Friday, November 21, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 25 November 2025 Lukas 21:5-11 dan Renungan Harian Katolik, Hari Selasa XXXIV

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 25 November 2025.

Kalender Liturgi hari Selasa 25 November 2025 merupakan Hari Selasa XXXIV, Perayaan fakultatif Santa Katarina dari Aleksandria Perawan dan Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 25 November 2025:

Bacaan Pertama: Dan. 2:31-45

Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan.

Adapun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, sedang pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat.

Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk.

Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas,

lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.

Itulah mimpi tuanku, dan sekarang maknanya akan kami katakan kepada tuanku raja: Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan,

dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, di manapun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu?tuankulah kepala yang dari emas itu.

Tetapi sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan lain, yang kurang besar dari kerajaan tuanku; kemudian suatu kerajaan lagi, yakni yang ketiga, dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi.

Sesudah itu akan ada suatu kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang menghancurluluhkan, maka kerajaan ini akan meremukkan dan menghancurluluhkan semuanya.

Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai dengan yang tuanku lihat besi itu bercampur dengan tanah liat.

Tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian.

Seperti tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat.

Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain:

kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya,

tepat seperti yang tuanku lihat, bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu.

Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Dan. 3:57-61

Pujilah Tuhan, hai segala buatan Tuhan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.

Pujilah Tuhan, hai segala malaikat Tuhan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.

Pujilah Tuhan, hai segenap langit, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.

Pujilah Tuhan, hai segala air di atas langit, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.

Pujilah Tuhan, hai segala tentara Tuhan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil: Wahyu 2:10c

Ref. Alleluya, alleluya.

Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan, dan Aku akan mengurniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Bacaan Injil: Lukas 21:5-11

Tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain.

Ketika itu beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu indah, dan berbagai macam barang persembahan.

Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Akan tiba harinya segala yang kalian lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain.”

Lalu murid-murid bertanya, “Guru, bilamanakah hal itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab Yesus, “Waspadalah, jangan sampai kalian disesatkan.

Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku, dan berkata, ‘Akulah Dia’ dan ‘Saatnya sudah dekat’. Janganlah kalian mengikuti mereka.

Dan bila kalian mendengar kabar tentang perang dan pemberontakan, janganlah kalian terkejut.

Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.”

Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan.

Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan.

Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Selasa 25 November 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, ketika kita mendengarkan bacaan dari Kitab Daniel hari ini, kita dibawa pada sebuah penglihatan yang dramatis—sebuah patung raksasa yang begitu mengagumkan, begitu gemerlap, namun ternyata rapuh. Dari emas, perak, tembaga, besi hingga tanah liat… semuanya berdiri megah, tetapi tidak memiliki dasar yang kokoh. Dan akhirnya, tanpa campur tangan manusia, sebuah batu kecil—yang tampaknya tak berarti—menghantam kakinya, dan seluruh kemegahan itu runtuh menjadi debu, hilang ditiup angin, tak berbekas.

Betapa gambaran itu terasa dekat dengan kehidupan kita. Kita hidup di zaman yang juga dipenuhi “patung-patung megah”: kesuksesan yang kita bangun, reputasi yang kita jaga, rutinitas yang kita yakini stabil, rasa aman yang kita pikir tak akan terusik. Kita merasa semuanya kokoh, indah, meyakinkan—sampai suatu hari kita sadar bahwa sebagian besar berdiri di atas “tanah liat”: hal-hal yang bisa retak kapan saja. Kita sering lupa bahwa apa pun yang kita miliki bukanlah fondasi sejati hidup kita. Atau, lebih jauh lagi, bahwa semuanya dapat runtuh tanpa peringatan.

Itulah konteks ketika Yesus hari ini berbicara tentang Bait Allah—bangunan yang begitu indah, begitu dikagumi. Dan Yesus berkata, “Tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain.” Perkataan yang keras, bahkan mungkin menyinggung, sebab bagi orang Yahudi, Bait Allah adalah pusat kehidupan, simbol iman, tumpuan harapan. Namun Yesus tahu, bahkan apa yang paling indah sekalipun bisa runtuh jika manusia menaruh keyakinan sepenuhnya pada hal-hal yang fana.

Yesus tidak sedang menakut-nakuti kita. Ia sedang mengembalikan kita kepada kenyataan paling mendasar: bahwa dunia ini tidak stabil, dan kita tidak dipanggil untuk mencari stabilitas di dalamnya. Bukan perang, bukan bencana, bukan keributan yang menjadi inti peringatan Yesus—melainkan kecenderungan kita untuk mudah disesatkan, untuk menggantungkan hidup pada hal yang rapuh, untuk percaya pada hal-hal yang menjanjikan kepastian palsu.

Yesus tahu kita mudah terseret oleh suara-suara yang berkata “Akulah dia”, “Ini saatnya”, “Inilah yang akan menyelamatkanmu”. Jaman kita pun demikian: terlalu banyak suara, terlalu banyak tokoh, terlalu banyak tawaran keselamatan instan—baik materi, rohani, emosional, bahkan yang mengatasnamakan iman. Dalam dunia yang penuh informasi dan kecemasan, kita bisa kehilangan pegangan jika kita tidak tahu di mana harus berdiri.

Dan hari ini, Yesus mengajak kita untuk kembali ke batu yang sejati itu—batu yang muncul dalam mimpi Daniel—batu yang lepas bukan oleh tangan manusia, dan yang menjadi gunung besar yang memenuhi bumi. Batu itu adalah Allah sendiri, Kristus sendiri. Dialah dasar yang tidak dapat digoyahkan, berdiri melampaui runtuhnya kerajaan, kekuasaan, sistem, maupun rencana manusia.

Saudara-saudari, hidup kita tidak selalu berjalan sesuai keinginan. Ada masa kita merasa kuat bagaikan emas dan perak; tetapi ada masa di mana kita sadar kita juga memiliki bagian yang rapuh seperti tanah liat. Dan seringkali justru pada bagian paling rapuh itulah Tuhan hadir. Ketika ambisi runtuh, ketika relasi hancur, ketika jalan tampak buntu, ketika kesehatan goyah, ketika dunia tidak bisa kita kendalikan—di sanalah kita diingatkan bahwa hidup tidak bertopang pada diri kita, tetapi pada Dia yang menjadi gunung kehidupan.

Yesus tidak meminta kita menjadi kebal terhadap ketakutan. Ia meminta satu hal: tetap waspada, tetap setia, tetap berpaut pada-Nya. Setia bukan berarti tidak pernah goyah; setia berarti kembali kepada-Nya lagi dan lagi, sekalipun dunia berguncang. Seperti batu yang menghancurkan patung itu, kerajaan Allah bekerja dengan cara yang tidak selalu tampak megah, tidak selalu dramatis, tidak selalu sesuai harapan kita. Ia tumbuh dari kepercayaan kecil, dari kesetiaan sederhana, dari doa yang paling sunyi, dari kebaikan yang mungkin tidak diperhatikan siapa pun—tetapi semuanya membangun sesuatu yang tidak akan pernah runtuh.

Maka hari ini, mari bertanya pada diri sendiri: pada batu apa aku sedang mendirikan hidupku? Pada emas dunia, atau pada batu yang kekal itu? Apakah imanku menjadi fondasi, atau hanya hiasan? Di tengah dunia yang penuh perang, gempa, berita buruk, kecemasan, Yesus tidak meminta kita melarikan diri. Ia meminta kita berdiri teguh—karena yang menopang kita bukan dunia, melainkan Dia.

Semoga kita memiliki keberanian untuk merelakan “patung-patung megah” kita runtuh, agar kita dapat berdiri di atas satu-satunya dasar yang tidak akan goyah: Kristus, batu penjuru kehidupan kita. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ajar aku meninggalkan hal-hal rapuh yang kuandalkan selama ini. Teguhkan hatiku untuk bersandar hanya pada-Mu. Di tengah ketidakpastian hidup, jadikan imanku kuat dan setia, agar setiap langkahku berada di atas dasar kasih-Mu yang kokoh. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Katalog Promo JSM Transmart Terbaru Periode 20–23 November 2025

Promo JSM Transmart balik lagi dengan harga yang bikin belanja makin happy! Periode promo kali ini berlangsung mulai 20...

More Articles Like This

Favorite Post