Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 24 Mei 2025.
Kalender Liturgi hari Sabtu 24 Mei 2025 merupakan Hari Sabtu Biasa Pekan V Paskah, Santa Yoana, Pendamping Rasul-rasul, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 24 Mei 2025:
Bacaan Pertama Kis 16:1-10
“Menyeberanglah ke Makedonia, dan tolonglah kami”
Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium,
dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.
Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya.
Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. 16:8 Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas.
Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” Setelah Paulus melihat penglihatan itu,
segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 100:1-2.3.5
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku
Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai.
Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
Bait Pengantar Injil Kol 3:1
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah.
Bacaan Injil Yohanes 15:18-21
“Kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia.”
“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku,
mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Mei 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini, Sabda Tuhan mengajak kita untuk merenungkan dua hal penting dalam kehidupan kita sebagai orang beriman: ketaatan pada panggilan Tuhan, dan keteguhan dalam menghadapi tantangan sebagai murid Kristus.
Mari kita mulai dari kisah Paulus dalam Bacaan Pertama. Kita dengar bagaimana Paulus dan Silas berjalan dari kota ke kota, menyampaikan keputusan para rasul dan penatua. Mereka tidak asal jalan, tapi sangat peka dan taat pada tuntunan Roh Kudus. Bahkan ketika mereka ingin pergi ke Asia atau Bitinia, mereka ditahan oleh Roh Kudus dan Roh Yesus. Lalu, Paulus mendapat sebuah penglihatan: ada seseorang dari Makedonia yang berseru, “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami.” Ini bukan cuma mimpi. Ini panggilan. Dan mereka langsung taat.
Bapak, Ibu, Saudara-saudari,
Dalam hidup kita, sering Tuhan juga menyapa kita dengan cara yang tak terduga. Kadang lewat situasi, lewat orang-orang yang meminta tolong, lewat panggilan hati. Tapi sayangnya, kita sering kali tidak peka. Kita terlalu sibuk dengan rencana kita sendiri, agenda kita sendiri. Paulus memberi contoh, bahwa jika kita mau mendengarkan dan taat, Tuhan bisa berkarya luar biasa lewat kita. Lihatlah: begitu Paulus menuruti penglihatan itu, Injil sampai ke Makedonia, bahkan terus menyebar ke Eropa dan dunia.
Saudara-saudari,
Sekarang mari kita renungkan Injil hari ini. Yesus berkata dengan sangat jujur dan tegas: “Kalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku.” Kalimat ini keras. Tapi juga penuh penghiburan. Yesus tidak menjanjikan hidup yang mulus. Tapi Ia menjanjikan kesetiaan dan kemenangan.
Kadang kita pikir, kalau kita hidup baik, berdoa, aktif di gereja, kita akan selalu disukai, hidup akan lancar. Tapi Yesus bilang: “Karena kamu bukan dari dunia, dunia akan membenci kamu.” Artinya, hidup sebagai murid Kristus memang tidak selalu populer. Bisa jadi kita dikucilkan, dianggap aneh, ditolak. Tapi justru di situlah kita dimurnikan, dan dipanggil untuk setia.
Iman bukan soal kenyamanan, tapi soal kesetiaan. Seperti Paulus dan Silas, kita dipanggil untuk menyeberang—kadang ke tempat atau situasi yang tidak nyaman, tapi di sanalah Tuhan ingin kita hadir.
Mari kita renungkan: Apakah saya sudah cukup peka mendengar panggilan Tuhan dalam hidup saya? Apakah saya siap menyeberang—keluar dari zona nyaman saya—untuk membantu, hadir, dan bersaksi bagi sesama? Apakah saya tetap setia ketika dunia menolak saya karena iman saya?
Saudara-saudari yang terkasih,
Tuhan memanggil kita bukan untuk menjadi nyaman, tapi untuk menjadi terang dan garam dunia. Kita bukan milik dunia. Kita milik Kristus. Dan karena itu, mari kita jalani hidup ini dengan berani dan setia. Kadang kita harus menyeberang, melawan arus, dan mungkin menghadapi penolakan. Tapi jangan takut. Kita tidak sendiri. Kristus sudah lebih dahulu mengalami semuanya. Dan Ia selalu berjalan bersama kita.
Semoga Sabda Tuhan hari ini menguatkan kita, membuat kita peka terhadap suara-Nya, dan berani menanggapi panggilan-Nya—apa pun bentuknya, di mana pun itu. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, tuntun aku untuk peka mendengar panggilan-Mu, berani melangkah keluar dari zona nyaman, dan setia mengikuti-Mu meski dunia menolak. Jadikan aku terang dan penghiburan bagi sesama yang berseru: “Tolonglah kami.” Amin.