Sunday, December 21, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Kamis 25 Desember 2025 dan Renungan Harian Katolik, HARI RAYA NATAL

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Kamis 25 Desember 2025.

Kalender Liturgi hari Kamis 25 Desember 2025 merupakan Hari Raya Natal, Santa Anastasia Martir, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Kamis 25 Desember 2025:

Bacaan Pertama: Yesaya 52:7-10

“Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umatnya.”

O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik; yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion, “Allahmu meraja!”

Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: Mereka bersorak-sorai serempak. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya. Ia telah menebus Yerusalem.

Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6

Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar’na Ia sudah datang.

Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di antara para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.

Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.

Bacaan Kedua: Ibrani 1:1-6

“Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.”

Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.

Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan.

Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, “Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan”

Atau pun: “Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku”. Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia, Allah berkata, “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya.

Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita; marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa.

Bacaan Injil Yohanes: 1:1-18

“Firman telah menjadi manusia.”

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.

Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.”

Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Kamis 25 Desember 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Hari ini Gereja semesta bersukacita. Kita merayakan Hari Raya Natal, hari ketika Allah tidak lagi hanya berbicara dari kejauhan, tetapi sungguh datang, mendekat, dan tinggal bersama kita. Bukan sebagai penguasa yang menakutkan, melainkan sebagai seorang Anak yang lahir dalam kesederhanaan. Inilah inti iman kita hari ini: Allah yang begitu besar memilih jalan yang begitu dekat dengan manusia.

Nabi Yesaya dalam Bacaan Pertama mengajak kita membayangkan suatu pemandangan yang indah: seorang pembawa kabar baik berlari dari puncak bukit, mengabarkan damai, keselamatan, dan penghiburan. Yerusalem digambarkan sebagai reruntuhan, tempat yang hancur, lelah, dan kehilangan harapan. Namun justru di tempat seperti itulah Tuhan datang membawa hiburan. Saudara-saudari, gambaran ini sangat manusiawi. Bukankah hidup kita sering kali juga seperti reruntuhan? Ada luka yang belum sembuh, relasi yang retak, kegagalan yang masih membayangi, kekhawatiran tentang masa depan, atau rasa lelah karena perjuangan hidup yang tak kunjung selesai. Natal mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak menunggu hidup kita rapi dan sempurna. Ia datang justru ketika hidup kita berantakan. Ia hadir bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menghibur dan menebus.

Bacaan Kedua dari Surat kepada Orang Ibrani menegaskan bahwa Allah kini berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Jika dahulu Allah berbicara lewat para nabi, sekarang Ia berbicara lewat Yesus sendiri. Artinya, Allah tidak lagi hanya memberi pesan, tetapi memberikan diri-Nya. Yesus adalah wajah Allah yang bisa kita lihat, dengar, dan sentuh. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah yang masuk ke dalam realitas hidup manusia. Dalam Yesus, Allah tahu apa artinya lapar, lelah, ditolak, disalahpahami, bahkan menderita. Maka iman Kristiani bukanlah iman yang jauh dari kenyataan hidup, melainkan iman yang sangat membumi, masuk akal, dan bisa dijalani.

Injil Yohanes hari ini membawa kita lebih dalam lagi. “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.” Ini bukan sekadar kalimat indah, tetapi kebenaran yang mengubah cara kita memandang hidup. Allah memilih menjadi manusia. Ia masuk ke dalam gelapnya dunia, ke dalam kerapuhan manusia, ke dalam sejarah kita yang penuh luka dan dosa. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, dan kegelapan tidak dapat menguasainya. Natal bukan berarti hidup kita langsung bebas dari masalah. Natal berarti, di tengah masalah itu, ada Terang yang tidak pernah padam.

Namun Injil juga jujur mengatakan bahwa Terang itu tidak selalu diterima. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Betapa sering hal ini terjadi juga dalam hidup kita. Kita merayakan Natal, tetapi hati kita tertutup oleh ego, dendam, kesibukan, dan keinginan sendiri. Kita sibuk dengan perayaan, hadiah, dan tradisi, tetapi lupa memberi ruang bagi Yesus untuk sungguh tinggal dalam hati kita. Natal mengajak kita berhenti sejenak dan bertanya dengan jujur: apakah aku sungguh menerima Dia, atau hanya mengenal-Nya dari luar?

Kabar baiknya, Injil mengatakan bahwa semua orang yang menerima-Nya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah. Menjadi anak Allah berarti hidup dengan cara Allah: hidup dalam kasih, pengampunan, kejujuran, dan kepedulian. Ini bukan sesuatu yang muluk. Ini sangat konkret dan bisa dijalani dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita memilih berdamai daripada memperpanjang konflik, di situlah Natal menjadi nyata. Ketika kita mau mendengarkan dengan sabar, menolong tanpa pamrih, mengampuni meski sulit, dan setia dalam hal-hal kecil, di situlah Firman itu kembali “menjadi manusia” lewat hidup kita.

Saudara-saudari terkasih, Natal mengingatkan kita bahwa Allah tidak jauh. Ia dekat. Ia hadir di rumah kita, di tempat kerja kita, di keluarga kita, bahkan di hati kita yang paling rapuh. Dari kepenuhan-Nya kita menerima kasih karunia demi kasih karunia. Maka marilah kita pulang dari perayaan Natal ini dengan hati yang diperbarui. Biarlah Terang Kristus menerangi cara kita berpikir, berbicara, dan bertindak. Dengan demikian, hidup kita sendiri menjadi kabar baik bagi sesama, menjadi saksi bahwa Allah sungguh hadir dan bekerja di dunia ini.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, Engkau hadir dalam kerapuhan hidupku. Terangilah hatiku agar mau menerima-Mu setiap hari. Ajar aku hidup dalam kasih, pengampunan, dan kesetiaan sederhana, supaya lewat sikap dan perbuatanku, Engkau sungguh hadir bagi sesama, di tengah kesibukan, kelemahan, dan tantangan nyata kehidupan sehari-hari zaman ini. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Sabtu 27 Desember 2025 dan Renungan Harian Katolik, Pesta Santo Yohanes Rasul dan Pengarang Injil, Warna Liturgi Putih

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada...

More Articles Like This

Favorite Post