Sunday, September 21, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 28 September 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik, Hari Minggu Biasa XXVI, Warna Liturgi Hijau

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 28 September 2025.

Kalender Liturgi hari Minggu 28 September 2025 merupakan Hari Minggu Biasa XXVI, Peringatan Wajib Santo Wenseslaus, Raja Bohemia, Martir, Santo Laurensius Ruiz, Martir, Santa Eustakia, Perawan dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 28 September 2025:

Bacaan Pertama: Amos 6:1a.4-7

Yang duduk berjuntai dan bernyanyi akan pergi sebagai orang buangan.

Beginilah firman Tuhan, Allah semesta alam, “Celakalah orang-orang yang merasa aman di Sion, yang merasa tenteram di gunung Samaria! Celakalah orang yang berbaring di tempat tidur dari gading, dan duduk berjuntai di ranjang;

yang memakan anak-anak lembu dari tengah kawanan binatang yang tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya!

Celakalah orang yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! Sebab sekarang mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah hiruk pikuk pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 146:7.8-9a.9b-10

Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.

Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, Tuhan memberi roti kepada orang-orang yang lapar, dan membebaskan orang-orang yang terkurung.

Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.

Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-menurun.

Bacaan Kedua: Timotius 6:11-16

Taatilah perintah ini hingga pada saat Tuhan menyatakan diri.

Hai engkau, manusia Allah, jauhilah semua kejahatan, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar, dan rebutlah hidup yang kekal.

Untuk itulah engkau telah dipanggil, untuk itulah engkau telah mengikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. Di hadapan Allah yang memberikan hidup kepada segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang memberikan kesaksian yang benar di hadapan Pontius Pilatus, aku memperingatkan engkau: Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Saat itu akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, dan bersemayam dalam terang yang tak terhampiri.

Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang manusia pun dapat melihat Dia. Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal. Amin.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: 2Kor 8:9

Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.

Yesus Kristus menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya oleh karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.

Bacaan Injil: Lukas 16:19-31

Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dari kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.

Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu.

Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur.

Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku.

Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini’. Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk.

Sekarang ia mendapat penghiburan dan engkau sangat menderita. Selain daripada itu, di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu atau pun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang!’

Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu, Bapa, supaya Engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan ini’.

Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu!’ Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat’.

Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 28 September 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Sabda Tuhan hari ini sungguh mengajak kita untuk bercermin pada cara kita menjalani hidup sehari-hari. Nabi Amos dalam bacaan pertama dengan tegas menegur mereka yang hidup dalam kenyamanan, pesta pora, dan rasa aman palsu, tetapi menutup mata terhadap penderitaan bangsanya sendiri. Mereka merasa semuanya baik-baik saja, padahal ada kehancuran di sekitar mereka. Ini adalah teguran yang sangat relevan untuk zaman kita. Bukankah kita juga sering terlena dalam kenyamanan hidup, sibuk dengan kesenangan pribadi, sementara masih banyak orang di sekitar kita yang hidupnya terpuruk, lapar, atau merasa tak diperhatikan?

Santo Paulus dalam suratnya kepada Timotius melanjutkan pesan itu dengan cara yang lebih pribadi: ia menegaskan panggilan kita sebagai manusia Allah. Paulus tidak berkata “jadilah orang yang sukses, kaya, atau dipandang hebat,” tetapi “kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan.” Hidup iman bukan soal seberapa besar kemewahan yang bisa kita nikmati, melainkan bagaimana kita menghidupi kasih dalam keseharian. Di tengah dunia yang sibuk mengejar pencapaian dan pengakuan, Rasul Paulus mengingatkan bahwa yang abadi bukanlah gengsi atau harta, tetapi hidup kekal yang kita rebut melalui iman.

Lalu Injil membawa kita pada gambaran yang sangat jelas dan menyentuh: kisah orang kaya dan Lazarus. Orang kaya itu tidak digambarkan sebagai orang jahat yang memukul, merampas, atau mencuri. Ia hanya hidup dalam dunianya sendiri, sibuk dengan kemewahan dan pestanya, sampai tidak lagi peka pada Lazarus, si miskin yang ada tepat di pintu rumahnya. Di sinilah letak persoalannya: bukan karena ia kaya, melainkan karena ia tidak peduli. Ia gagal melihat bahwa keselamatan tidak hanya diukur dari apa yang kita miliki, tetapi dari apa yang kita bagikan.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa jurang antara orang kaya dan Lazarus sebenarnya tidak muncul setelah mati, tetapi sudah dibangun sejak mereka hidup di dunia. Jurang itu terbentuk dari hati yang tertutup, dari keengganan untuk peduli, dari kebiasaan merasa cukup hanya dengan hidup untuk diri sendiri. Dan jurang itu, kata Abraham, akhirnya tak bisa diseberangi lagi.

Saudara-saudari, betapa seringnya dalam hidup sehari-hari kita berjumpa dengan “Lazarus-Lazarus kecil”: orang-orang yang kesepian, teman kerja yang sedang tertekan, tetangga yang kekurangan, atau bahkan anggota keluarga sendiri yang menanti perhatian kita. Kadang kita tidak sadar karena terlalu sibuk dengan urusan kita sendiri. Hari ini Sabda Tuhan mengajak kita untuk membuka mata, membuka telinga, dan terutama membuka hati.

Maka marilah kita belajar untuk lebih peka, tidak hanya menunggu kesempatan besar untuk berbuat baik, tetapi memulainya dari hal-hal sederhana: menyapa dengan tulus, membantu dengan ikhlas, berbagi walau sedikit, mendengarkan dengan sabar. Itulah cara kita mengikis jurang yang memisahkan, itulah jalan kita menjadi manusia Allah yang sungguh hidup dalam iman, pengharapan, dan kasih.

Kiranya firman Tuhan hari ini menggerakkan kita untuk tidak sekadar puas dengan kenyamanan hidup, tetapi berani terlibat dalam penderitaan sesama. Sebab di situlah kita menemukan Kristus yang hadir dalam diri Lazarus zaman ini, dan di situlah kita akan merasakan hidup yang benar-benar bermakna.

Amin. ✝️

Doa Penutup

Tuhan Yesus, bukalah mataku agar peka pada sesamaku. Jadikan hatiku lembut untuk berbagi kasih, bukan hanya mencari kenyamanan diri. Ajarilah aku hidup sederhana, setia dalam iman, dan selalu menemukan Engkau dalam wajah orang kecil. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026 Sudah Resmi Ditetapkan Ini Link Download SKB 3 Menteri PDF

Kalian yang udah mulai mikirin planning liburan tahun 2026 depan, kabar gembira banget nih. Pemerintah baru aja ngerilis SKB 3...

More Articles Like This

Favorite Post