Wednesday, October 29, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Rabu 5 November 2025 Lukas Lukas 14:25-33 dan Renungan Harian Katolik, Hari Rabu Biasa XXXI

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 5 November 2025.

Kalender Liturgi hari Rabu 5 November 2025 merupakan Hari Rabu Biasa XXXI, Santa Elisabeth dan Santo Zakarias dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 5 November 2025:

Bacaan Pertama: Rm. 13:8-10

Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!

Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 112:1-2,4-5,9

Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.

Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.

Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil.

Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.

Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil: Mzm 119:135

Ref. Alleluya, alleluya.

Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Bacaan Injil: Lukas 14:25-33

Barangsiapa tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka,

“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?

Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.

Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?

Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Rabu 5 November 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita diajak untuk merenungkan dua sabda yang, jika kita dengarkan dengan hati, sebenarnya berbicara tentang satu hal yang sama: tentang kasih, dan tentang totalitas kita dalam mengikut Yesus.

Dalam suratnya kepada umat di Roma, Santo Paulus menulis dengan sangat tegas: “Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, selain hutang kasih.” Kata-kata ini begitu sederhana, tapi sungguh mendalam. Paulus tidak sedang berbicara tentang uang, tentang utang piutang, tapi tentang sebuah panggilan hidup: bahwa setiap orang yang beriman kepada Kristus memiliki satu kewajiban yang tidak akan pernah lunas — yaitu mengasihi.

Kasih bukan sekadar perasaan hangat di hati. Kasih itu tindakan. Kasih itu keputusan. Kasih itu memilih untuk tidak berbuat jahat kepada sesama, memilih untuk tidak membalas kejahatan dengan kebencian, dan memilih untuk melihat orang lain sebagai sesama, bukan sebagai lawan. Paulus berkata, “Kasih adalah kegenapan hukum.” Artinya, semua perintah Tuhan — jangan membunuh, jangan mencuri, jangan berzinah, jangan mengingini — semuanya bermuara pada satu hal: kasih. Kalau kita benar-benar mengasihi, maka kita tidak akan melanggar hukum Tuhan.

Namun, Yesus dalam Injil hari ini membawa kita lebih jauh. Ia menantang kita, dengan sabda yang keras dan menusuk: “Barangsiapa tidak melepaskan diri dari segala miliknya, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Kalimat ini seringkali membuat kita gelisah. Bukankah kita butuh harta untuk hidup? Bukankah keluarga itu juga anugerah Tuhan? Lalu mengapa Yesus seolah meminta kita untuk “membenci” mereka?

Saudara-saudari, Yesus tidak sedang mengajarkan kita untuk membenci orang yang kita cintai. Ia sedang mengajak kita untuk menata cinta kita dengan benar. Ia tahu, hati manusia mudah sekali terikat — pada harta, pada kenyamanan, pada relasi, bahkan pada diri sendiri. Dan ketika keterikatan itu lebih kuat daripada kasih kita kepada Tuhan, maka kita tidak lagi bebas untuk mengikuti Dia.

Yesus ingin agar kita mencintai, tapi dengan cara yang benar — dengan menjadikan Tuhan sebagai pusat dari segala kasih itu. Maka ketika Yesus berkata, “Barangsiapa tidak melepaskan diri dari segala miliknya,” Ia mengundang kita untuk bertanya kepada diri sendiri: apa yang saat ini masih menahan aku untuk sungguh mengikuti Yesus?
Apakah gengsi? Apakah rasa takut kehilangan? Apakah keinginan untuk selalu nyaman dan aman?

Mengikut Yesus bukan hanya soal percaya, tetapi juga soal berani. Berani menanggung salib, berani mengambil keputusan meski sulit, berani berkata “ya” meski harus melepaskan sesuatu yang kita cintai.

Yesus memberi perumpamaan tentang orang yang hendak membangun menara atau raja yang hendak berperang. Semua itu bicara tentang kesadaran dan komitmen. Mengikuti Kristus bukan keputusan sesaat, tapi pilihan seumur hidup. Ia tidak mau pengikut yang setengah hati. Ia ingin murid-murid yang sadar betul akan konsekuensi dari pilihannya.

Maka, kasih yang diajarkan oleh Paulus hanya bisa kita jalankan dengan sungguh jika kita berani mengikuti Yesus secara total seperti yang Ia sabdakan dalam Injil hari ini. Kasih sejati menuntut pelepasan, pengorbanan, dan ketulusan.
Kasih sejati membuat kita mampu memberi tanpa berharap balasan, mengampuni tanpa menuntut permintaan maaf, dan tetap setia meski tidak dipahami.

Saudara-saudari, dunia sekarang ini sering mengajarkan bahwa kebahagiaan datang dari memiliki lebih banyak — lebih banyak uang, pengakuan, kenyamanan, atau relasi. Tapi Yesus menunjukkan jalan yang sebaliknya: kebahagiaan sejati justru datang ketika kita berani melepaskan, ketika kita berani mencintai tanpa pamrih.

Mari hari ini kita berdoa agar Tuhan memberi kita hati yang bebas untuk mencintai. Bebas dari rasa takut kehilangan, bebas dari ego, bebas dari keterikatan pada hal-hal duniawi. Sebab hanya hati yang bebaslah yang mampu mengasihi dengan sungguh, dan hanya kasih yang tuluslah yang membuat kita sungguh menjadi murid Kristus.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ajarlah aku untuk mengasihi dengan tulus tanpa pamrih. Bebaskan hatiku dari keterikatan pada harta dan ego. Berilah keberanian memikul salib setiap hari dengan sukacita, agar hidupku menjadi persembahan kasih bagi-Mu dan sesamaku. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Dari Santunan sampai Digitalisasi Begini Cara Jasa Raharja Jalankan Misinya untuk Masyarakat

Perusahaan Jasa Raharja itu yang suka bantuin korban kecelakaan lalu lintas dan penumpang umum lewat santunan. Tapi pernah kepikiran...

More Articles Like This

Favorite Post