Saturday, September 13, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Sabtu 20 September 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik, Peringatan Wajib S. Andreas Kim Tae-gon, Paulus Chong Hasang, Warna Liturgi Merah

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 20 September 2025.

Kalender Liturgi hari Sabtu 20 September 2025 merupakan Peringatan Wajib S. Andreas Kim Tae-gon, Paulus Chong Hasang, Warna Liturgi Merah.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 20 September 2025:

Bacaan Pertama: 1 Timotius 6:13-16

Di hadapan Allah, yang menghidupkan segala sesuatu, dan di hadapan Kristus Yesus, yang telah memberikan kesaksian di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, aku menuntut pengakuan yang benar darimu,

supaya kamu menuruti perintah itu dengan tidak bercacat dan tidak bercela sampai kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita,

Yang pada waktunya Ia akan memberitakan siapa Yang Mahakuasa dan Mahakuasa, Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan;

Dialah yang memiliki keabadian, dan mendiami terang yang tak terjangkau, yang tak seorang pun pernah melihat, dan tak seorang pun dapat melihat: bagi-Nyalah kehormatan dan kerajaan abadi. Amin.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mazmur 100:1b-2, 3, 4, 5

R. (2) Datanglah dengan sukacita ke hadirat Tuhan.

Bernyanyilah dengan sukacita bagi Allah, hai seluruh bumi: layani Tuhan dengan sukacita. Datanglah ke hadapan-Nya dengan sukacita yang meluap-luap.

R. Datanglah dengan sukacita ke hadirat Tuhan.

Ketahuilah, bahwa Tuhan adalah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan bukan kita sendiri. Kita adalah umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.

R. Datanglah dengan sukacita ke hadirat Tuhan.

Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan pujian, ke pelataran-Nya dengan kidung puji-pujian, dan berikanlah kemuliaan kepada-Nya. Pujilah nama-Nya!

R. Datanglah dengan sukacita ke hadirat Tuhan.

Karena Tuhan itu manis, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

R. Datanglah dengan sukacita ke hadirat Tuhan.

Bait Pengantar Injil: Lukas 8:15

R. Haleluya, haleluya.

Berbahagialah mereka yang menuruti firman dengan kemurahan hati, dan yang menghasilkan buah dalam ketekunan.

R. Haleluya, haleluya.

Bacaan Injil: Lukas 8:4-15

Ketika orang banyak yang sangat besar jumlahnya itu berkumpul dan bergegas-gegas dari kota-kota datang kepada-Nya, maka berbicaralah Ia suatu kiasan.

Penabur itu keluar untuk menabur benihnya. Ketika ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.

Sebagian lagi jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah ia tumbuh, ia pun menjadi kering karena tidak mendapat air.

Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu semak duri itu tumbuh dan menghimpitnya sampai mati.

Dan sebagian lagi jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat. Sambil berkata demikian Ia berseru: “Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar.”

Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa arti perumpamaan itu.

Kepada mereka Ia berkata: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang lain diberitahukan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.”

Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.

Yang di pinggir jalan ialah mereka yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka yang percaya jangan diselamatkan.

Yang jatuh di atas batu karang itu ialah orang yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira. Tetapi mereka itu tidak berakar, sebab mereka percaya sebentar saja, dan dalam masa pencobaan, mereka murtad.

Dan yang jatuh dalam semak duri ialah orang-orang yang telah mendengarnya, lalu dalam perjalanan mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan serta kenikmatan hidup ini, sehingga mereka tidak menghasilkan buah.

Tetapi yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya di dalam hati yang baik dan sempurna, lalu menghasilkan buah dalam ketekunan.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Sabtu 20 September 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita diajak merenungkan dua hal penting dari bacaan pertama dan Injil. Dari surat Paulus kepada Timotius kita diingatkan tentang Allah yang adalah sumber hidup, satu-satunya yang kekal, Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan. Dialah yang mendiami terang yang tak terhampiri, yang tidak seorang pun dapat melihat sepenuhnya. Namun Allah yang begitu agung dan mulia itu justru mau hadir dalam hidup kita, menyapa kita, dan mengundang kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya, sampai saat kedatangan Kristus kembali.

Lalu, dalam Injil Yesus mengajarkan tentang penabur. Benih yang ditabur adalah firman Allah. Kita tahu firman ini bukan hanya huruf atau kata-kata, tetapi daya hidup yang mampu menumbuhkan, mengubah, dan menghasilkan buah. Tetapi hasilnya sangat tergantung pada tanah yang menerimanya. Ada benih yang jatuh di pinggir jalan, ada yang di tanah berbatu, ada yang di semak duri, dan ada yang di tanah subur. Firman yang sama, tetapi menghasilkan nasib yang berbeda.

Saudara-saudari, bukankah hidup kita sering kali mencerminkan keempat tanah itu? Ada saatnya kita seperti tanah di pinggir jalan—kita mendengar firman, tetapi cepat hilang, tergantikan oleh kesibukan, oleh kebisingan dunia, bahkan oleh godaan yang datang tanpa kita sadari. Ada kalanya kita seperti tanah berbatu—semangat di awal, penuh gairah, tetapi cepat layu ketika pencobaan datang. Ada pula saatnya kita menjadi tanah bersemak duri—firman Tuhan sebenarnya sudah tumbuh dalam hati, tetapi terkalahkan oleh kekhawatiran, oleh keinginan akan harta, jabatan, atau kenyamanan. Akhirnya firman itu tidak sempat berbuah.

Namun Yesus memberikan harapan: ada juga tanah yang baik. Tanah itu adalah hati yang mau mendengar dengan rendah hati, menyimpan firman, dan dengan sabar menumbuhkannya hingga berbuah. Inilah tantangan kita: bukan hanya mendengar, bukan hanya merasa tersentuh sesaat, tetapi menyimpan dalam hati, mengolahnya, dan bertekun di dalamnya. Buah itu tidak tumbuh instan. Sama seperti benih yang ditanam, ia butuh waktu, butuh disiram, butuh dijaga dari gulma, dan butuh kesabaran sampai panen tiba.

Maka firman hari ini sangat relevan dengan hidup kita sekarang. Dunia modern sering menawarkan kecepatan—kita ingin hasil cepat, perubahan instan, kepuasan segera. Tetapi firman Tuhan mengingatkan kita untuk sabar, bertekun, dan setia. Buah iman tidak muncul dari sekali misa, sekali doa, atau sekali melakukan hal baik. Ia muncul dari kesetiaan setiap hari, dari mendengar, menyimpan, dan melakukan firman dalam langkah-langkah kecil kehidupan kita.

Saudara-saudari terkasih, mari kita bertanya pada diri kita masing-masing: tanah macam apakah hati kita sekarang? Jika firman Tuhan ditaburkan hari ini, apakah ia akan cepat hilang, cepat layu, atau terhimpit oleh kekhawatiran? Ataukah kita mau membuka hati, menjaganya, dan memberi ruang bagi firman itu bertumbuh?

Kita tidak selalu bisa mengubah keadaan dunia di sekitar kita, tetapi kita bisa mengolah hati kita sendiri. Dengan doa, dengan kesetiaan dalam Ekaristi, dengan kasih dalam perbuatan kecil sehari-hari, kita sedang menggemburkan tanah hati kita. Semoga dengan demikian, ketika Sang Raja segala raja datang dalam kemuliaan, kita sudah siap menyambut-Nya dengan buah yang berlimpah dari hidup kita.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan yang Mahakasih, jadikan hatiku tanah yang subur bagi firman-Mu. Ajarilah aku setia dalam doa, sabar menghadapi cobaan, dan tekun berbuat kasih, agar hidupku menghasilkan buah yang nyata demi kemuliaan-Mu serta kebaikan bagi sesama. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

5 Merek Bedak Anti Kusam Buat Kulit Kering Biar Glow Up Maksimal, Ada Wardah, PIXY, MAKE OVER

Halo bestie! Lo pernah nggak sih ngerasa muka tuh kusam banget sampe bikin nggak pede? Padahal udah skincare-an rajin, tapi...

More Articles Like This

Favorite Post