Pernah liat nggak video atau postingan soal bumbu instan asal Indonesia yang dijual di California tapi… eh kok ada label peringatan gitu? Tulisan di labelnya lumayan bikin kaget sih, ada kata-kata “cancer” dan “reproductive harm.”
Auto heboh netizen, langsung rame dibahas di TikTok, IG, sampe grup WA emak-emak. Nah, label ini tuh ternyata nyambung banget sama yang namanya Proposisi 65.
Tapi tenang, gua udah ngulik dan bakal jelasin ke lo semua, yuk, kita kepoin bareng-bareng!
🌟 Apa Itu Proposisi 65? Jangan Panik Dulu!
Jadi gini, Proposisi 65 alias Prop 65 itu nama beken dari sebuah undang-undang di California yang udah ada sejak tahun 1986.
Nama resminya sih rada panjang: Safe Drinking Water and Toxic Enforcement Act of 1986.
Intinya, ini undang-undang yang dibikin biar warga California punya hak tahu soal bahan kimia berbahaya yang ada di produk sehari-hari.
Kalau ada bahan yang bisa bikin kanker, cacat lahir, atau gangguan reproduksi—produsennya wajib banget kasih peringatan lewat label.
Gak kasih peringatan? Siap-siap dituntut dan kena denda.
Label yang biasa muncul kayak gini nih:
“⚠️ WARNING: This product can expose you to chemicals including [nama bahan], which is known to the State of California to cause cancer and birth defects or other reproductive harm.”
Nah, label kayak gitu muncul gara-gara produk itu ngandung satu atau lebih bahan kimia dari daftar khusus Prop 65, yang dikelola sama OEHHA (Office of Environmental Health Hazard Assessment).
🧂 Terus Kenapa Bumbu Instan Indonesia Bisa Kena?
Pertanyaan sejuta umat! Jadi gini guys, bukan berarti bumbu instan kita itu beracun atau berbahaya ya.
Tapiii… pas diuji, bisa aja ketemu kandungan bahan kimia yang masuk daftar Prop 65, walaupun cuma dikit banget. Misalnya nih:
- Akrilamida (Acrylamide): Muncul waktu makanan digoreng atau dipanggang suhu tinggi. Sering ada di snack, kopi, bahkan kentang goreng.
- Timbal (Lead): Bisa nyelip dari rempah-rempah kayak kunyit atau kayu manis yang terkontaminasi tanah.
- Arsenik: Bisa keikut dari padi atau bahan makanan yang tumbuh di tanah dengan kandungan arsenik tinggi.
- Kadmiun (Cadmium), BPA, DEHP, dan lainnya: Biasa nyempil dari kemasan, lingkungan, atau proses produksi.
Jadi label itu tuh sebenernya bukan tuduhan, tapi lebih ke “we just wanna let you know” gitu lho. Transparansi aja.
Bahkan produk-produk dari brand besar dunia juga banyak kok yang punya label Prop 65.
⚙️ Gimana Cara Kerjanya Proposisi 65?
Prop 65 punya standar yang super ketat. Misalnya, kalau ada bahan kimia yang berisiko bikin kanker dalam 1 dari 100.000 orang setelah 70 tahun paparan terus-menerus, itu udah cukup buat diwajibin pasang label.
Dan lo tau gak? Banyak perusahaan tuh akhirnya milih pasang label aja walaupun kandungannya mungkin masih di bawah batas aman.
Soalnya kalau gak pasang, terus ada yang nuntut, proses hukum dan biayanya bisa ribet banget. Biar aman, mereka langsung aja tempel label Prop 65 biar gak kena batunya.
🤔 Jadi Aman Gak Nih Bumbu Instannya?
Jawabannya: Belum tentu berbahaya, tapi konsumen berhak tahu.
Label itu bukan berarti produknya dilarang atau ditarik dari pasaran.
Di Indonesia sendiri, standar BPOM bisa beda, dan selama belum ada pelanggaran di sini, berarti produk itu masih aman dikonsumsi sesuai aturan.
Tapi ya… sebagai konsumen cerdas, kita juga penting tau informasi ini. Kalo lo parno, bisa pilih produk yang gak ada label itu.
Tapi kalau lo masih mau makan bumbu favorit lo—asal secukupnya dan gak berlebihan, ya gak masalah juga sih.
Ingat, racun tuh bukan cuma dari zatnya, tapi juga dari jumlahnya. Bahkan air putih kebanyakan juga bisa bahaya, kan?
📝 Kesimpulannya guys:
- Proposisi 65 = aturan di California soal peringatan bahan kimia.
- Bumbu instan Indonesia yang dijual di sana kena label karena bisa aja ngandung bahan kimia kayak akrilamida atau timbal.
- Label itu bukan berarti produknya bahaya banget, tapi lebih ke biar konsumen dikasih heads up.
- Banyak brand gede juga kena label ini, jadi bukan cuma produk Indo doang.
Kalau kamu punya bumbu instan favorit yang kena label ini, gak usah panik lebay ya.
Tapi juga, gak ada salahnya makin peduli sama apa yang masuk ke tubuh kita. Cek label, baca info, dan… jangan cuma ikut tren—ikut ngerti juga!