Di era sekarang, makin banyak orang sadar kalau peran ayah itu bukan cuma “pencari nafkah” terus pulang capek. Anak-anak butuh sosok ayah yang hadir, nyambung diajak ngobrol, dan bisa jadi role model yang kece buat tumbuh kembang mereka.
Nah, dari situlah muncul GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), program kece yang digagas BKKBN buat nge-boost peran ayah di keluarga biar makin relevan sama realita generasi muda zaman now.
GATI bukan cuma slogan manis—program ini didesain biar para ayah dan calon ayah bisa hadir full package: hadir fisik, hadir hati, dan hadir sebagai panutan. Tujuannya jelas: lahirkan generasi yang mandiri, percaya diri, optimis, dan siap bersaing.
Selain itu, GATI juga digerakkan buat ngatasin masalah fatherless, yaitu kondisi ketika ayah ada tapi nggak benar-benar hadir—entah dari sisi emosi, waktu, atau interaksi.
Sasaran Program GATI: Siapa Sih yang “Disasar”?
Program ini ternyata luas banget jangkauannya. Empat kelompok ini jadi fokus utamanya:
1. Remaja Laki-Laki (Calon Ayah Masa Depan)
Mereka dibekali soal karakter, tanggung jawab, dan mindset sehat tentang peran ayah. Biar nanti pas jadi ayah, nggak “kaget” dan siap mental.
2. Ayah dengan Anak Usia Dini
Ini masa krusial buat pembentukan emosi dan otak anak. Ayah didorong buat ikut hadir, main bareng, memeluk, ngasih rasa aman—nggak cuma jadi “badut weekend”.
3. Ayah dengan Anak Pra-Remaja
Fase labil-labilnya anak dimulai di usia ini. Ayah berperan sebagai support system penting biar anak punya kepercayaan diri dan paham cara bergaul yang sehat.
4. Ayah dengan Anak Remaja (10–24 Tahun yang Belum Menikah)
Usia ini penuh keputusan besar: masa sekolah, pergaulan, passion, dan masa depan. Di sinilah ayah diharapkan jadi pembimbing, bukan cuma komentator.
Empat Indikator Ayah Teladan ala GATI
Biar ayah punya “standar kelayakan teladan”, GATI bikin 4 indikator keren yang relatable banget:
1. Kehadiran Fisik + Emosional (Double Combo Wajib!)
Ayah teladan bukan cuma ada di rumah, tapi terhubung.
Mulai dari nemenin main, dengerin curhatan random anak, sampai ngasih pelukan dan apresiasi kecil.
Kehadiran fisik + emosional = fondasi bonding keluarga yang kuat.
2. Aktif Berinteraksi di Aktivitas Anak
Nggak harus liburan mahal atau agenda mewah.
Main bola bareng, baca buku, bantu PR, atau sekadar masak mie instan bareng aja udah jadi memori penting buat anak.
Intinya: hadir dengan kualitas, bukan cuma kuantitas.
3. Jadi Role Model yang Layak Ditiru
Anak itu belajar dari apa yang mereka lihat.
Ayah teladan jadi contoh dalam hal:
- jujur
- disiplin
- cara nyelesaikan masalah
- attitude dalam kehidupan sosial
Ayah bukan cuma guru, tapi juga cerminan masa depan anak.
4. Tanggung Jawab Pengasuhan (Nggak Cuma “Urus Ibu Aja”)
Pengasuhan itu kerja tim.
Ayah perlu ikut ambil keputusan, memahami kebutuhan anak, dan terlibat langsung dalam pengasuhan—baik fisik, psikologis, maupun pendidikan.
Bukan cuma “yang penting cari uang”.
Kalau ditanya apa sasaran Program GATI?
Jawabannya: dari remaja laki-laki sampai para ayah dengan anak usia 0–24 tahun.
Lalu, apa indikator ayah teladan versi GATI?
Yaitu:
- Hadir fisik & emosional
- Aktif berinteraksi
- Memberi teladan
- Bertanggung jawab dalam pengasuhan
Program ini hadir bukan cuma buat formalitas, tapi jadi gerakan nasional yang nge-boost peran ayah biar keluarga Indonesia makin kuat dan anak-anak punya figur laki-laki yang bisa mereka banggakan.
