dan tetap setia sekalipun dunia menawarkan jalan pintas yang menggiurkan.
Mari kita mohon hati yang seperti anak kecil—tulus, sederhana, dan berani percaya—sehingga kita dapat berkata seperti Yosua: “Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan.” Dan seperti pemazmur, kita pun dapat bersaksi: “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau.” Semoga setiap hari hidup kita menjadi pernyataan iman yang nyata, bukan hanya di bibir, tetapi dalam cara kita bekerja, mencintai, dan melayani.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarilah aku memilih Engkau setiap hari di atas segalanya. Jadikan hatiku sederhana seperti anak kecil, setia dan percaya penuh pada-Mu, agar hidupku memuliakan-Mu dalam setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan. Amin.