QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sekarang udah kayak “teman setia” buat belanja digital. Tapi jangan santai, gengs! Bank Indonesia (BI) ngingetin soal modus penipuan yang lagi marak di kalangan pedagang dan pembeli.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, bilang ada dua modus penipuan yang paling sering terjadi dan harus diwaspadai.
“Pedagang bisa saja memakai QR yang bukan miliknya, sehingga pembeli berisiko salah melakukan scan. Karena itu, pengguna harus memperhatikan apakah nama merchant sudah benar dan harga barang sesuai,” ujar Filianingsih.
Artinya, sebelum nge-scan QR, pastiin dulu nama merchant sama jumlah yang harus dibayar udah bener. Jangan cuma tergiur sama gambar QR atau tulisan “bayar di sini”.
Modus lain yang sering terjadi adalah bukti transfer palsu. Pelaku bisa nunjukin screenshot seolah-olah pembayaran sukses, padahal duit belum masuk ke rekening pedagang.
“Bisa saja pembelinya nakal, dia sudah menyiapkan seperti bukti transfernya. Artinya pedagang harus memperhatikan notifikasi bukti transaksi masuk,” jelas Filianingsih.
Intinya, pembeli jangan asal percaya, pedagang juga harus teliti. Kalau nggak, dana dari pembeli bisa nyasar ke rekening yang salah, dan bikin rugi dua pihak.
BI juga ngingetin semua pihak, mulai dari asosiasi pedagang, industri, hingga media, buat barengan edukasi masyarakat supaya transaksi QRIS aman. Apalagi QRIS sekarang udah jadi primadona, dengan lebih dari 40 juta merchant dan 57,6 juta pengguna sampai Agustus 2025.
“Edukasi ini tugas dari kita semua. Karena QRIS sudah menjadi pilihan utama untuk transaksi retail, maka semua pihak bertanggung jawab untuk menjaga keamanannya,” tandasnya.
Jadi, tips singkat buat aman dari QRIS bodong:
- Cek nama merchant sebelum scan.
- Pastikan nominal transaksi sesuai.
- Pantau notifikasi transaksi masuk.
- Hati-hati bukti transfer palsu, jangan langsung percaya screenshot.
Dengan sedikit teliti, transaksi QRIS bisa tetap aman dan nyaman. Jadi, belanja digital tetap seru, tapi nggak bikin kantong bolong karena penipu!