Sudah denger belum soal istilah “epok-epok keliling” yang lagi rame banget di jagat medsos? 😆
Awalnya sih cuma obrolan santai doang pas live streaming akun resmi Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, tapi gara-gara mic nggak dimatiin… boom! Satu Indonesia langsung heboh!
🫢 Awal Mula Munculnya Istilah “Epok-Epok Keliling” berawal dari salah satu staf humas Pemkot Surabaya yang juga admin medsosnya Pak Wali, namanya Hening Dzikrillah, lagi nge-live kegiatan Pak Eri di lapangan.
Nah, setelah sesi live itu, doi kira siaran udah off dan mic udah dimute. Eh, ternyata belum! Terus keplesetlah obrolan santai yang bunyinya begini: “Kalau kayak gini, Mat, videonya bagus. Simpen dulu aja, siapa tahu nanti hujan bisa dipakai, epok-epok keliling.”
Waduh! 😬 Kalimat “epok-epok keliling” itu langsung jadi trending topik. Banyak netizen mikir, maksudnya tuh kayak “pura-pura keliling” atau cuma buat konten doang, gitu.
Padahal mungkin niat si Hening cuma bercanda doang sama temennya. Tapi yaa, lo tau sendiri, dunia maya tuh cepet banget nyebarin hal-hal beginian.
🎥 Kronologi Siaran Live yang Jadi Viral
Kejadiannya pas siaran langsung kegiatan Pak Eri di lapangan. Hening nge-handle live-nya, tapi pas dikira udah berhenti, ternyata masih nyala.
Alhasil, suara belakang layar alias obrolan tim admin terekam dan kedengeran semua sama ribuan orang yang lagi nonton.
Ada juga suara admin lain yang nanya-nanya: “Eh iki lek wis ngene, lak gak metu suarane yo?” (Artinya: “Eh kalau kayak gini, suaranya nggak keluar kan?”)
Tapi ya udah telat, guys. Netizen udah keburu denger semuanya dan mulai ngulik maksud “epok-epok keliling” itu apa.
Jadilah potongan video itu nyebar ke mana-mana, dari TikTok, Instagram, sampai Twitter (eh, X maksudnya 😜).
🗣️ Klarifikasi dan Permintaan Maaf dari Hening
Abis video itu viral, Hening langsung buka suara. Doi bikin klarifikasi di Instagram-nya @heningdzikrillah dan ngaku kalau itu murni kesalahan pribadi, nggak ada niat jelek sama sekali, apalagi buat nyindir Wali Kota.
Katanya gini: “Bapak Wali Kota tidak tahu menahu soal ucapan saya. Itu murni kelalaian pribadi. Saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat dan kepada Bapak Wali Kota atas kelalaian saya.”
Dia juga bilang kalau “epok-epok keliling” cuma ucapan spontan bercanda, bukan sindiran atau nyindir kegiatan Pak Wali yang emang terkenal rajin banget turun ke lapangan langsung buat ketemu warga.
🙏 Langkah Gentle: Mundur dari Jabatan
Sebagai bentuk tanggung jawab, Hening akhirnya mengundurkan diri dari posisi admin medsos dan staf humas Pemkot Surabaya. Banyak yang bilang, langkah ini keren banget — gentle, profesional, dan elegan. 💪
Tapi di sisi lain, banyak juga yang kasihan, karena jelas banget ini cuma kesalahan kecil yang kebesaran di dunia maya. Tapi ya gitu, sob, di era digital kayak sekarang, mic lupa dimute aja bisa jadi headline nasional.
🧠 Makna di Balik “Epok-Epok Keliling”
Buat lo yang masih penasaran, “epok-epok” itu dari bahasa Jawa yang artinya “berpura-pura” atau “kayak seolah-olah”. Jadi kalau “epok-epok keliling”, kira-kira maksudnya “pura-pura keliling”.
Nah, masalahnya, karena kalimat itu kedengeran di konteks kegiatan resmi pejabat, jadinya sensitif banget. Wajar sih kalau publik langsung bereaksi, apalagi netizen Indo tuh udah level FBI kalau soal ngulik hal-hal beginian 😅.
🧍♂️ Respons dari Wali Kota Eri Cahyadi
Yang lucu, ternyata Pak Eri-nya sendiri nggak tahu apa-apa pas kejadian itu!
Beliau lagi fokus di lapangan, sibuk ngobrol sama warga. Jadi obrolan “epok-epok keliling” itu murni antara tim admin di balik layar.
Pak Eri selama ini dikenal low profile dan dekat sama rakyat, jadi banyak warga yang juga kasih dukungan ke beliau. Pemkot pun nggak ngasih sanksi tambahan apa-apa, cuma menjadikan ini pelajaran penting buat tim komunikasi biar lebih hati-hati lagi ke depannya.
Profil Hening Dzikrillah?
FYI, Hening ini bukan orang sembarangan, sob. Doi lulusan Ilmu Komunikasi STIKOSA-AWS, kampus yang terkenal banget di dunia komunikasi publik.
Selain kerja di humas, Hening juga sering jadi MC di acara-acara resmi Pemkot. Jadi ya wajar aja dia dipercaya ngurus akun medsos Pak Wali.
Tapi, kayak pepatah bilang, “Satu detik kelalaian bisa viral se-Indonesia.” Dan bener aja, insiden ini jadi pelajaran mahal buat semua anak muda yang kerja di dunia digital: sekecil apapun yang lo ucapin, bisa direkam, disebar, dan diinterpretasi sesuka netizen.
Kasus “epok-epok keliling” ini tuh contoh nyata gimana era digital nggak punya ruang privat. Sekali live, lo harus siap banget sama segala kemungkinan. Salah dikit aja bisa jadi bahasan nasional.
Tapi salut juga sama Hening yang berani ngaku salah dan mundur dengan elegan. Itu nunjukin kalau tanggung jawab dan profesionalisme masih ada, bahkan di tengah kehebohan dunia maya.
Jadi bro, next time lo live di IG atau TikTok, cek dulu tuh mic, beneran dimute apa belum. Jangan sampai lo juga “epok-epok” depan kamera 😜
