Sunday, November 16, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 23 November 2025 Lukas 23:35-43 dan Renungan Harian Katolik, HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM, Hari Orang Muda Sedunia

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 23 November 2025.

Kalender Liturgi hari Minggu 23 November 2025 merupakan HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM, Hari Orang Muda Sedunia, Santo Klemens I Paus dan Martir, Santo Kolumban Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 23 November 2025:

Bacaan Pertama: 2 Samuel 5:1-3

Mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.

Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, yakni ketika Saul masih memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel.

Lagipula Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana, di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 122.1-2.4-5

Ref. ‘Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.

Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.

Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.

Bacaan Kedua: Kolose 1:12-20

Allah telah memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih.

Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kamu layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Terang.

Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.

Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu.

Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Markus 11:9.10

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud!

Bacaan Injil: Lukas 23:35-43

Tuhan, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja.

Ketika Yesus bergantung di salib, pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi mengejek-Nya, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah!”

Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah Raja Orang Yahudi”.

Salah seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Yesus, katanya, “Bukankah Engkau Kristus?” Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!” Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah?

Padahal engkau menerima hukuman yang sama! Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita. Tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”

Lalu ia berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!” Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 23 November 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Hari ini, di penghujung Tahun Liturgi, Gereja mengajak kita memandang Yesus bukan hanya sebagai Guru, bukan hanya sebagai Sahabat, bukan hanya sebagai Pribadi yang berjalan bersama kita, tetapi sebagai Raja—Raja Semesta Alam. Namun gambaran yang Injil berikan kepada kita begitu berbeda dari bayangan umum tentang raja: bukan duduk di takhta emas, bukan disanjung bala tentara, bukan diselubungi kemuliaan duniawi. Yang kita lihat justru Yesus yang tergantung di salib, ditertawakan, dihina, ditantang untuk membuktikan kuasa-Nya dengan cara dunia.

Ketika bangsa Israel mengurapi Daud menjadi raja, mereka datang dengan pengakuan yang jujur: “Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku.” Seorang raja sejati bukan penguasa yang hanya memerintah dari jauh, melainkan gembala yang mengenal, memelihara, dan merangkul kawanan-Nya. Dan Daud, dengan segala kelemahan mansianya, dipilih menjadi tanda awal dari raja yang kelak sempurna: Kristus sendiri. Jika Daud memimpin bangsa Israel menembus segala perjuangan dan pergolakan, Yesus memimpin kita melampaui kegelapan yang jauh lebih dalam: kegelapan dosa, rasa putus asa, dan hilangnya arah hidup.

Dalam surat kepada jemaat di Kolose kita mendengar sesuatu yang luar biasa: bahwa Allah telah memindahkan kita dari kuasa kegelapan kepada Kerajaan Anak-Nya yang terkasih. Kita ini bukan lagi milik kegelapan. Kita adalah warga Kerajaan Terang. Namun sering kali, dalam perjalanan hidup sehari-hari, kita masih merasa seolah-olah kegelapan itu lebih kuat: kecemasan yang tak kunjung reda, hubungan yang retak, tekanan hidup yang menyesakkan dada, usaha yang tak berjalan, atau luka masa lalu yang masih meneteskan perih. Di tengah semuanya itu, Gereja mengingatkan bahwa Kristus adalah kepala tubuh, pusat dari segalanya, dan Dia tidak meninggalkan kita. Kerajaan-Nya bukan kerajaan yang jauh di awan, melainkan Kerajaan yang sudah mulai hadir dalam hidup kita ketika kita berusaha untuk tetap setia, tetap jujur, tetap mengasihi.

Dan Injil hari ini membawa kita ke puncak pewartaan: Yesus sebagai Raja tampak paling jelas justru saat Ia tergantung tak berdaya di salib. Dunia mengejek-Nya karena dunia hanya memahami kuasa sebagai kemampuan untuk menyelamatkan diri sendiri, mempertahankan kehormatan, menunjukkan kehebatan, dan menang. Tetapi Yesus mengungkapkan kuasa yang berbeda: kuasa yang tidak memaksa, kuasa yang tidak membalas, kuasa yang memilih untuk tetap mengasihi meski disakiti. Inilah kuasa seorang Raja yang tidak turun dari salib agar kita tahu bahwa Ia tidak mau menjadi Raja tanpa membawa kita masuk dalam keselamatan.

Di sisi-Nya ada dua penjahat. Yang satu menghujat, menantang, menuntut: “Selamatkan diri-Mu!” Tetapi yang satu lagi melihat sesuatu yang dunia tidak lihat: ia melihat Raja yang memerintah melalui kelembutan hati, melalui kesetiaan yang bertahan sampai akhir. Dan ia berkata, “Yesus, ingatlah akan daku apabila Engkau datang sebagai Raja.” Sebuah permohonan sederhana, tanpa banyak penjelasan, tanpa membela diri, tanpa dalih—hanya hati yang jujur di hadapan Allah.

Jawaban Yesus sungguh mengguncangkan: “Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.” Bukan nanti, bukan setelah proses panjang, tetapi hari ini juga. Seolah-olah Yesus berkata: “Kerajaan-Ku bukan untuk mereka yang sempurna, tetapi untuk mereka yang kembali kepada-Ku.”

Saudara-saudari, banyak dari kita mungkin merasa seperti penjahat yang satu itu—punya kekurangan, punya masa lalu, punya kegagalan, punya sisi hidup yang tidak selalu membanggakan. Tapi hari ini, Yesus Raja kita tidak berdiri jauh. Ia ada di tengah pergumulan kita. Ia Raja yang memilih berada dalam penderitaan manusia agar tidak seorang pun merasa berjalan sendirian. Ia Raja yang memerintah lewat pengampunan, bukan hukuman; lewat kerendahan hati, bukan dominasi; lewat pelayanan, bukan kekuasaan.

Maka Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ini mengajak kita untuk memeriksa kembali: siapakah raja yang sebenarnya memimpin hidup kita sehari-hari? Apakah itu kekhawatiran? Prestasi? Jabatan? Komentar orang? Atau diri kita sendiri? Hari ini Yesus menawarkan diri bukan sebagai raja yang menakutkan, tetapi sebagai Raja yang mau masuk ke ruang-ruang paling kusut dalam hidup kita, mengubah kegelapan menjadi terang, dan mengangkat kita menjadi bagian dari Kerajaan-Nya.

Mari kita datang kepada-Nya seperti penjahat yang baik itu—dengan kejujuran, kerendahan hati, dan pengakuan bahwa kita sangat membutuhkan-Nya. Dan biarlah Ia berkata juga kepada kita: “Hari ini juga engkau bersama-Ku.”

Semoga Dia yang menjadi Raja di kayu salib, menjadi Raja di rumah kita, di hati kita, di pilihan-pilihan kita, dan dalam setiap relasi yang kita bangun. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, Raja yang penuh belas kasih, bimbinglah aku hidup dalam terang-Mu. Ajari aku rendah hati, setia, dan jujur menghadapi kelemahan diri. Ingatlah aku setiap langkah, agar hari ini aku lebih dekat kepada-Mu dan membawa damai-Mu kepada sesama. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Rully Anggi Akbar Suami Boiyen Ternyata Doktor UGM Pebisnis Travel dan Lebih Muda Empat Tahun

Kisah Cinta Rully Anggi Akbar dan Boiyen yang Bikin Netizen Auto Baper! Yup, komedian sekaligus penyanyi dangdut yang satu...

More Articles Like This

Favorite Post