Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 9 Mei 2025.
Kalender Liturgi hari Jumat 9 Mei 2025 merupakan Hari Jumat Biasa Pekan III Paskah, Santo Sirilus dari Sasarea, Martir, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 9 Mei 2025:
Bacaan Pertama Kis. 9:1-20
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?”
Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.”
Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun.
Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.
Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: “Ananias!” Jawabnya: “Ini aku, Tuhan!”
Firman Tuhan: “Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.”
Jawab Ananias: “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.”
Tetapi firman Tuhan kepadanya: “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.”
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.”
Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.
Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. (9-19b) Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.
Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 117:1,2
Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!
Bait Pengantar Injil Yoh 6:56
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.
Bacaan Injil Yohanes 6:52-59
“Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman.”
Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?”
Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan Daging Anak Manusia dan minum Darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu,
barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman.
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 9 Mei 2025
Pertemuan yang Mengubah Hidup
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Bayangkan seseorang yang paling Anda takutkan. Mungkin seseorang yang pernah menyakiti Anda, seseorang yang keras, keras kepala, bahkan membenci Anda karena iman Anda. Sekarang bayangkan, Tuhan menyuruh Anda untuk menemuinya… bukan untuk melawan, tapi untuk menyembuhkan. Untuk membawa kasih. Untuk menjadi saluran rahmat.
Inilah yang dialami oleh Ananias dalam bacaan pertama hari ini dari Kisah Para Rasul. Seorang murid sederhana, diperintahkan oleh Tuhan untuk menemui Saulus — seorang penganiaya Gereja, musuh umat Kristen, seorang yang datang dengan kuasa untuk menangkap dan memenjarakan mereka.
Tapi di mata Tuhan, Saulus bukan musuh. Ia adalah alat pilihan.
Tuhan melihat jauh melampaui masa lalu seseorang. Dia tidak berhenti pada dosa atau kegagalan manusia. Dia melihat potensi, panggilan, dan masa depan yang bisa dipakai untuk kemuliaan-Nya. Saulus, si penganiaya, dipanggil untuk menjadi Paulus, sang rasul.
Saudara-saudari, berapa banyak dari kita merasa diri tidak layak? Mungkin kita pernah jauh dari Tuhan. Mungkin kita pernah menolak-Nya, bahkan dalam cara yang halus: cuek pada doa, malas berbuat kasih, atau terlalu sibuk membenarkan kesalahan orang lain. Tapi Tuhan tidak menyerah. Dia tetap datang, seperti cahaya dari langit, menyapa kita dalam perjalanan kita sendiri. Kadang bahkan Dia membiarkan kita “buta” sejenak, agar kita belajar melihat dengan hati.
Dan di saat kita paling rapuh—seperti Saulus yang buta, tak makan, tak minum—di situlah Tuhan bekerja. Bukan dengan kekuatan, tapi melalui kehadiran sesama. Melalui tangan Ananias, Tuhan memulihkan penglihatan Saulus. Lewat pelukan, keberanian, dan pengampunan, hidup seseorang diubah.
Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah kita bersedia menjadi “Ananias” bagi sesama? Untuk datang kepada orang yang sulit kita terima, yang pernah mengecewakan kita, dan menjadi alat Tuhan untuk membawa pemulihan?
Bacaan Injil hari ini mengajak kita lebih dalam lagi. Yesus berbicara tentang diri-Nya sebagai makanan sejati. Ia mengundang kita untuk makan dan minum Daging dan Darah-Nya—sebuah persekutuan yang sangat intim, menyatu dengan Tuhan. Bukan sekadar mengenal Yesus dari jauh, tapi tinggal dalam Dia dan mengizinkan Dia tinggal dalam kita.
Ini bukan ajaran mudah. Bahkan para pendengar-Nya waktu itu pun bingung dan bertengkar karena merasa ini “tidak masuk akal.” Tapi justru dalam kedalaman misteri ini, kita diajak percaya: bahwa hidup kekal, kekuatan untuk berubah, bahkan keberanian untuk mengampuni, semuanya mengalir dari Tubuh dan Darah Kristus yang kita sambut dalam Ekaristi.
Saudara-saudari, perjumpaan dengan Kristus akan selalu mengubah hidup kita. Bukan hanya untuk merasa lebih baik, tapi untuk menjadi lebih hidup—lebih serupa dengan-Nya.
Maka hari ini, mari kita renungkan dua hal:
- Adakah aku seperti Saulus—perlu dijatuhkan dari kesombongan dan diarahkan kembali ke jalan Tuhan?
- Ataukah aku seperti Ananias—dipanggil untuk melangkah keluar dari rasa takut, dan menjadi tanda kasih Tuhan bagi orang yang tak mudah kukasihi?
Kristus hadir di tengah kita, sungguh sebagai roti kehidupan. Ia yang telah mengubah Saulus menjadi Paulus, ingin juga mengubah kita. Hari ini, marilah kita membuka hati: biarkan cahaya-Nya menyapa, dan biarkan diri kita menjadi alat pilihan-Nya, dalam hidup nyata, di tengah dunia yang butuh cinta.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ubahlah hatiku seperti Engkau mengubah Saulus. Singkirkan kesombongan dan ketakutanku, agar aku berani mengampuni, mengasihi, dan melayani. Tinggallah dalam aku, ya Tuhan, agar hidupku menjadi jalan kasih-Mu bagi sesama. Amin.