Kamis, Mei 16, 2024

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 16 Februari 2024 Lengkap Renungan Harian, Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Doa Penutup

Must Read
5/5 - (1 vote)

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral.

Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat Jumat, 16 Februari 2024.

BACA JUGA: RILIS! Jadwal Misa Rabu Abu 2024 Semua Paroki Keuskupan Surabaya Termasuk Kapel dan Stasi, Wilayah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Kediri, Jombang, Nganjuk

BACA JUGA: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Sabtu 17 Februari 2024 Lengkap Renungan Harian, Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Doa Penutup

Kalender Liturgi hari ini Jumat, 16 Februari 2024 merupakan Hari Jumat sesudah Rabu Abu, Onesimus, Pelayan Filemon, Martir, Santo Porforios, Martir, dengan Warna Liturgi Ungu.

Yuk, kita simak susunan lengkap Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Jumat, 16 Februari 2024:

Bacaan Pertama Yesaya 58:1-9a

“Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman.”

Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka,

dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku.

Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah,

dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?”

Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena.

Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah?

Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan?

Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah;

dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera.

Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 51:3-4.5-6a.18-19

Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.

Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.

Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil Amos 5:14

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Bacaan Injil Matius 9:14-15

“Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”

Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?

Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Bacaan Injil Hari Jumat 16 Februari 2024

Renungan Harian Katolik Jumat, 16 Februari 2024

Saudara-saudaraku yang terkasih dalam Kristus, Selamat memasuki Retret Agung Pra-Paskah melalui Pantang dan puasa. Dalam bacaan Injil dan Bacaan Pertama hari ini, Tuhan mengajak kita untuk merenungkan makna sejati dari berpuasa.

Dalam Injil, Yesus menjelaskan bahwa puasa tidak dapat dilakukan oleh murid-murid-Nya selama Dia masih bersama mereka. Namun, Dia menyatakan bahwa saat Dia diambil dari mereka, barulah mereka akan berpuasa. Ini mengisyaratkan kepada kita tentang pentingnya kesiapan dan kesediaan kita untuk menempuh masa-masa kesulitan dan penyangkalan diri saat Kristus tidak lagi hadir secara fisik di tengah-tengah kita.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memperjelas dan mempertegas makna puasa kepada orang-orang yang mempertanyakannya. Murid-murid Yohanes yang melihat puasa secara legalis menjalankan puasa sebagai tujuan. Tidak peduli apa makna dan tujuan puasa, pokoknya dijalankan saja! Banyak orang zaman sekarang masih berpandangan seperti itu. Karenanya, Yesus di sini menegaskan bahwa perjumpaan dan relasi dengan Tuhan jauh lebih utama daripada aturan puasa. Manusia bukan untuk Sabat, melainkan Sabat untuk manusia!

Saudara-saudari yang terkasih, selama masa Prapaskah ini, kita sebagai umat kristiani menjalankan pantang dan puasa. Tidak sedikit dari kita yang jatuh dalam pandangan bahwa pantang dan puasa sebatas kewajiban belaka. Makna dan tujuannya dilupakan, sehingga malah dipakai untuk menghakimi orang lain yang tampaknya tidak berpuasa. Sekali lagi, puasa bukanlah tujuan. Puasa adalah sarana dan kesempatan bagi kita agar semakin mampu menguasai ego dan nafsu, sehingga semakin dapat mengandalkan Tuhan dan mencintai sesama.

Dari Bacaan Pertama, kita mendengar seruan keras Tuhan melalui nabi Yesaya. Tuhan menuntut agar kita memperhatikan bahwa puasa yang dikehendaki-Nya bukanlah sekadar ritual atau tindakan lahiriah semata, melainkan sebuah transformasi hati yang nyata. Puasa yang benar adalah ketika kita mengakhiri ketidakadilan, membebaskan yang terbelenggu, dan memberikan bagi mereka yang kurang beruntung. Puasa yang sesungguhnya adalah ketika kita memperlihatkan belas kasihan dan kasih kepada sesama, terutama kepada yang paling membutuhkan.

Yesus mengajarkan makna dan tujuan terpenting puasa-pantang, bahwa kita diajak untuk semakin menunjukkan kasih kepada sesama: berbagi sukacita, perlindungan yang nyaman dan penyembuhan (pengampunan) dalam hidup bersama. Yesus tidak ingin puasa-pantang menjadi semangat egosentris agar orang melihat betapa sucinya kita. Melalui tindakan yang nyata dan sederhana kepada sesama, orang bisa melihat dan mengenal betapa baiknya Allah yang kita imani.

Puasa merupakan pintu masuk bagi seseorang untuk semakin peka terhadap kehendak Allah dan semakin peka dengan situasi orang-orang di sekitarnya. Puasa seharusnya membawa manusia itu lebih manusiawi, menjadi manusia yang sesungguhnya, menjadi manusia yang berakal dan berbudi. Puasa seyogyanya membawa orang yang berpuasa itu kembali pada gambaran semula, yakni gambaran yang serupa dengan Allah.

Makna yang dapat kita ambil dari kedua bacaan ini adalah bahwa puasa yang sejati bukanlah sekadar menahan diri dari makanan atau kenikmatan duniawi, tetapi lebih pada peningkatan hubungan kita dengan Allah dan pelayanan kepada sesama. Puasa yang sesungguhnya adalah ketika kita memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia. Puasa yang sesungguhnya adalah ketika kita mengubah hati dan tindakan kita menjadi lebih sesuai dengan kehendak-Nya.

Oleh karena itu, marilah kita menjadikan puasa sebagai momen refleksi dan peningkatan iman kita. Marilah kita jauhkan diri dari dosa-dosa kita dan perbaiki hubungan kita dengan Allah. Marilah kita juga berbuat baik kepada sesama, memberikan kepada yang membutuhkan, dan menghapuskan ketidakadilan di sekitar kita. Dengan demikian, terang iman kita akan merekah seperti fajar, dan kita akan mendengar panggilan Allah yang mengatakan, “Ini Aku,” sebagai tanda bahwa kita telah hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Puasa merupakan upaya untuk menyadarkan diri, mencari, mendekati, dan mengalami kasih Tuhan. Ketika Yesus, sang mempelai itu, hadir di dalam hati kita, maka kasih, damai, dan sukacita akan bersemayam dalam diri kita.

Marilah kita bersama-sama menempuh perjalanan puasa dengan penuh kesungguhan hati dan penuh kasih, sehingga kita dapat menjadi saksi akan kemurahan dan kebaikan Tuhan bagi dunia ini. Tuhan memberkati. Amin.

Doa Penutup

Ya Tuhan yang Maha Pengasih, semoga puasa ini membawa kami untuk semakin mengenal dan mencintai-Mu. Bimbinglah kami dalam menghadapi tantangan hidup dengan penuh keimanan dan kasih, agar kami dapat menjadi terang bagi sesama dan hidup sesuai dengan kehendak-Mu.

Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Jadwal Kapal Pelni KM Tidar Tanggal 16-26 Mei 2024 Ke Tual, Dobo, Kaimana, Rute Lain Cek Semua Disini

Hayo, siapa yang udah siap-siap buat jalan-jalan naik kapal? Kapal Pelni KM Tidar bakal berlayar dari Ambon pada Rabu,...

More Articles Like This

Favorite Post