Friday, September 26, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 3 Oktober 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik, Hari Jumat Pertama Oktober 2025

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 3 Oktober 2025.

Kalender Liturgi hari Jumat 3 Oktober 2025 merupakan Hari Jumat Pertama, Santo Fransiskus Borgia, Pengaku Iman, Santo Ewaldus Bersaudara, Martir dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 3 Oktober 2025:

Bacaan Pertama : Bar. 1:15-22

Katakanlah sebagai berikut. Keadilan ada pada Tuhan, Allah kita, sedangkan malu muka pada kami, sebagaimana halnya hari ini, yaitu: pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja kami, para pemimpin, para imam dan nabi serta pada nenek moyang kami.

Memang kami telah berdosa kepada Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, untuk mengikuti segala ketetapan Tuhan yang telah ditaruh-Nya di hadapan kami.

Semenjak hari Tuhan membawa nenek moyang kami keluar dari negeri Mesir hingga dengan hari ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya Tuhan telah kami alpakan karena tidak mendengarkan suara-Nya.

Dari sebab itu maka melekatlah kepada kami semua bencana dan laknat yang telah diperintahkan Tuhan kepada Musa, hamba-Nya, waktu nenek moyang kami dibawa-Nya keluar dari negeri Mesir untuk dianugerahkan-Nya kepada kami suatu tanah yang berlimpah susu dan madunya, sebagaimana halnya hari ini.

Tetapi kami tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, sesuai dengan firman para nabi yang telah Tuhan utus kepada kami.

Bahkan kami telah pergi berbakti kepada allah lain, masing-masing menurut angan-angan hati jahatnya, dan kami melakukan apa yang durjana dalam pandangan Tuhan, Allah kami.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan : Mzm 79:1-2,3-5,8-9

Mazmur Asaf. Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke dalam tanah milik-Mu, menajiskan bait kudus-Mu, membuat Yerusalem menjadi timbunan puing.

Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu sebagai makanan kepada burung-burung di udara, daging orang-orang yang Kaukasihi kepada binatang-binatang liar di bumi.

Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang menguburkan.

Kami menjadi cela bagi tetangga-tetangga kami, menjadi olok-olok dan cemooh bagi orang-orang sekeliling kami.

Berapa lama lagi, ya TUHAN, Engkau murka terus-menerus, dan cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api?

Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami; kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemah kami.

Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya.

Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.

Bacaan Injil : Lukas 10:13-16

Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.

Maka pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit?

Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati. Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Jumat 3 Oktober 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Bacaan hari ini sungguh menyentuh hati kita. Dari Kitab Barukh, kita mendengar sebuah pengakuan jujur dari bangsa Israel: “Keadilan ada pada Tuhan, sedangkan malu muka ada pada kami.” Kata-kata itu bukan sekadar penyesalan, tetapi sebuah pengakuan bahwa kesalahan ada pada manusia, sementara Tuhan tetap setia dan adil. Mereka sadar, sejak nenek moyang mereka keluar dari Mesir hingga saat itu, mereka sering kali menutup telinga, tidak mau mendengar suara Tuhan, lebih memilih jalan hatinya sendiri, bahkan sampai menyembah allah lain.

Bukankah itu juga kisah kita hari ini? Kita tahu apa yang baik, kita tahu suara hati yang jernih, kita mendengar ajaran Tuhan di Gereja, tetapi sering kali kita memilih cara kita sendiri. Kita sibuk dengan urusan kita, dengan keinginan kita, dengan “allah-allah kecil” zaman ini: entah itu uang, jabatan, kesenangan, atau bahkan ego kita sendiri. Kita berlari ke sana kemari, lalu ketika hidup menjadi berat, barulah kita menoleh dan berkata, “Tuhan, tolonglah aku.”

Dalam Injil, Yesus menegur keras kota-kota yang pernah Ia kunjungi: Khorazim, Betsaida, Kapernaum. Mereka sudah melihat mukjizat, mendengar sabda, merasakan kasih Yesus, tetapi hati mereka tetap keras. Mereka tidak berubah, mereka tidak bertobat. Yesus seakan berkata, “Mukjizat bukanlah tontonan, tetapi undangan untuk bertobat. Jika engkau hanya kagum tapi tidak berubah, apa gunanya semua itu?”

Saudara-saudari, pesan hari ini jelas. Tuhan selalu setia, selalu berbicara, selalu hadir. Pertanyaannya: apakah kita mau mendengar? Atau hati kita masih keras seperti kota-kota itu? Kita tidak perlu menunggu mukjizat besar untuk percaya. Setiap hari Tuhan sudah berkarya: dalam keluarga kita, dalam kesehatan kita, dalam kesempatan bekerja, bahkan dalam napas hidup yang kita miliki sekarang. Itu semua tanda kasih-Nya. Tetapi, apakah kita mampu melihatnya? Apakah kita berani berkata, “Ya Tuhan, aku mau kembali, aku mau berubah”?

Pertobatan itu bukan sesuatu yang jauh atau rumit. Itu mulai dari hal sederhana: berani meminta maaf, berani mengampuni, berani jujur, berani meninggalkan kebiasaan buruk meskipun kecil. Pertobatan bukan hanya mengubah cara berpikir, tapi juga cara hidup.

Maka hari ini kita diajak untuk jujur di hadapan Tuhan, seperti bangsa Israel: mengakui dosa-dosa kita, kesalahan kita, dan sekaligus membuka diri kepada rahmat-Nya. Jangan sampai kita seperti Khorazim atau Betsaida—dekat dengan Yesus, tetapi hatinya tetap keras. Tuhan tidak meminta kita sempurna seketika, tetapi Ia menghendaki hati yang mau mendengar, hati yang mau kembali, hati yang mau bertobat.

Semoga sabda hari ini membuat kita berani menanggalkan “allah-allah kecil” dalam hidup kita, dan sungguh menjadikan Tuhan satu-satunya sandaran. Sebab di dalam Dia ada keadilan, ada pengampunan, ada hidup yang baru.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, bukalah hati kami agar tidak keras dan buta terhadap kasih-Mu. Ajarlah kami bertobat sungguh, meninggalkan keangkuhan dan allah-allah kecil hidup kami. Semoga setiap langkah sederhana kami hari ini setia pada-Mu, sumber pengampunan dan hidup baru. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

PLN Umumkan Tarif Listrik Oktober Sampai Desember 2025 Tetap Sama Lengkap Daftar per kWh

Kabar terbaru banget nih buat semua pelanggan PLN. Pemerintah akhirnya ngumumin kalau tarif listrik per 1 Oktober 2025 resmi...

More Articles Like This

Favorite Post