Guys, jadi baru-baru ini dunia maya lagi panas banget gara-gara YouTuber favorit kita, Nessie Judge, kejebak di tengah badai kontroversi.
Ceritanya, di video Halloween spesial bareng NCT Dream buat segmen #NERROR, Nessie pasang foto Junko Furuta sebagai dekorasi latar.
Nah, di sini masalahnya mulai muncul. Buat sebagian orang Jepang, itu bukan sekadar foto horor biasa, tapi foto korban dari kasus tragis banget di masa lalu. Akibatnya?
💥 Warganet Jepang langsung ngamuk dan bilang kalau Nessie nggak peka sama isu sensitif.
💬 Netizen Ribut di X (Twitter): Indonesia vs Jepang!
Begitu video itu naik, platform X (alias Twitter) langsung meledak.
Netizen Jepang ngerasa Nessie udah “eksploitasi tragedi kemanusiaan” karena make wajah korban nyata buat konten hiburan.
Tapi di sisi lain, banyak fans Indonesia yang ngebela Nessie. Mereka bilang,
“Itu cuma salah paham budaya doang, Nessie nggak ada niat jahat kok!”
Akhirnya, drama antarbangsa pun nggak bisa dihindari. Bahkan beberapa orang Jepang sempat ngebahas hal-hal sejarah yang bikin makin runyam 😬
🙏 Nessie Judge Akhirnya Klarifikasi & Minta Maaf
Karena ombak kritik makin gede, Nessie langsung gerak cepat dan bikin klarifikasi.
Lewat akun X pribadinya, dia nulis:
“Halo semuanya. Kami sadar tindakan kami kurang pantas. Nggak ada niat buat menertawakan korban, tapi kami salah langkah. Kami minta maaf.”
Nessie juga bilang kalau kontennya udah dihapus dan timnya bakal evaluasi proses kreatif biar nggak kejadian lagi.
Props buat Nessie sih, karena dia tanggung jawab banget dan langsung own up kesalahannya 👏
⚔️ Warganet Jepang vs Indonesia: Perdebatan Makin Panas
Nah, yang tadinya cuma soal konten, malah jadi debat sejarah.
Ada akun Jepang yang bilang kalau dulu tentara Jepang bantu Indonesia lawan Belanda, tapi warganet Indo langsung gercep ngebalas:
“Bro, jangan geser topik. Kalian juga punya catatan kelam waktu penjajahan dulu.”
Akhirnya perdebatan melebar ke mana-mana. Ada yang bahas romusha, jugun ianfu, sampai isu keadilan sejarah.
Internet emang kadang bisa jadi medan perang opini yang nggak ada ujungnya 😅
👧 Siapa Junko Furuta, dan Kenapa Kasusnya Sensitif Banget?
Oke, biar nggak salah paham, kita bahas dulu siapa sebenarnya Junko Furuta.
Junko lahir 18 Januari 1971 di Misato, Jepang. Dia cewek SMA yang dikenal baik, pintar, dan ceria banget. Tapi hidupnya berubah drastis di akhir 1988.
Junko diculik dan disiksa selama 40 hari penuh oleh sekelompok remaja. Kasusnya terkenal banget dengan sebutan:
“Kasus siswi SMA yang dikubur dalam beton” (Joshikōsei Konkuriito-zume Satsujin Jiken).
Detail kasusnya kejam banget sampai bikin banyak orang Jepang trauma berat.
Makanya, ketika wajah Junko muncul di konten hiburan, warganet Jepang ngerasa itu nggak menghormati korban sama sekali.
🧩 Kronologi Singkat Kasus Junko Furuta
📅 25 November 1988 – Junko diserang dua remaja: Hiroshi Miyano dan Shinji Minato.
🚪 Dia dibawa ke rumah Minato di Tokyo dan disekap selama 40 hari.
👿 Empat pelaku utama:
- Hiroshi Miyano (18)
- Jō Ogura (17)
- Shinji Minato (16)
- Yasushi Watanabe (17)
Selama disekap, Junko mengalami penyiksaan brutal sampai akhirnya meninggal pada 4 Januari 1989.
Mayatnya ditemukan beberapa bulan kemudian dalam drum semen — dan sejak itu, kasusnya jadi legenda kelam Jepang.
⚖️ Hukuman Para Pelaku
Keempat pelaku ditangkap dan dijatuhi hukuman antara 5 sampai 20 tahun penjara.
Banyak warga Jepang ngerasa itu nggak adil banget — masa kejahatan sekejam itu cuma dihukum segitu doang?
Akhirnya kasus ini sering dijadiin contoh kegagalan sistem hukum Jepang buat nangani kriminalitas remaja ekstrem.
Setiap kali ada konten bertema kriminal atau horor, kasus Junko Furuta selalu muncul lagi di dunia maya.
Tapi yang bikin ribut kali ini bukan ceritanya — melainkan cara penyajiannya.
Netizen bilang:
“Kalau bahas tragedi nyata, harusnya jangan pake foto asli korban buat dekorasi hiburan.”
Intinya sih, bukan cuma soal budaya, tapi juga tentang batas moral dan empati.
Kontroversi ini nunjukin satu hal penting: di era digital, satu frame foto bisa nyulut debat antarnegara.
Yang niatnya cuma buat “seru-seruan” bisa berubah jadi isu sensitif kalau nggak hati-hati.
Jadi, pelajaran buat kita semua (termasuk kreator konten):
🧠 Pahami konteks budaya sebelum upload.
💬 Dengerin kritik dengan kepala dingin.
💞 Selalu jaga rasa hormat ke korban nyata.
Kasus Junko Furuta tetap jadi salah satu tragedi paling kelam dalam sejarah Jepang — dan sekarang jadi pengingat global kalau konten bukan cuma soal “menarik,” tapi juga soal “beretika.”
Sementara itu, Nessie Judge udah minta maaf dan berjanji bakal lebih hati-hati.
Netizen? Masih debat. Tapi setidaknya, diskusi ini bikin kita sadar kalau empati tuh nggak kenal batas negara 🌍
Konten boleh keren, tapi kalau nyentuh luka sejarah — jangan lupa rem dulu, guys.
