Thursday, September 11, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Kamis 18 September 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik, Hari Kamis Biasa XXIV, Warna Liturgi Hijau

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Kamis 18 September 2025.

Kalender Liturgi hari Kamis 18 September 2025 merupakan Hari Kamis Biasa XXIV, Santo Yosef Cupertino, Pengaku Iman dengan Warna Liturgi Hijau.

 

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Kamis 18 September 2025:

Bacaan Pertama: Timotius 4:12-16

Awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu; dengan demikian engkau menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Saudara terkasih, jangan seorang pun menganggap dirimu rendah karena engkau masih muda. Jadilah teladan bagi orang-orang beriman, dalam perkataan dan tingkah laku, dalam kasih, kesetiaan dan kesucianmu.

Sementara itu, sambil menunggu kedatanganku, bertekunlah dalam membaca Kitab Suci, dalam membangun dan mengajar. Janganlah lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang diberikan oleh penumpangan tangan Sidang penatua disertai nubuat.

Perhatikanlah semuanya itu dan hiduplah di dalamnya, supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. Awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mazmur : 111:7-8.9.10

Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.

Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; perintah-Nya lestari untuk selama-lamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.

memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya!

Pangkal kebijaksanaan adalah takut akan Tuhan, semua orang yang mengamalkannya memiliki budi bahasa yang baik; dia akan disanjung sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil: Matius 11: 28

Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan.

Bacaan Injil: Lukas 7:36-50

Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih.

Pada suatu ketika seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa.

Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya.

Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Seandainya Dia ini nabi, mestinya Ia tahu, bahwa wanita ini adalah orang yang berdosa.”

Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru.” “Ada dua orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.

Karena mereka tidak sanggup membayar, maka utang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka akan lebih mengasihi dia?” Jawab Simon, “Aku sangka, yang mendapat penghapusan utang lebih banyak!” Kata Yesus kepadanya, “Betul pendapatmu itu!”

Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau melihat wanita ini? Aku masuk ke dalam rumahmu, namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.

Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi ia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu, ‘Dosanya yang banyak itu telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih.

Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih!” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu telah diampuni.” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati, “Siapakah Dia ini, maka Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan dikau. Pergilah dengan selamat!”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

 

Renungan Harian Katolik Kamis 18 September 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Bacaan hari ini sungguh indah karena kita diajak untuk melihat dua sisi hidup beriman. Dari Surat Paulus kepada Timotius, kita mendengar pesan sederhana tetapi dalam: “Jadilah teladan, awasilah dirimu, awasilah ajaranmu.” Lalu dalam Injil, kita melihat perjumpaan Yesus dengan seorang perempuan berdosa yang berani datang dan bersujud di hadapan-Nya, sementara orang Farisi yang merasa diri benar justru tidak melakukan apa-apa.

Kedua bacaan ini menyingkapkan sesuatu yang sangat dekat dengan hidup kita sehari-hari. Paulus menekankan betapa iman itu bukan hanya kata-kata, melainkan kesaksian hidup. Orang lain akan melihat apakah kita sungguh beriman bukan dari seberapa banyak kita bicara tentang Tuhan, tetapi dari bagaimana kita bersikap, bagaimana kita mencintai, bagaimana kita memperlakukan orang lain, bagaimana kita setia dan jujur dalam hal-hal kecil. Dengan kata lain, iman itu selalu punya wajah yang nyata, dan wajah itu adalah hidup kita sendiri.

Sementara dalam Injil, Yesus menunjukkan hal yang lebih besar lagi: bahwa kasih dan kerendahan hati membuka jalan menuju pengampunan. Perempuan yang berdosa itu tahu dirinya lemah, penuh cela, tetapi ia datang dengan hati hancur, dengan air mata, dengan kasih yang tulus. Dan justru di situlah ia menerima pengampunan dan keselamatan. Kontras sekali dengan Simon, orang Farisi itu. Ia merasa benar, ia merasa lebih baik, tetapi justru ia tidak mampu merasakan kehadiran Yesus dengan hati terbuka.

Saudara-saudari, sering kali kita pun hidup di antara dua sikap ini. Kadang kita seperti Timotius yang masih muda, merasa kecil atau kurang berarti, tetapi sebenarnya Tuhan sudah mempercayakan karunia dan tugas mulia kepada kita. Kadang kita juga seperti Simon, merasa cukup baik, cukup benar, sampai-sampai kita menutup hati bagi sesama yang kelihatan lebih hina. Namun, betapa sering juga kita menjadi seperti perempuan itu—lemah, rapuh, penuh dosa—tetapi justru di situlah kita berjumpa dengan Yesus yang mengampuni.

Apa artinya bagi kita hari ini? Artinya, iman itu bukan soal kesempurnaan, melainkan soal keberanian untuk terus berjalan bersama Tuhan. Kita dipanggil untuk jadi teladan, bukan karena kita tanpa cacat, tetapi karena kita mau jujur, mau belajar, mau membuka hati, dan terutama mau mengasihi. Dan setiap kali kita jatuh, kita tahu ada Yesus yang siap menerima kita dengan pengampunan, asal kita datang dengan hati yang sungguh.

Maka, mari kita belajar dua hal ini: menjaga hidup kita supaya menjadi kesaksian iman yang nyata, dan berani datang kepada Tuhan dengan hati yang rendah, dengan kasih yang tulus. Sebab hanya dengan itu, hidup kita akan berubah, dan orang lain pun bisa merasakan terang kasih Allah lewat diri kita.

Saudara-saudari, semoga firman hari ini meneguhkan kita untuk tidak takut menjadi saksi iman, meski dengan cara sederhana, dan sekaligus mengingatkan bahwa kasih yang lahir dari kerendahan hati selalu membawa kita lebih dekat pada Tuhan yang penuh rahmat.

Amin.

 

Doa Penutup

 

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk hidup sebagai teladan dalam kasih, kesetiaan, dan kejujuran. Ampunilah kelemahanku, dan jadikanlah hatiku rendah serta penuh kasih, agar melalui hidup sederhana ini, orang lain pun dapat merasakan kehadiran dan rahmat-Mu. Amin.

 

 

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Kenapa ‘Onadera 2014’ Heboh Lagi di 2025? Ini Hubungannya Sama Ferry Irwandi

Kalau belakangan ini lo scroll medsos, pasti nemu istilah aneh: “Onadera 2014”. Banyak yang bingung, kira itu organisasi rahasia,...

More Articles Like This

Favorite Post