Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 22 September 2025.
Kalender Liturgi hari Senin 22 September 2025 merupakan Hari Senin Biasa XXV, Santo Thomas dari Vilkanova, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Mauritius dkk, Martir dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 22 September 2025:
Bacaan Pertama: Ezra 1:1-6
Barangsiapa termasuk umat Allah, hendaknya ia pulang ke Yerusalem dan mendirikan rumah Allah.
Pada tahun pertama pemerintahan Koresh, raja negeri Persia, Tuhan menggerakkan hati Koresh untuk menggenapkan firman yang diucapkan Nabi Yeremia. Maka di seluruh kerajaan diumumkan secara lisan maupun tulisan demikian, “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: ‘Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia menugasi aku mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda.
Barangsiapa di antara kalian yang termasuk umat Allah, semoga Allah menyertai dia! Hendaknya ia berangkat pulang ke Yerusalem yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah Tuhan, Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem.
Dan setiap orang Israel yang masih hidup, di mana pun ia berada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah di Yerusalem’.”
Maka, berkemas-kemaslah kepala-kepala keluarga orang Yehuda dan orang Benyamin, serta imam dan orang-orang Lewi; pendek kata setiap orang yang hatinya digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah Allah yang ada di Yerusalem.
Dan semua orang di sekeliling mereka membantu mereka dengan perak dan emas,harta benda dan ternak, dan dengan pemberian yang indah-indah, selain segala sesuatu yang dipersembahkan dengan sukarela.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mazmur : 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawaria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bait Pengantar Injil : Matius 5:16
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat peruatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.
Bacaan Injil: Lukas 8:16-18
Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya.
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur; tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah melihat cahayanya.
Sebab tiada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tiada suatu rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu perhatikanlah cara kalian mendengar. Karena barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya, akan diambil.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 22 September 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita diajak merenungkan sebuah panggilan yang sangat sederhana, namun begitu mendalam dan relevan bagi hidup kita: panggilan untuk pulang dan membangun kembali rumah Allah. Dalam Bacaan Pertama dari Kitab Ezra, kita melihat bagaimana Allah menggerakkan hati Raja Koresh untuk memulihkan umat-Nya yang telah lama terpisah dari tanah mereka. Allah tidak hanya memanggil orang-orang Israel untuk kembali ke Yerusalem, tetapi juga menyediakan segala dukungan yang mereka perlukan—baik perak, emas, harta benda, maupun bantuan dari sesama. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa panggilan Allah selalu disertai dengan kasih dan perhatian, bahwa Dia tidak menuntut kita bekerja sendirian.
Bayangkan, saudara-saudari, bagaimana rasanya bagi orang-orang yang rindu pulang setelah lama berada di tanah asing. Ada kerinduan yang menyesakkan dada, namun juga harapan yang membuncah: rumah Allah menanti untuk dibangun kembali. Tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama, tidak semua orang berada dalam posisi yang mudah, tapi yang penting adalah hati yang mau digerakkan oleh Allah. Hati yang mau pulang, hati yang mau membangun, hati yang mau berserah pada rancangan Tuhan.
Kita pun, di zaman sekarang, mungkin tidak dipanggil untuk meninggalkan negeri jauh atau membangun bait suci fisik seperti orang-orang Israel dulu. Namun, setiap kita memiliki “Yerusalem” pribadi—tempat di mana Allah ingin hadir dalam hidup kita. Mungkin itu adalah rumah tangga kita, komunitas kita, pekerjaan kita, atau hati kita sendiri. Allah mengajak kita untuk membangun rumah-Nya di tengah kehidupan sehari-hari. Membawa kasih, kebaikan, kejujuran, dan pengampunan ke dalam hubungan kita. Membiarkan cahaya Allah bersinar melalui tindakan kita, sebagaimana Yesus mengingatkan dalam Injil: pelita tidak diletakkan di bawah tempayan, tetapi di atas kaki dian agar semua orang dapat melihat cahayanya.
Seringkali kita takut untuk menunjukkan iman dan kebaikan kita. Kita ragu, malu, atau berpikir bahwa hal kecil yang kita lakukan tidak berarti. Tetapi Allah mengingatkan kita bahwa setiap terang, sekecil apa pun, memiliki kekuatan untuk menyingkirkan kegelapan. Setiap kebaikan yang dilakukan dengan tulus akan terlihat dan memberi inspirasi bagi orang lain. Dan bukan hanya itu, hati yang menerima terang Allah akan semakin bertumbuh dalam kebajikan. Barangsiapa sudah memiliki terang, akan diberikan lebih banyak lagi; barangsiapa menutup diri, cahaya itu perlahan hilang.
Saudara-saudari, hari ini kita diundang untuk menengok hati kita sendiri: apakah kita sudah membiarkan Allah memulihkan “Yerusalem” dalam hidup kita? Apakah kita menyalakan pelita iman dan menempatkannya di tempat yang terlihat, agar orang lain pun dapat merasakan kehangatan dan harapan dari cahaya itu? Allah menggerakkan hati kita, memberi kita sumber daya—bukan hanya materi, tapi juga kasih, tenaga, bakat, dan peluang. Tugas kita adalah menjawab panggilan-Nya dengan keberanian, kesetiaan, dan sukacita.
Marilah kita pulang, marilah kita membangun, marilah kita menyalakan pelita kasih di tengah dunia ini. Karena saat kita membiarkan cahaya Allah bersinar melalui hidup kita, kita tidak hanya membangun rumah-Nya, tapi juga membawa sukacita, damai, dan harapan kepada sesama. Dan sungguh, pengalaman itulah yang membuat hidup kita bermakna, terasa hidup, dan dekat dengan Allah.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Kasih, tuntunlah hatiku pulang kepada-Mu. Ajarku menyalakan pelita iman dalam hidup sehari-hari, membawa kasih, kebaikan, dan sukacita bagi sesama. Berikan aku keberanian dan hikmat untuk membangun rumah-Mu dalam hati dan tindakanku. Amin.