Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 14 Mei 2025.
Kalender Liturgi hari Rabu 14 Mei 2025 merupakan Hari Rabu Biasa Pekan IV Paskah, Pesta Santo Matias, Rasul, Santa Maria Dominika Mazzarello, Pengaku Iman, Santo Mikhael Garicoits, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Merah.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 14 Mei 2025:
Bacaan Pertama Kisah Para Rasul 1:15-17.20-26
Pada waktu itu berdirilah Petrus di tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya.
Ia berkata, “Hai, Saudara-saudara, harus digenapi nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud, tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.
Dahulu ia termasuk bilangan kami, dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. Sebab ada tertulis dalam Kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya. Dan lagi: Biarlah jabatannya diambil orang lain.
Jadi harus ditambahkan kepada kami satu orang yang dipilih dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke surga meninggalkan kami.
Bersama kami ia harus menjadi saksi tentang kebangkitan Yesus.” Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan juga bernama Yustus, dan Matias.
Mereka semua lalu berdoa, “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang! Tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas, yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.”
Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu, dan yang kena undi adalah Matias. Dengan demikian Matias ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 113:1-2.3-4.5-6.7-8
Ref. Tuhan mendudukkan dia bersama para bangsawan.
Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama para bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya.
Bait Pengantar Injil Yohanes 15:16
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.
Bacaan Injil Yohanes 15:9-17
Pada perjamuan malam terakhir Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu!
Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku
jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya.
Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 14 Mei 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini, firman Tuhan mengajak kita merenungkan dua hal yang sangat penting dalam kehidupan kita sebagai orang beriman: kesetiaan dalam kasih dan panggilan untuk menjadi saksi.
Mari kita mulai dari Bacaan Pertama.
Di tengah komunitas yang sedang kehilangan salah satu dari mereka—Yudas, yang mengkhianati Yesus—Petrus berdiri. Ia tidak tinggal diam dalam kehilangan dan luka batin. Ia justru mengambil tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan misi yang telah dimulai oleh Yesus. Dan cara yang mereka tempuh sangat manusiawi: mereka berdoa, mereka berdiskusi, lalu mereka undi.
Bayangkan, ini para rasul—orang-orang pilihan Tuhan. Tapi mereka tidak langsung mendapat suara dari langit. Mereka tetap harus bergumul, memilih, dan percaya bahwa Tuhan bekerja juga lewat cara-cara sederhana.
Saudara-saudari, berapa banyak dari kita yang sedang menanti keputusan besar dalam hidup? Mungkin memilih pasangan hidup, pekerjaan, memutuskan sekolah anak, atau menentukan arah hidup rohani kita. Kadang kita berharap Tuhan memberi jawaban cepat dan ajaib. Tapi bacaan hari ini mengingatkan: Tuhan bekerja juga lewat keheningan, lewat kebersamaan, dan lewat proses.
Dan menariknya, dari dua nama yang diusulkan, terpilihlah Matias. Tidak banyak yang kita tahu tentang dia. Tapi yang penting adalah, dia setia. Ia hadir sejak awal—dari pembaptisan Yesus oleh Yohanes hingga kenaikan-Nya ke surga. Kesetiaan itulah yang membuat ia layak menjadi saksi kebangkitan.
Kesetiaan dalam hal-hal biasa, itulah yang mempersiapkan kita untuk tanggung jawab yang luar biasa.
Lalu, dalam Injil hari ini, Yesus berkata, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.” Ini adalah ayat yang sangat personal.
Tuhan Yesus sedang bicara bukan sebagai guru kepada murid, tetapi sebagai sahabat kepada sahabat. Ia memilih kita, bukan karena kita sempurna, bukan karena kita pintar atau paling rohani, tapi karena Ia mengasihi kita.
Kadang, dalam hidup, kita merasa tidak layak. Kita mungkin berpikir: “Tuhan, saya terlalu berdosa. Saya terlalu gagal. Saya tidak pantas disayang.” Tapi justru di situlah kasih Allah bekerja: Dia memilih, bahkan di antara kelemahan dan luka kita.
Yesus lalu memberi kita perintah yang sangat jelas: “Kasihilah seorang akan yang lain.”
Ini bukan pilihan. Ini perintah. Tapi bukan perintah yang kering dan menuntut. Ini perintah yang lahir dari kasih. Bukan kasih yang sentimental atau sekadar perasaan, tapi kasih yang memberi diri. Seperti Dia yang memberikan nyawa-Nya bagi sahabat-sahabat-Nya.
Saudara-saudari, ini bukan teori. Ini sangat nyata.
Mungkin ada di antara kita yang sedang sulit mengasihi:
Mengasihi pasangan yang makin hari makin terasa jauh.
Mengasihi orang tua yang sakit dan makin merepotkan.
Mengasihi rekan kerja yang menusuk dari belakang.
Mengasihi diri sendiri yang selalu kita salahkan.
Tapi justru di situ Yesus memanggil kita. Ia tidak menyuruh kita mencintai karena orang itu pantas, tapi karena kita sudah terlebih dahulu dikasihi oleh-Nya.
Maka hari ini, marilah kita belajar tiga hal:
- Percaya bahwa Tuhan memilih kita, bukan karena kita layak, tapi karena Ia mengasihi kita.
- Setia dalam hal-hal kecil dan biasa, sebab di situlah Tuhan mempersiapkan kita menjadi saksi-Nya.
- Belajar mengasihi secara konkret, dimulai dari rumah, tempat kerja, dan lingkungan kita.
Kalau kita hidup dengan kasih seperti itu, kata Yesus, “sukacitamu akan menjadi penuh.”
Dan hidup kita tidak akan jadi biasa-biasa saja, tapi akan menghasilkan buah yang tetap—buah yang bisa dinikmati banyak orang, bahkan setelah kita tidak lagi ada. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajar aku setia dalam hal-hal kecil, percaya bahwa Engkau memilihku dengan kasih, bukan karena layakku. Bimbing aku untuk mengasihi dengan tulus, meski sulit, dan jadikan hidupku berbuah bagi sesama, dalam setiap langkah sederhana yang kujalani. Amin.