Wednesday, December 10, 2025

RPJMN 2025–2029 Menegaskan Arah Baru Pelayanan Kesehatan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Buat kebanyakan orang, tangga di depan Puskesmas itu cuma “tiga langkah kecil doang”. Tapi buat temen-temen pengguna kursi roda, tiga anak tangga itu rasanya kayak tembok gede yang ngejauhkan mereka dari hak buat sehat.

Petunjuk tanpa huruf braille bagi tunanetra itu ibarat masuk labirin, dan loket pendaftaran tanpa orang yang bisa bahasa isyarat bikin teman Tuli seolah-olah masuk ruang hampa—nggak kedengeran dan nggak kelihatan.

Selama bertahun-tahun, kata “aksesibilitas” sering cuma jadi pemanis di dokumen pembangunan. Tapi sekarang peta jalannya berubah total.

Pemerintah udah resmi ngetok palu buat RPJMN 2025–2029, dan kali ini isu inklusi nggak disisihin lagi—justru dimasukin ke jantung prioritas nasional buat penguatan SDM.

Nah, begitu kita bongkar dokumen tebelnya sampai ke bagian teknis, muncul satu pertanyaan penting banget:
“Apa sih indikator pelayanan kesehatan buat penyandang disabilitas yang bakal dipake pemerintah lima tahun ke depan?”

Dan ternyata jawabannya jelas banget, super spesifik, dan langsung nyentuh ke pelayanan kesehatan paling dasar di lapangan.

Disabilitas Masuk Arus Utama Pembangunan

RPJMN 2025–2029 jadi babak awal menuju visi besar Indonesia Emas 2045. Di sini penyandang disabilitas beneran ditempatkan sebagai subjek pembangunan—bukan objek, bukan tambahan, tapi orang yang punya hak setara buat akses layanan dasar.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) nge-breakdown visi besar itu ke parameter teknis yang bisa diaudit. Lewat Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan, fokus pemerintah nggak lagi cuma “ada layanannya atau nggak”, tapi lebih detail: “Seberapa ramah sih layanan itu?”

Dalam paparan resmi dan Surat Kemenkes Nomor KG.06.03/B.III/1000/2025 tertanggal 24 Juni 2025, pemerintah secara tegas ngawas kinerja daerah pakai indikator khusus.

Apa Itu ‘Ramah Disabilitas’? Nggak Cuma Ramp yang Curam

Sebelum nyebut nama indikatornya, kita harus paham dulu standar “ramah disabilitas” menurut RPJMN. Ini bukan sekadar bikin ramp asal ada atau nempelin poster inklusi. Pemerintah nyusun paket lengkap yang wajib ada:

1. Infrastruktur Fisik yang Aksesibel

Puskesmas harus punya:

  • jalur landai dengan kemiringan aman,
  • guiding block dari pintu gerbang sampai ruang layanan,
  • toilet khusus difabel dengan pegangan tangan,
  • ruang tunggu yang muat kursi roda.

2. SDM Kesehatan yang Kompeten

Bukan cuma ramah senyum, tapi:

  • ada tenaga fisioterapis, terapis wicara, atau psikolog klinis,
  • tenaga kesehatan terlatih buat skrining tumbuh kembang.

3. Komunikasi yang Inklusif

Petugas garda depan dan nakes harus bisa:

  • komunikasi dasar dengan penyandang disabilitas,
  • ngerti bahasa isyarat dasar biar teman Tuli nggak harus selalu bawa pendamping cuma buat ngomong soal kesehatan pribadi.

4. Alat Skrining Dini

Puskesmas wajib punya alat deteksi dini gangguan tumbuh kembang dan disabilitas lain supaya intervensi bisa dilakukan secepat mungkin.

Kenapa Indikator Ini Penting Banget?

Penetapan indikator ini bikin layanan inklusif bukan lagi jadi “amal kebaikan”, tapi kinerja yang harus dicapai. Artinya:

  • Kepala daerah dan kepala Puskesmas sekarang diuji nyata soal inklusi.
  • Komunitas difabel punya senjata advokasi yang lebih kuat.

Masyarakat kini bisa nanya dengan dasar yang jelas:
“Pak/Bu, kenapa Puskesmas di kecamatan kami belum ramah disabilitas? Padahal target nasionalnya harus naik.”

Ini langkah nyata buat nerapin amanat UU Penyandang Disabilitas dan konvensi internasional yang udah Indonesia ratifikasi.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 16 Desember 2025 Matius 21:28-32 dan Renungan Harian Katolik, Hari Biasa Pekan III Adven

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada...

More Articles Like This

Favorite Post